Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

davidp90Avatar border
TS
davidp90
TANPA RASA BAB 29 GERUTU : BAKAT / TALENTA
      <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Cambria Math"; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:1; mso-generic-font-family:roman; mso-font-formatemoticon-Embarrassmentther; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:0 0 0 0 0 0;} @font-face {font-family:Calibri; panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-familyemoticon-Swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-520092929 1073786111 9 0 415 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; margin-top:0cm; margin-right:0cm; margin-bottom:10.0pt; margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi; mso-fareast-language:EN-US;} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi; mso-fareast-language:EN-US;} .MsoPapDefault {mso-style-type:export-only; margin-bottom:10.0pt; line-height:115%;} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 72.0pt 72.0pt 72.0pt; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} -->
GERUTU : BAKAT

            Bakat adalah sesuatu yang terdapat pada diri seseorang yang apabila ditekuni bisa menjadi modal berharga bagi kelangsungan hidup si empunya bakat. Ada istilahnya bakat yang terpendam. Makanya perlu untuk diasah dan digali supaya bakat tersebut dapat optimal dan bermanfaat. Bahkan ada ajang pencarian bakat. Mungkin  sebagian orang meyakini akan hal yang baru saja aku sebutkan tadi. Mungkin  juga tidak. Lantas apa hubungan antara bakat dengan  potensi? Apakah keduanya merupakan padanan kata saja? Atau adakah perbedaannya? Bakat lebih dulu muncul sebelum adanya faktor-faktor pendukung lainnya. Sedangkan bisa disebutkan merupakan sebuah potensi apabila sudah nampak faktor-faktor pendukung yang menguatkannya. Apakah demikian?

            Bakat? Aku tidak mempercayainya. Aku lebih senang menggunakan kata minat. Bakat bukanlah terlahir dengan sendirinya. Apalagi bila dikatakan adanya bakat karena adanya garis keturunan dari kedua orangtuanya atau bahkan garis keturunan yang jauh sebelumnya. Tidak masuk diakal jika terciptanya bakat hanya karena alasan seperti itu. Sebuah contoh kasus. Seorang anak dari salah satu orangtuanya yang menjadi pelukis. Ketika anak itu lahir anak itu bukanlah pelukis atau pandai menggambar karena ayah atau ibunya ahli melukis. Anak itu pandai menggambar karena proses di lingkungan hidupnya yang melihat ayahnya seseorang yang kesehariannya melukis dan melihat segala macam prosesnya baik secara langsung sengaja atau pun tidak sengaja. Hal yang sering dilihatnya atau bisa diartikan juga hal yang dipelajari atau mengajari itu menjadikannya bisa untuk melakukan hal yang telah sering disaksikannya tersebut. Ditambahi dengan minat dalam hal ini adalah rasa senang dalam melakukannya maka bisalah sang anak menjadi telah atau akan terbiasa. Setelahnya barulah kemana sang anak ini nanti akan membawanya beserta peran serta lingkungan juga orang-orang disekitarannya. Seorang anak tersebut telah terbiasa menggambar atau melukis karena telah melalui proses tersebut bukan hanya karena lahir dari ayah dan ibu yang seorang pelukis. Begitu juga rasanya di bidang yang lain apa pun itu sebutannya. Bakat, talenta, potensi dan yang lain-lainnya.

            Anak dari seorang penyanyi tidak serta merta ketika anak itu lahir anaknya sudah bisa menyanyi dengan suara yang merdu. Tidak ada sejatinya bakatnya menurun dari ibu atau ayahnya. Tidak mungkin tangisan bayinya lebih merdu, bernada mempunyai intonasi yang berbeda dari bayi yang lainnya. Ketika suatu saat dia bisa benyanyi itu karena ia telah sering melihat dan mendengar orangtuannya beserta segala macam prosesnya. Begitu juga seorang anak yang besarnya sudah pandai mencangkul, mencari rumput, tahu bagaimana bercocok tanam dan kegiatan pertanian yang lainnya yang telah ia kuasai dengan cekatan. Seorang anak itu bisa melakukannya bukan karena semata bapak dan ibunya seorang petani. Tapi karena sedari kecil sudah melihat, mengikuti dan belajar cara melakukannya.

            Keterampilan-keterampilan tertentu itu sudah menjadi kebiasaan dan juga diasah atatu dilatih dilakukan secara terus menerus baik itu secara alami ataupun secara sengaja diniatkan. Semua ini juga harus diikuti dengan minat. Seorang anak bisa mengikuti dan menghasilkan buah dari apa yang ada dilingkungan terdekat dan kesehariannya apabila ia pun turut larut di dalamnya dengan minat atau keinginannya. Ada juga bahkan banyak yang minatnya berbeda, berseberangan bahkan sama sekali tidak menyentuh apa yang selama ini terjadi dan dilihatnya di lingkungan terdekat dari kesehariaannya. Seseorang berbeda waktu dalam menemukan apa yang sebenarnya menjadi minatnya. Dalam artian minat bisa berganti dan berubah-ubah. Ada yang sudah dari kecil sudah tahu mau kemana arah minatnya. Ada juga yang baru ketika dewasa menemukan minatnya.

            Seseorang yang ahli dalam bidang matematika belum tentu kelak anaknya juga akan menyukainya dan mempunyai ketertarikan terhadap bidang yang sama dengan orangtuanya. Seberapa besar peran orangtua ikut campur dalam mengarahkan minat seorang anak? Suatu ketika pasti sang anak akan menentukan dan menemukan minatnya sendiri. Baiknya peran orangtua hanyalah mendampingi dan mengarahkan sewajarnya saja dengan dukungan positif yang optimal. Tidak perlu mematrikan kepada anak harus ini dan pasti itu selama tidak melanggar hukum-hukum yang ada dan juga norma-norma yang berlaku. Jika ada unsur pemaksaan yang mengekang jelaslah hasilnya adalah kehancuran hidup sang anak dan juga hubungan antara mereka sebagai sebuah keluarga.

jiyanqAvatar border
jiyanq memberi reputasi
1
258
1
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan