Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

davidp90Avatar border
TS
davidp90
TANPA RASA BAB 18 PERGI LAGI
      <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Cambria Math"; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:1; mso-generic-font-family:roman; mso-font-formatemoticon-Embarrassmentther; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:0 0 0 0 0 0;} @font-face {font-family:Calibri; panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-familyemoticon-Swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-520092929 1073786111 9 0 415 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; margin-top:0cm; margin-right:0cm; margin-bottom:10.0pt; margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi; mso-fareast-language:EN-US;} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi; mso-fareast-language:EN-US;} .MsoPapDefault {mso-style-type:export-only; margin-bottom:10.0pt; line-height:115%;} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 72.0pt 72.0pt 72.0pt; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} -->
KEMBALI TAK BERPENGHUNI

            Hampir lima tahun kakek yang ramah di sebrang rumah itu menjadi tetanggaku. Bisa dibilang dialah orang yang paling lama ku kenal secara dekat selama aku tinggal di sini. Banyak waktu yang sudah aku habiskan denganya. Perbincangan-perbincangan kecil hingga saling bertukar cerita-cerita nostalgia. Seolah sudah tahu dan mempersiapkan segalanya keluarga besar kakek melepas kepergiaannya dengan begitu lapang dan ikhlas. Begitu juga aku ketika pertama kali mendengar kabar bahwa sang kakek meninggal. Ketika melayatpun meski bernuansa duka tapi bisa dilihati dari pancaran wajah dan juga sikap para pelayat maupun kelurga kakek begitu damai menerima kenyataan bahwa orang yang mereka kasihi telah meninggalkan mereka. Sama halnya dengan kematian sang nenek yang belum juga genap satu tahun. Jenazah sang kakek juga akan dikebumikan di pemakaman tempat tinggalnya dulu tepat bersebelahan dengan makam dari istrerinya yang telah lebih dulu mendahuluinya.

            Kepergian sang kakek untuk selama-lamanya tanpa akan kembali lagi menjadikan rumah di depan rumahku ini kembali tak berpenghuni. Sama halnya rumah yang berada di sebelahnya yang sudah bertahun-tahun yang lalu masih “sedang dalam tahap renovasi”. Bahkan plang tulisan sedang dalam tahap renovasinya itu sudah selayaknya direnovasi karena wujudnya yang sudah lusuh besinya berkarat meskipun tulisannya masih bisa terbaca.

            Untuk sementara waktu aku akan kembali sendiri diantara tiga rumah yang saling berpandangan ini. Semoga saja rumah bekas kakek dan nenek segera ada yang menghuni. Untuk rumah kosong sudah bisa tidak diharapkan lagi. Dengan banyaknya pilihan rumah-rumah tinggal zaman sekarang. Mau tidak mau para agensi perumahan harus bersaing keras untuk mendapatkan pelangganya.

            Sekarang hanya tinggal aku seorang diri. Interaksi yang paling sering aku dapati adalah komunikasi dalam rentan waktu yang jarang dengan adikku. Secara kekerabatan dialah yang masih ada sekarang. Jika ditelurusi pastinya ada dari silisilah keluarga siapa sepupu siapa keponakan dan lain sebagainya. Tapi untuk apa? Bagiku kalau memang dekat dan akrab harusnya tidak perlu untuk dibuat-buat. Kalau kenyataannya tidak untuk apa juga diada-adakan.

            Kunjungan adikku ke Indonesia sudah semakin jarang. Dengan segala kesibukkan kerja dan segala urusan rumah tangganya dimana sekarang anak-anaknya sudah mulai bersekolah dan yang lain-lainnya bagiku itu sangatlah wajar. Karena memang itulah sekarang kehidupan utamanya. Meski kami berdua selalu menjaga komunikasi dengan baik aku sampaikan padanya untuk selalu mendahulukan kepentingan-kepentingan anak istrinya dibandingakan urusan lain yang tidak penting.

            Kini bisa dua atau tiga tahun sekali dia pulang ke Indonesia. Dalam hati sangatlah senang dia telah nyaman di sana sejalan dengan keputusan dan keinginan yang dipilihnya. Semua kedatangannya padaku aku hanya bisa bandingkan dengan satu kali kunjunganku ke sana beberapa tahun yang lalu. Akhirnya aku pergi ke Jepang lagi setelah bisa mengalahkan segala pikiran-pikaran dan ego-ego yang bertentangan dan juga rasa malas yang teramatlah besar. Untungnya semua itu terbayar dengan melihat kegembiraan dan kebahagiaan di wajah-wajah mereka.

            “Orang Baik Berpulang”, itulah headline berita di siang hari itu ketika aku menyalakan televisi untuk menemani makan siangku. Negeri ini kembali kehilangan orang baik. Sebagai seorang pengusaha yang sudah ulung dengan semua kesuksesannya yang luar biasa kepergiannya mejadi pukulan telak bagi banyak orang terutama teman-teman sesama pebisnis yang senantiasa menimba ilmu dan mengidolakan sosoknya. Catatan-catatan kemurahan hatinya pun tidak bisa dipandang sebelah mata. Kekayaan yang dimiliknya sebanding dengan kedermawanannya. Sosoknya yang enggan untuk dijadikan berita apalagi tampil di depan layar kaca membuat sebagian orang tidak terlalu tahu akan siapa beliau. Pada kenyataannya beliaulah orang yang selalu ada mengulurkan tangannya untuk kegiatan-kegiatan amal dan juga berbagai kegaitan-kegiatan sosial lainnya. Itulah kurang lebih yang disampaikan pewarta berita. Cukup naas memang bapak yang ada diberita tadi harus menghembuskan nafas terakhirnya bersama dengan istrinya dalam sebuah kecelakaan tunggal dengan mobil yang dikendarainya.

            Aku turut bersimpati dengan kejadian yang diberitakan di televisi tadi. Aku langsung saja mencari sosok beliau yang dimaksudkan di internet. Begitu sudah mengetahui indentitasnya. Aku duduk di kursi di ruang tamu sembari memandang keluar jendela. Aku pandangi rumah kosong itu. Aku mau tertawa rasanya ketika teringat masa-masa dulu akan kejadian-kejadian yang aku alami bersama empunya rumah. Tapi tidak bisa dipungkiri terdapat rasa sedih diatas semua fakta-fakta dan peristiwa-peristiwanya. Sosok yang baru saja diberitakan itu adalah si tua Burhan.

jiyanqAvatar border
jiyanq memberi reputasi
1
292
1
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan