

TS
stef.mjz
[LOVE LETTER] Meski Ibuk Enggak Ngaskus, Surat Ini Buat Ibuk!
Quote:
![[LOVE LETTER] Meski Ibuk Enggak Ngaskus, Surat Ini Buat Ibuk!](https://s.kaskus.id/images/2021/02/28/1922838_202102281056100956.png)
Quote:
Sumber: koleksi pribadi, lokasi: Temanggung, Ngawi
Quote:
Kepada yang terkasih;
Ibu dan Bapak, sahabatku, abangku, keponakanku, kesayanganku, adik-adikku serta semua yang kukasihi, kawan daring atau nyata, kawan lama atau baru, betapa surat ini adalah berharga, sempat menahanku untuk enggak menulis apa-apa. Tapi di jam terakhir kompetisi ini hendak tutup, biarlah yang seharusnya tertulis tetap tertulis. Apa adanya, tanpa kututup-tutupi. Tanpa kubuat-buat.
Biarlah surat sederhana ini menegaskan tekadku yang kuat: Love Letter-ku bukan lagi buat Ic, si 'Rumput Laut', seseorang yang kusematkan gelar 'the one and only'---persetan dengan dunia percintaan yang hobinya bikin orang kehilangan kewarasannya. Malam ini, Love Letter-ku sungguhan untuk orang yang mengasihiku. Orang-orang yang enggak memindahkan selangkah jaraknya demi memeluk dan mendukungku. Biar korona berlalu-lalang, orang yang mengasihiku tetap menebarkan senyum dan semangatnya. Kala aku sempat hilang kewarasan (kadar bucin yang sebenarnya memang nyaris enggak bisa dimaafkan, tapi berbuah berupa suratnya selalu mejeng di setiap season kompetisi Love Letter). Kali ini, lebih dari bucin, segenap cinta dan kasihku buat YANG-PALING-DEBEST-DI ANTARA-YANG- DEBEST-Muaach! ♡
Ibuk.. Bapak..
Katanya, biar cinta kasih orangtua tak terbilang besarnya, tapi aku enggak bisa membendung tangisku kala Ibu dan Bapak mengiyakan keputusanku, yang sebenarnya adalah keputusan yang enggak terduga. Enggak semua orangtua bisa terima keputusan seberani itu. Tapi nyatanya, Ibuk bilang:"..kepedihan yang kamu tampung semasa jadi anak Ibuk, biarlah cukup---ndak usah ditambah-tambahi dengan memaksamu menjalani kehidupan yang enggak kamu inginkan.
Seorang Ibu cuma kepingin anaknya bahagia. Seorang Bapak cuma kepingin anaknya dijaga. Tapi kalau ternyata kedua hal itu sempat direbut dari padamu, Ibuk dan Bapak minta maaf: pernah membuatmu menempuh jalan kepedihan, pernah membuatmu jadi anak yang nyaris tak terjaga. Pun sekarang kamu punya kesempatan untuk memilih, apapun yang jadi jalan hidupmu, adalah keputusan yang membahagiakan. Ibuk dan Bapak cuma kepingin lukamu semasa kecil terhapus dan termaafkan."
![[LOVE LETTER] Meski Ibuk Enggak Ngaskus, Surat Ini Buat Ibuk!](https://s.kaskus.id/images/2021/03/01/1922838_202103011200110748.jpg)
Ucapan syukurku melintas sampai ke angkasa. Betapa memiliki Ibuk dan Bapak di hidupku adalah kasih yang manis. Mengamini keyakinanku bahwa kehidupan memang gemar memberikan kepedihan. Selaras dengan air mata yang jatuhnya tanpa pernah bilang permisi, asal meluncur dan tiba-tiba jadi lautan. Kok bisa-bisanya kehidupan ini tega menyayat hatinya seorang Ibuk. Sosok yang kuatnya amazing, amazing grace how sweet the sound---kayuhan sepeda kala kerja dari pagi sampai petang, jadi buruh sekenanya, asal anak-anaknya sekolah dan makan dengan baik. Sosok yang enggak peduli bajunya itu-itu saja, sosok yang sebenarnya kepingin jadi 'Ibuk' yang lain, yang anak-anaknya punya kapasitas dan privilegeuntuk sekadar belikan beliau gawai dan anting-anting. Tapi malahan anaknya cuma begini-begini saja. Anak yang sebenarnya berkeinginan besar membahagikan Bapak dan Ibuknya, tapi berakhir frustasi karena enggak tahu.. enggak tahu lagi harus bagaimana, di tengah gempuran pengangguran di angka 3,3 juta, anaknya enggak kunjung dapat gawean, tapi Ibuk dan Bapak bersenandung dengan ikhlas: penting anak-anakku sehat.
Saban hari..
Acapkali harapanku dipatahkan, aku jadi manusia yang takut berharap. Manusia yang enggan merapalkan cita-cita. Tak punya keberanian untuk lantang menyuarakan keinginan.
Tapi malam ini.. meski kehidupan ini memang gemar adanya memberikan kepedihan, akan kuterima dan kutampung sampai kepedihan bingung mengapa aku kuat-kuat saja. Kemudian memilih untuk angkat kaki, sebab aku sudah baal diterpa kepedihan.
Ya ngene to, anaknya Ibuk dan Bapak tetap kuat. Sebab panutannya pun kuat. Hari ini aku cuma dapat magang, tapi esok--Buk, Pak.. anakmu dapat gawean, kita maem bareng, merayakan keberhasilan karena kuat melawan kepedihan.
Suratku yang paling bisa membuatku nangis sesenggukan, di sepanjang karirku--heish
menjadi peserta tetap Kompetisi Love Letter: menang kalah sudah biasa, tapi kalau menang, hadiahnya sudah pasti buat Ibuk! 
Untuk Ibuk dan Bapak,
dari anak perempuannya yang emoh menikah.
Ibu dan Bapak, sahabatku, abangku, keponakanku, kesayanganku, adik-adikku serta semua yang kukasihi, kawan daring atau nyata, kawan lama atau baru, betapa surat ini adalah berharga, sempat menahanku untuk enggak menulis apa-apa. Tapi di jam terakhir kompetisi ini hendak tutup, biarlah yang seharusnya tertulis tetap tertulis. Apa adanya, tanpa kututup-tutupi. Tanpa kubuat-buat.
Biarlah surat sederhana ini menegaskan tekadku yang kuat: Love Letter-ku bukan lagi buat Ic, si 'Rumput Laut', seseorang yang kusematkan gelar 'the one and only'---persetan dengan dunia percintaan yang hobinya bikin orang kehilangan kewarasannya. Malam ini, Love Letter-ku sungguhan untuk orang yang mengasihiku. Orang-orang yang enggak memindahkan selangkah jaraknya demi memeluk dan mendukungku. Biar korona berlalu-lalang, orang yang mengasihiku tetap menebarkan senyum dan semangatnya. Kala aku sempat hilang kewarasan (kadar bucin yang sebenarnya memang nyaris enggak bisa dimaafkan, tapi berbuah berupa suratnya selalu mejeng di setiap season kompetisi Love Letter). Kali ini, lebih dari bucin, segenap cinta dan kasihku buat YANG-PALING-DEBEST-DI ANTARA-YANG- DEBEST-Muaach! ♡
Ibuk.. Bapak..
Katanya, biar cinta kasih orangtua tak terbilang besarnya, tapi aku enggak bisa membendung tangisku kala Ibu dan Bapak mengiyakan keputusanku, yang sebenarnya adalah keputusan yang enggak terduga. Enggak semua orangtua bisa terima keputusan seberani itu. Tapi nyatanya, Ibuk bilang:"..kepedihan yang kamu tampung semasa jadi anak Ibuk, biarlah cukup---ndak usah ditambah-tambahi dengan memaksamu menjalani kehidupan yang enggak kamu inginkan.
Seorang Ibu cuma kepingin anaknya bahagia. Seorang Bapak cuma kepingin anaknya dijaga. Tapi kalau ternyata kedua hal itu sempat direbut dari padamu, Ibuk dan Bapak minta maaf: pernah membuatmu menempuh jalan kepedihan, pernah membuatmu jadi anak yang nyaris tak terjaga. Pun sekarang kamu punya kesempatan untuk memilih, apapun yang jadi jalan hidupmu, adalah keputusan yang membahagiakan. Ibuk dan Bapak cuma kepingin lukamu semasa kecil terhapus dan termaafkan."
Quote:
![[LOVE LETTER] Meski Ibuk Enggak Ngaskus, Surat Ini Buat Ibuk!](https://s.kaskus.id/images/2021/03/01/1922838_202103011200110748.jpg)
Ucapan syukurku melintas sampai ke angkasa. Betapa memiliki Ibuk dan Bapak di hidupku adalah kasih yang manis. Mengamini keyakinanku bahwa kehidupan memang gemar memberikan kepedihan. Selaras dengan air mata yang jatuhnya tanpa pernah bilang permisi, asal meluncur dan tiba-tiba jadi lautan. Kok bisa-bisanya kehidupan ini tega menyayat hatinya seorang Ibuk. Sosok yang kuatnya amazing, amazing grace how sweet the sound---kayuhan sepeda kala kerja dari pagi sampai petang, jadi buruh sekenanya, asal anak-anaknya sekolah dan makan dengan baik. Sosok yang enggak peduli bajunya itu-itu saja, sosok yang sebenarnya kepingin jadi 'Ibuk' yang lain, yang anak-anaknya punya kapasitas dan privilegeuntuk sekadar belikan beliau gawai dan anting-anting. Tapi malahan anaknya cuma begini-begini saja. Anak yang sebenarnya berkeinginan besar membahagikan Bapak dan Ibuknya, tapi berakhir frustasi karena enggak tahu.. enggak tahu lagi harus bagaimana, di tengah gempuran pengangguran di angka 3,3 juta, anaknya enggak kunjung dapat gawean, tapi Ibuk dan Bapak bersenandung dengan ikhlas: penting anak-anakku sehat.
Saban hari..
Acapkali harapanku dipatahkan, aku jadi manusia yang takut berharap. Manusia yang enggan merapalkan cita-cita. Tak punya keberanian untuk lantang menyuarakan keinginan.
Tapi malam ini.. meski kehidupan ini memang gemar adanya memberikan kepedihan, akan kuterima dan kutampung sampai kepedihan bingung mengapa aku kuat-kuat saja. Kemudian memilih untuk angkat kaki, sebab aku sudah baal diterpa kepedihan.
Ya ngene to, anaknya Ibuk dan Bapak tetap kuat. Sebab panutannya pun kuat. Hari ini aku cuma dapat magang, tapi esok--Buk, Pak.. anakmu dapat gawean, kita maem bareng, merayakan keberhasilan karena kuat melawan kepedihan.
Suratku yang paling bisa membuatku nangis sesenggukan, di sepanjang karirku--heish


Untuk Ibuk dan Bapak,
dari anak perempuannya yang emoh menikah.

Diubah oleh stef.mjz 01-03-2021 00:00
0
547
Kutip
0
Balasan
Thread Digembok
Thread Digembok
Komunitas Pilihan