

TS
softwareseni
Ini 3 Ide Bisnis Digital Yang Akan Mengubah Hidupmu!

1. Edutainment
Industri e-learning dan streaming sedang naik daun di 2020. Pandemi COVID-19 memaksa kegiatan belajar mengajar beralih ke online. Begitu juga dengan bioskop yang harus ditutup karena pandemi tersebut. Akhirnya, masyarakat memilih untuk menghibur diri dengan menonton konten streaming online. Ada yang gratis, ada juga yang berbayar.

Menariknya, tidak sedikit masyarakat yang memilih untuk subscribe beberapa platform streaming. Nah, pernahkah kamu berpikir untuk menggabungkan keduanya? Uh, biaya produksinya mahal. Uh, susah, tidak ada tenaga ahli IT. Dan lain sebagainnya. Hehehehe.Padahal, kalau kamu lihat, selain memberikan hiburan, kamu juga bisa memberikan pendidikan dengan cara yang lebih menarik. Ada beberapa hal yang perlu kamu pahami jika memang ingin masuk ke bisnis digital ini.
a. Intellectual Property
Originalitas konten itu sangat dijunjung tinggi. Jika kamu tidak mampu membangun konten secara in house, ada banyak production house indie yang bisa kamu ajak bekerja sama. Selain memajukan pendidikan di Indonesia, kamu juga bisa berkontribusi untuk menyediakan wadah bagi konten kreator untuk berkreativitas tanpa harus takut akan ketidak jelasan hak cipta akan karya mereka. Support local content creators!Namun sayang, di Indonesia sepertinya Intellectual Property masih awam sekali. Jangan sedih, mungkin platform edutainment kamu lah yang akan membawa perubahan. Oh iya, kalau kamu ingin membaca lengkap perihal Intellectual Property, SoftwareSeni sudah menyiapkan artikel menarik untuk kamu simak: Intellectual Property Ownership pada Produk Digital.
b. Mekanisme monetisasi
Well, ini bisnis banget. Intinya adalah bagaimana bisa tetap menjaga cashflow bisnis digital kamu tetap baik. Kalau bisa positif. Banyak mekanisme yang bisa kamu terapkan dalam metode ini. Melakukan monetisasi Intellectual Property contohnya. Gimana-gimana? Kamu baru tahu nih jika Intellectual Property itu bisa banget untuk dikomersialisasikan? Hihihihi jangan sedih. Mungkin kamu akan lebih familiar dengan istilah paten daripada Intellectual Property? Selain itu, mekanisme subscribe juga sedang naik daun nih. Kenapa? Pengusaha paham betul, jika tidak semua orang membutuhkan “nilai” dari sesuatu secara menyeluruh. Atau “beli lepas” istilahnya. Misalnya, kamu ingin menonton film Harry Potter. Daripada kamu harus membeli lepas CD seharga 100 ribu rupiah per film, lebih baik kamu menyewa 20 ribu per film. Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan. Pertama, kamu tidak memerlukan CD fisik. Kedua, kamu akan jenuh menonton film Harry Potter yang sama berulang kali.
c. Teknologi Platform
Jika sudah siap membangun platform bisnis digital kamu, ada beberapa teknologi yang perlu dipahami untuk tahu bagaimana dampak positif & negatif nya terhadap bisnis digital kamu. Jangan sedih, kamu tidak harus mencarinya sendirian kok. SoftwareSeni punya beberapa link artikel yang beefy banget buat dibaca:
- Web App: Membuat Web App Pakai WordPress Masih Reliabel?
- Mobile App: Membuat Mobile App Menggunakan React Native
- Produk Digital: Tips Sukses Dalam Membuat Produk Digital
2. Konsultasi psikologi online
Mental health itu menjadi isu yang cukup besar akhir-akhir ini. Pasalnya, jarang sekali, terutama di Indonesia, orang yang tahu jika kesehatan mental itu sama pentingnya dengan kesehatan badan. Oleh karena itu, penting banget buat kamu untuk mempertimbangkan platform ini. Selain untuk mengedukasi masyarakat tentang mental health, kamu juga sekaligus mempromosikan dan menormalkan “it’s okay not to be okay”. Gangguan mental itu tidak selalu identik dengan gila. Faktor apa saja yang bisa mendukung bisnis digital ini?
a. Komunitas
Komunitas yang cukup kuat terhadap isu kesehatan mental ini penting. Selain memperkuat pondasi bisnis digital, kamu juga perlu komunitas untuk membantu pengembangan platform. Komunitas ini tidak melulu perihal psikolog kok. Bisa juga komunitas biasa yang memang punya concern tentang mental health.Sekuat itu kah? Yes, komunitas memang punya “magic” dalam bisnis digital di Indonesia. Mau contoh concrete? Lihatlah bagaimana perusahaan Gojek membangun komunitas ojek online yang cukup solid. Tanpa mitra ojek, Gojek tidak akan sebesar sekarang. Memang, mitra ojek bukan satu-satunya penentu, namun mereka punya “bargaining power” yang cukup kuat dalam bisnis Gojek.
b. Paradigma
Nah, ini yang mungkin menjadi tantangan terbesar bagimu. Mengubah stigma atau pandangan masyarakat perihal kesehatan mental ini cukup rumit. Konstruksi sosial yang secara langsung menarik kesimpulan bahwa “gangguan mental = gila”. Status quo ini yang harus kamu tantang. Memang tidak mudah, dan butuh pendekatan unik untuk menarik perhatian masyarakat umum. Kesan “aib, hingga penyakit kotor” harus jauh-jauh dibuang dari paradigma akan kesehatan mental.
3. Indie Brand marketplace
Kebanyakan dari online marketplace yang berada di pasar sekarang sangat generik. Semua produk dari brand besar maupun kecil dicampur menjadi satu. Akibatnya, butuh effort lebih bagi pemain indie untuk lebih dikenal konsumen. Memang, secara bisnis digital marketplace yang generik itu banyak sekali pasarnya. Namun, bukan berarti indie brand marketplace itu tidak ada marketnya kan? Justru, dengan semakin maraknya gerakan #localpride , sudah saatnya indie brand di Indonesia mendapatkan tempat special untuk mereka jualan. Yang tentunya sesuai dengan konsep dan “nilai” yang ditawarkan oleh indie brand tersebut.
Mulai dari fashion quirky, hingga music yang sangat segmented, seharusnya justru marketplace ini bisa memberikan kesan “seni” banget. Bukan cuma barang saja melalui flash sale, tetapi lebih dari itu. Sayangnya, masih sedikit orang yang aware akan hal ini. Dan, ini pula yang menjadikan Indie Brand marketplace sebagai peluang bisnis digital yang baik.
a. Sistem lelang
Pemilik brand sangat sadar jika diskon bukanlah program penjualan yang baik. Karena selalu ada kesan “menurunkan” harga untuk sebuah nilai barang. Bagaimana jika, cara itu dibalik, bukan dengan menurunkan harga, tetapi menaikkan harga. Untuk indie brand, terkadang, jumlah ketersediaan barang menjadi masalah utama. Yang jika diamati harusnya menjadi keuntungan brand untuk mengontrol harga, dan kualitas barang. Nah, dari sini, kamu bisa menantang status quo dengan menciptakan online marketplace untuk brand-brand indie di Indonesia dengan sistem lelang. Selain memberikan support untuk perkembangan local brand, kamu juga bisa membantu pasar untuk mengubah pandangan masyarakat akan produk lokal. Gimana tertarik?
b. Branding
Design web app hingga mobile app harus mendukung spotlight atau value dari masing-masing Indie brand. Mulai dari warna, hingga pemilihan kata a.k.a wording, harus dipikirkan benar-benar. Pasalnya, keseluruhan identitas online marketplace akan mempengaruhi apakah justify enough kalau suatu online marketplace bisa dikatakan sebagai “indie brand marketplace”. Kenapa? Jika tidak cukup distinctive, bukankah akan lebih baik jika para indie brand memilih online marketplace yang sudah cukup besar? Nah, oleh karena itu, kamu perlu banget “stand out from the crowd”.
Baca Selengkapnya di 5 Ide Bisnis Digital Yang Akan Mengubah Hidupmu
0
480
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan