Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

alunaziyaAvatar border
TS
alunaziya
Kisah Cinta Pertamaku Yang Dianggap 'TABU'
Cinta sejatinya adalah pengorbanan.

Cerita cinta memang selalu membawa warna, bukan?
Merah hati.



Ini bukanlah cerita 'Cinta Monyet' bocah ingusan yang baru belajar mengeja C-I-N-T-A, Gansis. Tidak!
Tetapi ini adalah kisah cinta tak sampai, dari seorang pekerja pabrik dengan atasannya yang penuh liku.
Sering dianggap 'TABU'.

Bermula dari pertemuan tidak sengaja di sebuah sesi wawancara. Aku yang baru saja lulus sekolah menengah, mengais rupiah dengan membawa sejuta asa datang ke kota besar. Melamar kerja di sebuah pabrik tekstil, tanpa pengalaman.

Di mataku, dia adalah sosok yang ... memesona. Jangan tanyakan soal etika, karena sebuah rasa bahkan tidak memiliki sepasang mata. Kesan pertama memang sungguh mengecewakan, tapi aku tidak pernah menyangka kalau peristiwa itu, adalah awal dari semua kisah kami.

Dia ... lebih dewasa, dan usianya pun cukup jauh di atasku. Seorang kepala bagian dan merangkap sebagai HRD.

"Berapa umurmu?" Dia bertanya waktu itu.

"De-delapan belas," jawabku dengan gemetar.

"Kurang!" timpalnya.

Seketika aku pun mendongak menatapnya. Saat itulah, aku seperti terhipnotis oleh sepasang mata elang yang menghujam dengan tajam.

"Umurmu belum genap delapan belas. Tiga hari lagi datang lagi ke mari, ya? Sana pulang!" tegasnya kemudian.

Benar sekali. Akibat usiaku yang dianggap belum memenuhi standar, penerimaanku di pabrik itu harus tertunda. Selain perjuangan yang tidak bisa dibilang mudah untuk mendapatkan kartu tanda karyawan, aku pun tanpa sadar telah mengukir sebuah cerita di sana, di antara deru mesin tenun.

Awalnya, aku mengira kalau perasaan yang tidak biasa itu hanya bertepuk sebelah tangan. Ketimpangan profesi, jelas adalah sebuah halangan yang hampir tidak mungkin bisa aku seberangi. Apa lagi, sosoknya yang bersahaja dan kharismatik cukup populer di kalangan pabrik.

"Cengeng!" Begitu dia memanggilku.

Aku tidak tahu, apakah itu sebuah julukan atau panggilan sayang. Tetapi aku tidak pernah merasa marah saat dia mengucapkannya. Justru sebaliknya, kerinduan akan menggangguku sepanjang waktu jika lama tidak bertemu.

Waktu itu, usiaku benar-benar di masa yang sedang penuh warna. Jiwa muda cenderung abai dengan norma atau pun batas-batas aturan yang berlaku dalam pandangan masyarakat.

Nah! Hal itulah yang terjadi padaku.
Meskipun telah diberitahu kalau dia telah berkeluarga, toh, itu tidak serta merta meredupkan gelora dalam dada. Saat itulah aku mengakui kebenaran kata sang pujangga, 'Bahwa cinta itu buta'.
Parah!

Alih-alih mencari pasangan yang usia sebaya, hatiku justru terpotek pada seseorang yang telah beristri. Hancur mina!
Eits! Jangan dulu menghujatku dengan istilah yang lagi ngetrend saat ini, ya, Gansis.
I'am not that one.

Jika saja waktu itu dia mengacuhkanku, mungkin aku juga tidak akan berharap lebih. Terlalu jauh untuk bermimpi berada di sampingnya, tapi mendapatkan perhatian balasan darinya pun, sudah cukup bagiku. Sepolos itu, loh!
Ck,ck,ck!

Dimulai dari sikapnya yang penuh misteri. Sebentar dia bersikap baik, lalu besoknya jutek. Kemudian perhatian yang intens dia berikan, meski secara diam-diam. Hal itu terus menerus berlangsung ketika bertemu, meski tidak hampir setiap hari. Perempuan mana sih, yang nggak akan meleleh?

Gadis kampung, baru ngerasain kehidupan di kota dan diberi perhatian semanis itu, selalu mendapatkan permen loly favoritku dari seorang pria, coba?
Oh, Tuhan! Ampuni aku.

Tetapi pada akhirnya, serapat apa pun kebohongan itu ditutupi, tetap akan terbuka juga. Meski ibaratnya, hubungan kami belum bisa dianggap sesuatu yang serius, toh, harus ada ujungnya, kan?

Dia adalah pria yang baik, sayang dengan keluarganya, dan aku pun sangat mengerti hal itu. Meski aku belum berkesempatan untuk bertemu istrinya untuk meminta maaf--kok, kesannya kayak ane sendiri yang bikin kesalahan gitu, yak?--aku akhirnya menyadari kesalahanku.

Aku memutuskan untuk mundur, dan menjauh dari kehidupan mereka. Mungkin di mata orang banyak, ini adalah sebuah kesalahan, tapi buatku yang saat itu masih belum mengerti apa itu 'pengorbanan', ini merupakan 'One part of my life'.

Quote:


Do'a terbaik buat yang jauh di sana.
Semoga selalu berbahagia.

Aamiin.

Sekian tread ane kali ini, terima kasih dan ... sampai jumpa di tulisan berikutnya.
Wassalamualaikum.

Penulis: @alunaziya
Gambar: Pixabay
Diubah oleh alunaziya 21-02-2021 02:19
DsitumeangAvatar border
suciasdhanAvatar border
tien212700Avatar border
tien212700 dan 9 lainnya memberi reputasi
10
3K
57
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan