Pakar Komunikasi Politik Lely Arrianie menyatakan, siapa pun yang akan memimpin DKI Jakarta tidak akan mampu mengatasi masalah banjir. Banjir hanya menjadi komoditas politik dalam kontestasi Pilkada DKI Jakarta.

Menurut Lely, mengatasi banjir hanya digaungkan saat Pilkada dengan teori-teori yang tujuannya merayu masyarakat.

Baca Juga: Pengamat Tata Kota Sebut Sistem Drainase Jakarta Tak Sanggup Tampung Air Hujan

Sayang, itu hanya sebatas janji politik, tidak pernah direalisasikan saat berhasil menduduki kursi gubernur.

"Tidak pernah ada yang berhasil menjadi juara menangani banjir," kata Lely, saat dihubungi RM.id, Sabtu (20/2/2021).

Menurut dia, banjir menjadi senjata ampuh untuk menyerang para kontestan, terutama petahana.

"Masyarakat harusnya jeli menyimak diksi dan narasi janji politik calon pemimpin ke depannya. Jangan mau diajak berseluncur memperdebatkan soal banjir, janji menangani banjir dengan tuntas," ujarnya.

Lely menambahkan, sebenarnya tidak soal dari mana asal calon gubernur dan siapa partai politik yang mengusungnya. Yang paling penting, calon itu menepati janji mengatasi banjir.

"Tapi ya, akhirnya kita tahu bahwa tidak satu pun pemimpin DKI yang bisa mengelola banjir. Karena semua hanya bisa berjanji, tidak berniat merealisasi," tuturnya.

Soal banjir yang mengepung seluruh penjuru Ibu Kota saat ini, menurut Lely, Gubernur DKI Anies Baswedan harus legowo menerima kritikan, karena gagal memimpin Ibu Kota dengan belum berhasil menangani banjir.

“Anies pernah sesumbar air itu seharusnya dibenamkan ke dalam bumi agar tidak menyalahi Sunatullah. Mengapa teori itu tidak diuji coba, barangkali sukses," ucap Lely.

https://www.wartaekonomi.co.id/read3...a-atasi-banjir

Sejak banjir jadi alat politik