Kaskus

Story

mbak.farAvatar border
TS
mbak.far
Mr. A
Laki-laki paling tampan di sekolah. Senyumnya semanis gula, dengan deretan gigi kecil rata.

Sorot matanya yang tajam dan sedikit sayu, membuat jantungku berdebar selalu.


___❤ Mr. A ❤___


Ah, padahal aku baru sekali datang bulan, tetapi sudah bisa merasakan getar-getar asmara. Meski kata orang, itu hanyalah cinta monyet sahaja.

Sin Cos Tan, satu kelas mengerjakan soal matematika. Sementara aku tak lepas memerhatikannyaa saja. (Ah, dasar rengginang)

Saat guru bertanya tentang hukum gravitasi, ia yang selalu angkat tangan tinggi-tinggi pertama kali.

Bukan lagi teori-teori geografi, tetapi namanyalah yang selalu memenuhi lembar-lembar bukuku. Ya-ya! Aku suka sekali mengukir namanya bersanding dengan namaku; Mr. A & Mrs. Far

Mr. A, ia anak paling pintar di kelas, paling tampan di sekolah, setidaknya menurutku.

Ia berjalan tegak, membawa tumpukan buku di tangan. Anak-anak gadis lain berebut mengintip dari jendela kelas, sosok hangat yang baru saja dilantik menjadi ketua OSIS.

Lalu aku meremas rok biru dongkerku, menyadari jika banyak gadis menyukainya.

Tentu saja, selain daripada semua kelebihan yang ia punya, Mr. A memiliki suara yang merdu, mirip suara Ariel Peterpan. Eh, Ariel Noah, maksudku.

Ia, vokalis grup hadrah al-Banjari di sekolah.

Setiap kali ada ia, semua jadi terasa istimewa. Hari-hari tanpanya, rasanya terasa hambar, bagaikan keripik tanpa penyedap rasa.

Guru biologi sempat mengajari fungsi hati, tetapi aku tidak pernah mengerti mengapa ia selalu terbawa dalam mimpi.

Hingga aku membawa namanya dalam tengadah tangan, "Tuhan ... Aku mencintai Mr. A. Tolong, buatlah dia mencintaiku juga."

Polos sekali doaku, dan terkesan memaksa, tetapi Tuhan sepertinya justru mengabulkannya. Maklum, waktu itu dosaku belum sebanyak sekarang.

Dadaku seperti tersengat listrik ribuan voltase, saat titik kulminasi telah mencapai puncak dengan panasnya yang menjerang, ia hampir saja meninju pipi anak laki-laki paling jahil di kelas, saat tahu anak itu hendak mentowel pipi gembilku.

Aku merasa, itu tanda cinta. Aku terbang, terpesona.

Aku tidak pernah menyangka, jika tanggal dan bulan lahir kita sama, yakni 1 April. Tepat di mana orang-orang di seluruh dunia merayakan April Mop.

Pun, teman-teman sekelas, selalu membuat kejutan berbutir-butir telur untuk kita.

Meski aku menyukainya dan ia sebatas kuduga juga mencintaiku, tetapi momen-momen seperti itu membuat segalanya terasa semakin uWu layaknya dalam film Dilan Milea.

Suatu hari ia tampak paling muram di kelas. Wajahnya tertekuk mendung, dengan bibir tak lagi memancarkan senyum. Tentu hatiku bertanya-tanya, ada apa?

Sejak hari itu dia juga jarang masuk sekolah. Jujur, aku jadi gelisah.

Hingga ia benar-benar pergi jauh tanpa kejelasan yang pasti. Saat itulah kesedihanku mencapai titik anti klimaks.

Aku bertanya-tanya kepada banyak orang, demi meredam perih di hati. Namun, tak ada jawaban.

Sekitar 5 tahun berselang, untuk kali pertama aku kembali melihatnya di sebuah alun-alun kota. Ia sangat berbeda. Sedikit gemuk dengan jam serta gelang-gelang kain melingkari pergelangan tangan. Lalu bersepatu mahal, berjeans, dan berkaos lengan pendek.

Dengan rambut yang tampaknya habis dijamah oleh barbershop, ia digandeng mesra seorang gadis manis berkerudung merah muda, saling melempar canda tawa.


Aku menyapanya dan begitu juga sebaliknya. Seiring senyum yang saling beradu, kembali muncul dalam memori setiap slide episode lalu-lalu. Akan tetapi anehnya, hatiku sungguh sangat baik-baik saja.


___♡ Real Story ♡___

Mr. A, kisah cinta pertamaku saat SMP dulu.
Diubah oleh mbak.far 10-06-2021 07:28
0
147
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan