- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
PASSION SAMA HOBI ITU SAMA SAJA, GAK PERCAYA?


TS
amboerdah
PASSION SAMA HOBI ITU SAMA SAJA, GAK PERCAYA?

#SELF_IMPROVEMENT
Disaat banyak para pakar memisahkan antara passion dan hobby. Dan menyuruh untuk menemukan passion. Temukan passion mu, jika ingin sukses maka wajib menemukan passion mu.
Karena menurut mereka passion itu bawaan lahir yang tidak bisa di ubah. Sementara kalau Hobi itu hanya aktivitas yang disukai aja. Dan diciptakan oleh dengan kesengajaan.
Padahal jika melihat kamus dan definisi passion adalah hasrat/ghairah. So dalam melakukan aktivitas Hobi apakah ada hasrat gak sih?
Saya yakin kalau gak ada hasrat gak bakal dilakuin
Itulah sebenarnya bagian dari passion. Jadi bagi saya passion sama hobi itu sama saja
Apakah passion harus dicari?
Enggak harus susah susah dicari, di coba semua satu satu semua profesi.
Anda membentuk dengan sengaja, aktivitas yang sama sekali di awal tidak disukai sekalipun. Kalau anda terus di cekokin. Dengan sengaja lama kelamaan pasti akan di sukai.
Nah tugas kita adalah tinggal terus mengasah nya salah satu aktivitas apapun itu untuk menjadi expertis di salah satu dibadang. Ketika kita jago di bidang itu maka di creating jadi uang. Dijadikan sumber penghasilan atau profesi.
Permasalahan passion biasanya susah berkembang dalam diri seseorang adalah kurang nya kesadaran akan hal ini.
Yaitu salah nya pemaknaan atas passion ini.
Maksud nya bagaimana?
So karena seseorang kebingungan dia passion nya apa, seperti definisi sebelum nya akhirnya dia gak mulai mulai menekuni satu bidang. Yang ada waktu habis energy habis untuk mencari cari apa sih passion gue, dimana, dibidang apa
Nah kalau anda punya definisi passion seperti ini so gak masalah sih, mungkin kita hanya beda sudut pandang aja.
Cuma bagi saya, kalau memiliki definisi passion seperti itu. Sama saja menyusahkan diri sendiri.
Justru saya disini mengemuka kan, sudut pandang saya. Yang dimana Pandangan saya terhadap passion itu sederhana
Gak rumit, gak harus begini begitu cukup jalan kan saja tetapkan saja anda mau jadi apa. Sudah selesai
Terus kalau belum ada ghairah nya bagaimana?
Oke saya akan cerita kan pengalaman saya.
Dulu saya ketika pertama kali berdagang/berjualan sebenarnya karena terpaksa saja. Mau melamar kerja sana sini gak diterima. Sebenarnya saya punya impian tujuan itu ya saya ingin kerja di Kantoran duduk sebagai minimal Manajer atau sebagai seorang CEO di perusahaan besar.
Itu awal awal saya jualan pisang cokelat di daerah bogor, nungguin depan gerobak. Rasanya malu banget, gila gue lulusan kuliahan kerja nya cuma jualan ginian. Itu kondisi sangat tersiksa nahan gengsi. Dan saya berjanji saya disini sementara untuk bertahan hidup. Sambil jualan sambil mencari cari cari lowongan kerja
Artinya awal awal saya menjalani nya sebagai seorang penjual itu tidak ada rasanya (ghairah nya) darimana hasrat perasaan gitu tentu darimana lagi kalau bukan dari keyakinan saya sendiri. Mindset saya. Saya dulu meyakini penjual itu profesi rendahan, kalau cuma jualan gerobakan ngapain saya sekolah tinggi tinggi.
Nah keyakinan inilah yang mengdrive perasaan saya. Sehingga hasrat nya tidak terasa nikmat saat menjalani nya
Namun seiring berjalan nya waktu, saya justru malah jadi kelupaan cari kerja. Karena justru saya merasa punya kebebasan saat jualan. Beda hal nya saya pernah merasakan kerja di daerah cikarang di kawasan industri. Yang justru terpaku oleh aturan, disiplin tinggi, ini itu dsb nya.
Saya merasakan tuh ada Kenyamanan saat jualan akhirnya Kenyamanan ini yang membuat saya terlelap hampir 4 tahun sebagai penjual gerobakan.
Baru kepikiran lagi. Setelah saya meng evaluasi impian saya, yang dulu nya ingin kerja di Kantoran. Sekarang malah jadi penjual. Terus saya mikir lah kenapa saya tidak seirusin aja. Jadi seorang penjual ini dalam bahasa bisnis nya yaitu marketing. Kenapa gak perdalam saja saya ilmu nya. Dari situ saya mulai belajar tentang marketing dan saya menetapkan oke saya harus jadi seorang pengusaha. Dan saya harus jago di bidang marketing nya. Dari situ impian baru muncul, hasrat lebih bergelora lagi Setelah saya tetap kan. Dan setelah saya beri makna akan profesi aktivitas yang saya jalani.
Saya yang dulu selain memimpikan kerja di perusahaan orang jadi seorang Manajer saya juga punya impian lain yaitu alternative dream. ingin jadi penyanyi, artis, youtuber, penulis dllnya. Namun setelah saya memutus kan untuk jadi seorang pengusaha saya sudah buang jauh jauh semua impian itu. Saya akan fokus satu bidang saja. Dibidang marketing.
Untuk itu saya mengatakan dari dulu, saya menulis ini bukan mau jadi se orang penulis. Karena bukan identitas saya. Tapi saya akan mengambil skill lain dari menulis ini
Yaitu tetap saya katakan saya adalah seorang marketers. Profesi saya harus jago jualan, harus jago dibidang marketing. Dan didalam nya ada branding dsb
Bukan hanya itu ternyata marketing itu bukan ilmu yang absolut (mutlak). Tapi seperti seni yang terus berubah mengikuti perubahan perubahan yang ada, ketika seseorang menemukan strategy marketing yang tepat maka akan menaikan penjualan yang gila gilaan. Sama saja. Seperti seorang seniman saat misalkan seorang musisi menciptakan lagu yang hits maka akan mengangkat namanya dan mendapatkan uang banyak dari ke populeran lagu itu. Sebenarnya sama saja. Jika saya menemukan strategy marketing yang tepat sama seperti sebuah seni. Untuk itu kenapa saya putus kan saya harus jago di marketing. Dan mencintai dunia marketing
Nah sekarang ketemu, bahwa sebenarnya hasrat itu diciptakan oleh kita sendiri, dibuat oleh kita sendiri dibentuk oleh kita sendiri, di pilih oleh diri kita sendiri. Coba saja kalau seandainya saya masih memimpikan kerja di perusahaan orang sebagai Profesional. Maka sebenarnya bisa saja hasrat saya ada di sana. Dan saya pasti sama sekali tidak ada hasrat menjadi seorang marketing di perusahaan sendiri seperti saat ini sebenarnya sama saja. Cuma beda jalan dan jalur saja. Dulu saya memimpikan kerja sebagai Manager itu hebat itu nilai yang saya buat sendiri. Akhirnya sebenarnya hasrat saya sudah terbentuk disana. Dan sekarang kenapa yang tadi nya tidak ada hasrat menjadi seorang penjual malah jadi berhasrat. Yang tadinya gengsi malah bangga. So darimana lagi kalau bukan dari hasil pemaknaan sendiri sehingga menjadi keyakinan dan dari sana hasrat terbentuk yaitu passion/hobi
sumber gambar: google
Jangan lupa join di channel telegram saya, Istana Pengetahuan
0
271
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan