- Beranda
- Komunitas
- News
- Sejarah & Xenology
Howard Carter : Sang Penemu Makam Tutankhamun


TS
diaz420
Howard Carter : Sang Penemu Makam Tutankhamun
Quote:

Howard Carter adalah seorang arkeolog asal Inggris yang dikenal dengan penempatannya, yaitu makam Raja Tutankhamun di Mesir. Penemuan makam tersebut menjadi viral di seluruh dunia karena usia makamnya yang mencapai angka 3.000 tahun.
Howard lahir di kota Kensington, Inggris pada 9 Mei 1874. Beliau adalah anak bungsu dari 11 bersaudara, putra pasangan Samuel John Carter dan Martha Joyce. Fun fact, Ayahnya Howard adalah seorang pelukis ternama di Inggris kala itu. Karena darah seni yang Ia dapatkan dari sang Ayah, Howard pun memiliki bakat dalam bidang artistik seperti Ayahnya. Untuk mengasah bakat anaknya, Samuel Carter pula yang mengajarkan Howard tentang seni lukis.
Howard menghabiskan masa kecilnya di Swaffham, Norfolk, Inggris, tempat kelahiran kedua orang tuanya. Satu waktu, Howard dan keluarganya berkunjung ke rumah salah satu kenalan orang tuanya, yaitu keluarga Amherst. Orang tua Howard sengaja berkunjung untuk menunjukkan hasil lukisan yang dibuat oleh Howard. Keluarga Amherst pun menyukainya, namun di sisi lain, Howard kecil menaruh perhatiannya terhadap barang-barang antik milik keluarga Amherst yang mereka dapatkan dari Mesir. Dari situlah ketertarikan Howard dengan dunia arkeologi muncul.
Pada usianya yang ke-17, keluarga Amherst mengajak Howard untuk bergabung dengan mereka dalam ekspedisi ke Mesir. Ekspedisi tersebut didanai oleh Yayasan Ekspedisi Mesir (EEF/Egypt Expedition Foundation). Tujuan ekspedisi mereka adalah mencari kompleks makam Kerajaan Tengahdi situs arkeologi Beni Hasan. Bersama dengan keluarga Amherst, Howard juga ditemani oleh salah satu arkeolog kenalan mereka, bernama Percy Newberry. Howard menggunakan bakat melukisnya untuk menggambarkan peta pencarian.
Memasuki tahun 1892 atau pada saat Howard berusia 18 tahun, Beliau diajak untuk bekerjasama dengan salah satu arkeolog Inggris bernama Flinders Petrie. Mereka berdua berhasil menemukan makam Raja Akhenaten di sebuah situs arkeologi bernama Amarna. Dua tahun kemudian, Beliau bersama seorang arkeolog Swiss bernama Édouard Naville melakukan ekspedisi di wilayah Deir el-Bahari. Dalam ekspedisi yang berdurasi selama 5 tahun itu (1894-1899), mereka berhasil menemukan Kuil Raja Hatsheput. Selain itu, mereka juga berhasil mencatat relief pada dinding kuil tersebut.
Howard dilantik sebagai Inspektur Monumen untuk Badan Konservasi Barang-Barang Antik Mesir Kuno (EAS/Egyptian Antiquities Service) di usianya yang ke-25. Beliau dilantik setelah penemuannya di Kuil Raja Hatsheput viral di seluruh dunia. BTW, tugas Howard sebagai Inspektur Monumen adalah untuk melestarikan segala bentuk temuan arkeolog yang berasal dari Mesir. Selain itu, Howard juga melakukan beberapa ekspedisi dan penemuan terhadap beberapa situs dan artefak Mesir Kuno. Tugas Howard sebagai Inspektur tidaklah mudah, karena pada tahun 1904, Beliau harus memutar otak untuk mencegah terjadinya aksi pencurian artefak kuno yang marak terjadi saat itu. Beruntung, Beliau berhasil mengatasinya.
Karier Howard sebagai Inspektur Monumen harus berakhir pada tahun 1905 setelah peristiwa bentrokan antara para penjaga situs kuno Mesir dengan para turis asal Perancis terjadi (peristiwa tersebut dinamakan "Saqqara Affair"). Kedua belah pihak sama-sama bersalah dalam peristiwa tersebut, pihak turis Perancis melakukan pelanggaran-pelanggaran saat mengunjungi situs bersejarah di Mesir, sementara pihak penjaga situs telah bertindak kasar kepada turis. Semasa menganggur, Beliau habiskan dengan kembali bekerja sebagai pelukis freelance. Beliau juga pernah mendapatkan pekerjaan sebagai pelukis pribadi salah satu pengacara asal Amerika Serikat bernama Theodore Davis.
Pada tahun 1907, atas rekomendasi mantan bosnya di EAS, seorang bangsawan Inggris bernama Lord Carnarvon merekrut Howard Carter sebagai Kepala Pengawas untuk tim ekspedisinya ke situs Deir el-Bahari. Selang 7 tahun kemudian, Howard bersama tim ekspedisi Lord Carnarvon mulai melakukan penggalian di kawasan Lembah Para Raja usai mendapatkan konsep peta dan data yang dibutuhkan selama ini. Sebetulnya, ada satu tujuan lain yang dimiliki oleh Howard, Beliau masih penasaran apakah masih ada makam Raja Mesir Kuno yang belum terungkap atau tidak. Sayangnya, ekspedisi mereka harus tertunda akibat terjadinya Perang Dunia Pertama. Selama PD 1 terjadi, Howard bekerja sebagai kurir diplomatik dan penerjemah di Pemerintahan Inggris. Setelah PD 1 usai, proses ekspedisi pun dilanjutkan di penghujung tahun 1917.
Pada tahun 1922, karena hasil temuan yang masih sedikit, Lord Carnarvon merasa kecewa dengan kinerja Howard. Pada awalnya, Lord Carnarvon sempat berkeinginan untuk menghentikan proses ekspedisi tersebut, namun setelah bernegosiasi dengan Howard, ekspedisi pun berlanjut, bahkan Lord Carnarvon pun memberikan tambahan dana untuk proses ekspedisi tersebut.
Dari situlah hasil ekspedisi Howard dan timnya membuahkan hasil. Pada tanggal 4 November 1922, saat Howard dan timnya tengah melakukan penggalian, salah satu anggota tim ekspedisi ada yang tersandung sebuah benda asing di tanah. Berkat temuan kru tersebut, Howard dan timnya berhasil menemukan akses masuk menuju makam Raja Tutankhamun. Howard segera melaporkan temuannya kepada Lord Carnarvon. Mendengar kabar baik tersebut, Lord Carnarvon pun datang ke sana, walaupun butuh waktu sekitar 2 minggu untuk melakukan perjalanan dari Inggris ke Mesir saat itu.
Lord Carnarvon tiba di Mesir pada 23 November 1922, bersama dengan putri dan pembantunya. Dan pada keesokan harinya akses menuju makam Raja Tutankhamun pun sepenuhnya terbuka. Setelah itu, Lord Carnarvon melaporkan temuannya bersama Howard dan timnya kepada pihak berwenang Mesir. Di malam hari tanggal 26 November 1922, Lord, Carnarvon, putrinya, pelayannya, Howard beserta timnya menjadi orang-orang pertama yang memasuki kawasan pemakaman Raja Tutankhamun.

Makam Raja Tutankhamun

Lembah Para Raja
Barulah sejak tanggal 27 November 1922, pihak berwenang Mesir bersama Lord Carnarvon dan timnya membongkar seluruh makam tersebut. Total ada sekitar 5.000 artefak yang ditemukan di kawasan pemakaman Raja Tutankhamun, termasuk jasad sang Raja itu sendiri. Karena banyaknya jumlah dan ukuran dari beberapa artefak yang cukup besar, Lord Carnarvon sempat meminta bantuan kepada salah satu arkeolog Amerika Serikat yang kebetulan sedang melakukan ekspedisi di Mesir bernama Albert Lythgoe dan beberapa orang krunya, termasuk seorang arkeolog bernama Arthur Mace dan fotografer bernama Harry Burton. Setelah semuanya berhasil dibongkar, seluruh artefak tersebut diteliti lebih lanjut oleh kelompok peneliti pimpinan Pierre Lacau, seorang ahli kimia asal Perancis. Proses penelitian tersebut memakan waktu beberapa bulan lamanya.
Pada 16 Februari 1923, Howard Carter mulai mempublikasikan temuannya kepada media. Namun, karena merasa jengkel dengan awak media yang hendak meliput hasil temuannya, Lord Carnarvon hanya memberikan hak publikasi eksklusif kepada media "The Times" saja (salah satu media ternama di Inggris). Dengan kata lain, Lord Carnarvon sebagai Bos Besar dari ekspedisi tersebut hanya memperbolehkan media "The Times" saja yang mempublikasikan temuannya, sementara media lainnya, tidak diperbolehkan.
Sayangnya, keputusan yang diambil oleh Lord Carnarvon tidak disetujui oleh Howard. Hubungan kerja sama antara Lord Carnarvon dengan Howard Carter semakin merenggang setelah mereka berdebat apakah proses ekspedisi selanjutnya perlu diawasi langsung oleh pihak berwenang Mesir atau tidak. Pada akhirnya, Lord Carnarvon pun memutuskan untuk mengikuti keputusannya Howard. Sayangnya, pada tanggal 5 April 1923, Lord Carnarvon meninggal dunia akibat keracunan darah atau Sepsis (kondisi saat terjadi komplikasi infeksi atau luka tertentu yang dapat mengancam nyawa pengidapnya. Kondisi ini terjadi karena ada senyawa kimia yang masuk dalam pembuluh darah untuk melawan infeksi yang memicu respon peradangan di dalam tubuh). Atas wafatnya Lord Carnarvon, ekspedisi sempat tertunda. Untungnya, Nyonya Carnarvon, sang istri memberikan lampu hijau untuk melanjutkan ekspedisi tersebut.
Proses ekspedisi pun berlanjut, dari hasil ekspedisi tersebut, ribuan artefak Mesir Kuno berhasil ditemukan oleh Howard dan timnya. Proses ekspedisi sempat terhenti pada tahun 1924-1925 karena banyaknya artefak yang mesti ditampung oleh EAS. Kemudian di tahun 1929, ekspedisi pun dilanjutkan usai pihak berwenang Mesir memberikan lampu hijau untuk penyelesaian proses ekspedisi tersebut. Dan pada Februari 1932, proses ekspedisi dinyatakan berakhir.
Atas kerja kerasnya, Howard Carter mendapatkan sejumlah penghargaan, baik dari pemerintah Inggris maupun Mesir. Tak hanya itu, Beliau juga mendapatkan gelar Doktor kehormatan di bidang Ilmu Pengetahuan oleh Universitas Yale, New Haven, Connecticut, AS serta gelar kehormatan dari Real Academia de la Historia of Madrid, Spanyol.
Usai tugasnya di Mesir selesai, Howard Carter memutuskan untuk pensiun sebagai arkeolog. Untuk menghabiskan masa pensiunnya, Beliau kembali bekerja sebagai pelukis hingga akhir hayatnya. Saking fokusnya Beliau terhadap pekerjaannya, Beliau wafat dalam keadaan membujang a.k.a jomblo 'til I die. Beliau wafat pada tanggal 2 Maret 1939 akibat penyakit "Limfoma Hodgkin". Menurut situs Alodokter, itu adalah salah satu jenis kanker getah bening (limfoma). Getah bening atau sistem limfatik terdiri atas kelenjar dan pembuluh yang tersebar di seluruh bagian tubuh. Sistem limfatik memiliki peran dalam mengontrol sistem kekebalan tubuh.
Pada limfoma Hodgkin, salah satu jenis sel darah putih (limfosit), yaitu limfosit tipe B, akan mulai menggandakan diri secara abnormal dan menyebabkan limfosit kehilangan fungsinya dalam melawan infeksi, sehingga mengakibatkan penderitanya rentan terhadap infeksi.
Jasad Howard Carter dikebumikan di Pemakaman Putney Vale, London, Inggris pada tanggal 6 Maret 1939. Oh ya, semasa hidupnya, Howard Carter sempat membuat beberapa buku, beberapa diantaranya adalah "Five Years' Exploration at Thebes" (1912) dan "The Discovery of the Tomb of Tutankhamen".
Yap, itu tadi sekilas tentang postingan kali ini. Kalau kalian punya pendapat, kritik dan saran, silahkan tulis aja di kolom komentar. Traktir Ane dengan segelas Cendol kalau kalian menyukai postingan ini, atau timpuk Ane pakai batu bata kalau kalian menganggap postingan ini kurang menarik.
Thanks for coming and see you on the next post.
-Diaz-
Source : Howard Carter






bali86 dan 42 lainnya memberi reputasi
41
7.5K
Kutip
85
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan