Kepada sahabatku yang jauh tak terjangkau....
Hai sahabatku! Masih ingatkah kamu kapan kita terakhir bercanda atau setidaknya saling tersenyum saat berkabar melalui pesan WA atau status FB? Sungguh, aku yakin memang sudah kehilanganmu. Kita seolah sudah tak saling mengenal. Seperti tak pernah ada kedekatan. Ya, aku akui, aku tak seperti dia.
Aku memang tak pandai menyapa. Aku tak hobi bercerita melalui media. Aku memang bukan orang yang terbiasa menyapa lebih dulu.
Aku tahu kamu mungkin kecewa melihatku yang seperti ini. Mungkin, menurutmu aku berubah. Mungkin aku sombong di matamu.
Aku tak merasa ada yang berubah dari sikapku.
Aku tetap orang yang sama seperti sosok yang kamu kenal di tahun 2003 lalu.
Aku masih sama. Masih seperti yang dulu. Aku masih berharap kamu mengingatku.
Tahukah kamu hatiku cemburu saat kamu lebih akrab dengan dia. Kita semua sahabat, lalu mengapa hanya dengan dia? Apakah aku sudah tak terlihat?
Sahabatku,
Meski raga kita terpisah jauh, tapi tahukah bahwa hatiku selalu ingin dekat dengamu?
Kukira kita akan menjadi sahabat selamanya.
Kukira Tuhan memang menakdirkan kita akan selalu sehati karena begitu banyak persamaan.
Kita punya tanggal lahir yang sama, beda tahun.
Kita punya pasangan yang juga satu zodiak.
Kita sama-sama suka nulis dan baca, iya, 'kan?
Tapi, mungkin bagimu aku yang menjauh.
Aku jauh bukan berarti menjauh. Akan tetapi, nyatanya persahabatan kita tak sekuat itu. Ah, atau mungkin selama ini aku yang telalu tinggi berekspektasi?
Jika memang hanya dia yang bisa mengerti kamu, menjadi teman di kala suka dan duka, aku coba terima. Namun, bagaimana pun, namamu selalu di hatiku. Kuukir begitu indah. Kisimpan rapat agar tetap utuh.
Mungkin, bagimu dan dia, aku sudah tak layak untuk dijadikan sahabat. Aku memang sudah tak semenyenangkan dulu. Mungkin juga jarak yang jadi penghalang.
Aku hanya berharap kalian tetap akur selamanya.
Aku sayang kamu dan dia. Aku sayang kalian. Semoga bahagia selalu menyertai.
Salam rindu dari aku yang tak lagi tampak.
Tangsel, 17-2-2021
GIF
