- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
SENI MEMBUAT MASA DEPAN YANG INDAH


TS
amboerdah
SENI MEMBUAT MASA DEPAN YANG INDAH

#Psikologi_Parenting
(Jangan lupa di Share ya)
Bunda jangan lupa anak nya full diberi perhatian sejak dini, beri kasih sayang yang sangat mendalam, dan juga penghargaan, pujian pujian yang menyenangkan hati nya. Karena kalau tidak mendapatkan itu semua di masa kecil. Maka dia akan mencari nya itu di saat remaja/dewasa/tua nya.
Mungkin pernah dengar dengan istilah anak nakal di sekolah, bandel, suka berontak.
Apakah itu watak bawaan?
Enggak, Itu ada hubungan nya dengan pola asuh keluarga. Yaitu diantaranya kurangnya kasih sayang.
Anak yang tampil misalkan so jagoan, pengen selalu unggul, terlihat keren, selalu cari perhatian lebih di lingkungan sosial nya. Itu dampak dari kekosongan batin nya akan kasih sayang.
Bahkan hasil penelitian dalam dalam dunia psikologi, orang orang yang suka nyeleneh. Misalkan, kenapa ada orang suka ngaku nabi, ngaku malaikat, ngaku tuhan, bahkan yang kemarin ramai di indonesia fenomena mendirikan kesultanan, kerajaan, mengumpul kan pengikut.
itu ketika mau ditelusuri pasti ada tracks record di masa kecil nya yang bermasalah. Bisa jadi dia kekurangan kasih sayang. Kurang dihargai, kurang di cintai, di lingkungan keluarga nya.
Motif batin nya asli nya dia haus akan penghargaan, ingin dihormati.
Bahkan fakta mengejutkan ada hasil penelitian, ilmuwan meneliti tentang para pembunuh berdarah dingin. Pembunuh yang brutal, pembunuh yang pandai dalam menjalankan aksi pembunuhan dengan sangat rapi. Itu rata rata mereka punya masalah parenting (pola asuh) yang salah di masa kecil. Yaitu apalagi kalau kurang nya kasih sayang. Justru mereka di didik dengan kejam sering di salah kan, disiksa, dihina, dimarahi, dllnya.
Ups rasanya gak cukup kalau saya tidak memberi bukti real nya dari pengalaman pribadi.
Yaitu saya juga korban pola asuh yang salah. Saya tidak memiliki masa kecil yang membahagiakan dan menyenangkan. Apa yang saya alami?
Yaitu dari SD - SMA saya tumbuh jadi anak culun, pendiam, bodoh, dan sering jadi bahan bullyan (tertawaan) teman teman. Bayangan bagaimana tidak menderita nya masa kecil saya. Di lingkungan keluarga kurang perhatian dan kasih sayang, di lingkungan sekolah di bully. Betapa cedera nya batin dan psikologis saya waktu itu.
Namun ketika saya kuliah, hal itu berbalik. Dari dulu anak yang pendiam, suka di bully oleh teman teman. Saya jadi anak yang hyperaktif. Saya tumbuh jadi anak yang ingin selalu menonjol supaya saya mendapatkan perhatian lebih dari teman teman.
Saya rajin belajar, karena ketika di dalam kampus saya ingin tampil lebih cerdas daripada yang lainnya. dan mendapatkan pujian dari teman teman. Saya juga sering berontak bersama teman teman, saya ingin tampil lebih keren, terlihat seperti jagoan ingin menguasai diantara yang lainnya. Saya sering membuat gerakan gerakan dan membuat gank, dan sering bentrok dengan teman lain kalau sedang di asrama.
Dan saya sering nyakitin cewek cewek, misalkan saya sering tebar pesona. buat cewek supaya tergila gila. Saya ingin Ingin di puja puja mungkin bahasa sekarang sebagai fuck boys lah.
Ada kebanggan tersendiri ketika dulu melakukan itu.
Saya merasa diri saya lebih keren, lebih cerdas, lebih berani, lebih jago, dllnya. Itu bukan murni hasil dari dalam diri yang terbentuk alami. Tapi ada motivasi ingin dihargai, ingin dihormati, ingin dikagumi, ingin di puii. Dan semua itu yang tidak saya dapatkan sejak kecil.
Dan di sosial media pun, saya tampil arogan. Sering membully orang lain, kurang respect, dan apresiasi kepada orang lain. Hobby saya debat debat dan debat. Karena saya merasa saya ini hebat, saya butuh di akui.
Itu dulu memperhatikan diri saya. Ini normal dan bentuk kenakalan remaja biasa. Namun berjalan waktu saya berkenalan dengan disiplin ilmu psikologi. Ternyata karakter dan sifat itu saya dapatkan dari pola asuh itu.
Jadi tolong ya bunda ayah. Kenapa saya share pengalaman saya dan sedikit pengetahuan yang saya ketahui supaya ayah bunda tahu pola realitas yang akan terjadi.b
Pesan saya anak anak nya jangan di sia sia kan mereka, jangan rusak masa depan mereka. Bersabar mendidik anak dan mengasihani anak itu paling sampai 18 tahun sampai umur Lulus SMA. Setelah itu mereka kalau di keluarga didik dengan benar terutama batin dan psikis nya benar. Dia ketika keluar dari keluarga. Entah kuliah, atau kerja dia akan tumbuh jadi remaja yang baik. Dia akan menemukan jati dirinya dengan mudah. Dan tentu nya dia punya masa depan yang cerah.
Bukan harta ko yang membuat mereka di masa depan sukses. Tapi kasih sayang. Percuma banyak harta.
Contoh kakek nenek saya di kampung bukan orang miskin. Tapi justru saya tidak memiliki masa remaja yang indah. Berawal dari tidak indah nya masa kecil. Dan saya sekarang sedang membentuk diri supaya saya melewati kedewasaan ini indah untuk menyongsong keindahan di masa tua. Dan tentunya jadi orang tua yang baik untuk anak anak saya suatu saat nanti.
BTW kenapa orang tua saya bercerai?
Balik lagi karena kondisi cara mendidik nya salah terbukti bagaimana mereka (kakek nenek) cara mendidik saya.
Bagaimana papa saya tidak pernah punya rasa empati, simpati kasih sayang terhadap anak dan istri. Dulu ingat nenek saya sering nangis karena katanya papa saya orang nya jahat. Tidak ingat keluarga, tidak pernah menyayangi keluarga.
Padahal kita tahu, tentu ada hukum sebab akibat yang bermain di belakangnya. Mungkin kenapa papa saya memiliki watak, sifat, kepribadian seperti itu yang tidak sayang kepada keluarga. Ya darimana lagi kalau bukan dari salah nya pendidikan di keluarga.
Saya bersyukur sekali. Saya pernah dipaksa untuk menikah, dan tinggal di kampung ngurusin harta nenek kakek. Saya termasuk anak yang memberontak. Dan saya berjanji saya harus jadi anak mandiri, saya ingin kaya hasil keringat sendiri. Dan kuliah pun itu hasil keringat sendiri.
Dan saya tidak terbayang kalau dulu saya tidak mengambil keputusan yang tepat. Menikah kemudian berumah tangga dalam kondisi seperti itu. Maka saya pasti akan men copy paste sifat papa saya. Dan mungkin anak saya akan jadi korban selanjutnya. Dan lingkaran setan itu akan terus terbentuk seperti itu.
Dan saya perhatikan nenek kakek saya memiliki anak enam orang. 3 anak nya pernah bercerai, termasuk papa saya. Dan semuanya saya perhatikan anak anak nya kurang menyayangi orang tua (nenek kakek). Rasa respects kaya minim seki, kurang hormat, saya melihat di anak anak nya.
Jujur dulu saya sempat benci keluarga (orang tua dan nenek, kakek). Saya tidak menyayangi mereka, jarang ngasih kabar, bersikap bodo amat dengan kondisi mereka. Namun karena pengetahuan saya semakin luas, dan sedikit bijak. Justru hal yang saya lakukan itu salah. Dan sekarang telah memaafkan semuanya dan saya menganggap itu sebagai takdir hidup yang tidak mungkin bisa diubah lagi, itu bentuk kekhilafan dan karena tidak tahu nya mereka. Seharusnya menyikapi orang yang tidak tahu kan jangan di benci, tapi dimaklumi.
Nah kebayang tidak, berapa sih orang diluaran sana yang seberuntung saya, yang mengalami kondisi pendidikan seperti saya. Kita semua dilahirkan tidak bisa memilih ingin lahir di keluarga seperti apa, dan menginginkan lingkungan ideal seperti apa. Namun kita semua datang tiba tiba dengan kondisi masing masing. Ada yang lahir di keluarga beruntung ada yang lahir dari keluarga yang tidak ideal. Menyedihkan sekaligus memuakan. Namun setiap perjalanan hidup setiap orang pasti ada warna tersendiri. Karena justru unik dan indah nya kehidupan itu karena perbedaan ini.
Namun di sisi lain berapa banyak yang tidak sadar akan hal ini dan terus membentuk kultur pendidikan keluarga seperti itu, sehingga mereka hidup terus dalam lingkaran syaitan
Silahkan share ke teman teman anda, Untuk menyelamatkan masa depan mereka agar informasi ini manfaat nya semakin luas. Minimal anda memiliki andil untuk memutus rantai lingkaran setan jika tulisan ini terbaca kepada orang yang tepat.
Dan jangan lupa join di channel telegram saya cari aja "ISTANA PENGETAHUAN"
0
348
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan