Kaskus

Hobby

KokonataAvatar border
TS
Kokonata
Akibat Merasa Akrab dengan Covid19
Akibat Merasa Akrab dengan Covid19

Sebutlan namanya Desi. Dia seorang perawat di rumah sakit swasta kota Bandung. Dia masih lajang. Desi bekerja secara shiftdi ruangan yang khusus menangani pasien anak-anak.  Rumah sakit tempat Desi bekerja juga merawat pasien Covid19. Beberapa kasus Covid19 sempat Desi tangani akibat pasien yang tidak jujur menuturkan riwayat kesehatannya.
 
Untungnya Desi masih terbebas dari Covid19. Padahal sebagian teman-temannya sudah terpapar virus Covid19. Baik sesama rekan perawat, dokter bahkan office boy. Desi tetap baik-baik saja. Maka dari itu timbul keyakinan pada dirinya bahwa Covid19 itu jangan dijauhi, tapi diakrabi!
 
“Diakrabi gimana maksudmu, Des?” tanya rekan kerjanya sesama perawat.
 
“Ya, nggak usah berlebihan. Biasa aja. Misal, kalau mau jalan-jalan, ya jalan aja. Tapi tetap jaga jarak, nggak usah berkerumun. Kalau ada kerumunan kita jauhi,” jelas Desi.
 
“Tapi kita bisa jadi OTG. Membawa virus tersebut kepada orang-orang yang daya tahan tubuhnya lebih rendah. Kita menjadi sebab orang lain tertular Covid19,” ujar temannya, tidak sependapat dengan Desi.
 
Perdebatan itu tidak berlangsung lama. Desi tetap dengan pendapatnya. Si teman malas meladeni Desi. Dan Desi pun tetap bebas ke mana-mana sesukanya.
 
Saat program vaksin Covid19 mulai berjalan pada awal 2021, Desi juga ikut serta. Vaksin tersebut wajib bagi tenaga kesehatan seperti Desi. Desi juga tidak harus membayar. Jadi ikut serta divaksin tidak ada ruginya.
 Akibat Merasa Akrab dengan Covid19

Beberapa hari setelah mendapat vaksin, keluarga Desi di Bogor mengadakan hajatan. Desi pergi saja. Dia berkendara menggunakan angkutan umum. Sebagian teman-teman kerja menyayangkan tindakan Desi tersebut. Apalagi Desi mengabari teman-temannya setelah berada di Bogor.
 
Pulang dari Bogor sebelum bekerja kembali, teman-teman mendesak Desi agar melakukan rapid test. Desi tidak bisa menolak. Hasilnya reaktif. Ketika mengulang tes dengan metode SWAB, hasilnya positif. Desi harus menjalani isolasi mandiri meskipun tidak menunjukkan gejala terkena Covid19.
 
Akibat kondisi Desi tersebut, dia harus cuti. Tenaga perawat yang terbatas, membuat teman-teman Desi harus mengambil alih pekerjaan Desi. Maka dari itu, sebagian teman-teman Desi tidak berempati dengan nasib Desi. Bahkan mereka kesal. Desi perawat, tapi pemikirannya seperti orang awam.   
 
Vaksin Covid19 perlu waktu untuk bekerja membentuk kekebalan tubuh. Penerima vaksin Covid 19 tetap harus melaksanakan protokol kesehatan 3M. Lagipula Desi masih mendapat vaksin dosis pertama, belum sampai dosis kedua.
 
Kisah Desi yang ane dapatkan dari penuturan perawat rekan kerjanya itu bikin ane mikir, perawat aja masih ada yang pemahamannya seperti itu terhadap Covid19, apalagi orang-orang nonmedis. Jadi PR besar untuk sosialisasi vaksin Covid19.
 
Akibat Merasa Akrab dengan Covid19

Pusat Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia (PP Peralmuni) telah menyiarkan bahwa vaksin Covid-19 Sinovac aman dan efektif. Namun tentu saja, syarat dan ketentuan berlaku untuk membentuk herd immunity. Maka perdebatan menerima dan vaksin atau tidak itu tidak perlu lagi.
 
Tim FKM UI sudah membuat simulasi strategi vaksin Covid19. Apabila berjalan sesuai rencana, vaksin Covid19 dapat terlaksana secara menyeluruh pada September 2021. Perdebatan berkepanjangan hanya akan membuat jadwal pemberian vaksin terhambat.
 Akibat Merasa Akrab dengan Covid19

Mari kita dukung vaksid Covid19. Supaya kondisi yang terbatas saat ini bisa pulih seperti dulu. Bebas jalan-jalan, bisa makan-makan dan kumpul dengan teman-teman. Kita tepis bersama ramalan Covid19 baru bisa pergi dari Indonesia 10 tahun yang akan datang.   

Sumber 1
Sumber 2
Diubah oleh Kokonata 15-02-2021 22:11
0
449
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan