Indonesia sudah mendatangkan vaksin covid-19 dari Sinovac sejak awal Desember 2020 yang lalu. Bahkan pemberian vaksinasi juga sudah dimulai sejak tanggal 13 Januari 2021. Namun layaknya sebuah kebijakan, tentu saja ada yang pro ada pula yang kontra. Kalau yang pro sih tak perlu lagi dijelasin, karena mereka setuju dengan vaksinasi sinovac. Nah, yang tidak setuju ini yang kadang bersuara nyaring di sosmed-sosmed bahkan ada yang menebar kebencian. Mayoritas sih karena vaksin ini berasal dari China asal virus ini mulai ditemukan. Dan teori cocoklogi mereka soal covid-19 merupakan pandemic setingan untuk kepentingan bisnis semata sangat mudah kita temukan di sosial media.

Yang saya sesalkan adalah opini membabi buta sebagian dari mereka yang kontra pada vaksin Sinovac tak didasari pada pengetahuan yang cukup pada vaksin Sinovac. Pokoknya karena vaksinnya dari China, sekali tidak tetap tidak. Coba saja tanyakan, apa mereka paham vaksin Sinovac ini terbuat dari apa? Virus mati atau virus hidup yang dilemahkan? Atau, tanyakan, jika mereka menolak vaksin dan terkena sanksi denda apakah mereka mau membayarnya? Kita sudah tahu mayoritas dari jawaban mereka.



Saya juga bukan ahli pandemi, apalagi ahli vaksin. Saya hanya driver ojek online yang tahunya pandemi ini membuat perekonomian mayoritas kita tercabik-cabik. Tidak ada kerusuhan mereka yang kelaparan saja saya sudah sangat bersyukur. Jika keadaanya begini terus dan pandemi corona tidak segera berhasil dikendalikan oleh pemerintah, bisa jadi kerusuhan 1998 akan terulang. Tapi bersyukurlah, vaksinasi sudah dimulai.



Saya pribadi akan tetap mendukung program pemberian vaksin covid-19 dengan vaksin apapun. Baik vaksin yang terbuat dari virus yang dimatikan seperti vaksin Sinovac ini, maupun vaksin yang terbuat dari virus hidup yang dilemahkan dan dosisnya tak akan mungkin menginveksi penerima. Namun secara psikologis saya akan lebih memilih vaksin dari virus yang sudah dimatikan. Dengan begitu kita juga tenang. Mungkin mereka yang menolak vaksin ini dengan suara nyaring di sosial media lebih memilih vaksin dari virus hidup yang sudah dilemahkan. Saya sih tidak terlalu peduli opini mereka. Saat seperti ini, tak ada waktu untuk ikut berdebat di sosial media setuju atau tidak setuju dengan vaksin covid-19 dari Sinovac. Anak saya lebih butuh susu. Keluarga saya lebih butuh makan. Tidak butuh saya menang perdebatan atau kalah dalah perdebatan. Tinggal terapkan protokol kesehatan jangan sampai kendur. Dan tunggu giliran kita untuk divaksin. Dengan vaksin apapun itu.



Semoga thread ini bermanfaata ya...