- Beranda
- Komunitas
- News
- Militer dan Kepolisian
APR-1, Kendaraan Militer Lapis Baja yang Dibuat Dari Basis Truk Isuzu NKR


TS
si.matamalaikat
APR-1, Kendaraan Militer Lapis Baja yang Dibuat Dari Basis Truk Isuzu NKR
Bicara soal kendaraan pengangkut personel lapis baja (APC) buatan dalam negeri, saat ini sudah banyak digunakan oleh TNI maupun POLRI. Kemandirian membuat kendaraan sekelas APC tersebut dilakukan saat terkena embargo. Ternyata embargo yang diberikan oleh pihak Barat pada akhir tahun 1990-an punya dampak positif di industri alutsista dalam negeri.
Dari embargo tersebut akhirnya salah satu perusahaan BUMN yakni PT Pindad membuat kendaraan pengangkut personel lapis baja, kendaraan tersebut diberi nama APR-1.Pada kesempatan kali ini TS akan membahas salah satu kendaraan tersebut. Seperti biasa kita mulai dari sejarahnya.
SEJARAH
Lahirnya kendaraan yang biasa disebut sebagai kendaraan pengangkut personel ini berawal dari embargo yang dilakukan oleh Amerika pada tahun 1999. Dengan pemberlakuan embargo, otomatis Indonesia tidak boleh membeli alutsista buatan Paman Sam. Selain itu Indonesia tidak mendapat pasokan suku cadang untuk alutsista buatan Amerika yang sudah dipakai. Sebagai tambahan, alutsista buatan Barat yang dimiliki juga tak boleh digunakan untuk operasi militer.
Saat embargo diberlakukan, kebetulan Indonesia menghadapi masalah dari kelompok separatis yang bernama GAM.
Untuk mengatasi hal tersebut, awalnya TNI dan Polri memodifikasi truk miliknya seperti Reo dan Unimog yang ditempeli pelat baja antipeluru di sekujur bodynya. Penambahan pelat baja ini memang cukup mengganggu mobilitas dan mengurangi kinerja kendaraan karena bobotnya menjadi bertambah.

APR-1 yang TS bahas.
Ilustrasi: indomiliter.com
Untuk menghadapai kelompok separatis tersebut, maka Panglima TNI Jenderal TNI Endriartono Sutarto yang menjabat pada waktu itu meminta Pindad untuk mengembangkan kendaraan ringan yang dapat dipersenjatai. Pindad di bawah pimpinan Budi Santoso menyanggupi hal tersebut, dan segera membangun purwarupa pertama pada Agustus 2003.
Setelah selesai diproduksi, Kendaraan buatan Pindad tersebut lantas diberi nama APR-1 (Angkut Personel Ringan 1). Penambahan angka 1 berarti kendaraan ini adala APC pertama yang dibuat oleh Pindad.

Ilustrasi: indomiliter.com
APR-1 kemudian langsung dikirim untuk kebutuhan operasi militer di NAD (Nanggroe Aceh Darussalam) pada tahun 2003-2004. Karena dibuat secara ekspres, maka tampilan kendaraan ini tampak kurang sangar. Meski tampangnya kurang meyakinkan, APR-1 sudah mendapat cap battle proven.
Ada sekitar 40 unit kendaraan yang diproduksi, selama digunakan melawan GAM hanya dua kendaraan yang mengalami kerusakan. Satu kendaraan rusak karena kecelakaan, sementara satunya lagi rusak akibat sapuan gelombang tsunami. Kendaraan jenis APC ini memperkuat Batalyon Kavaleri 11/Serbu Kodam Iskandar Muda serta Kompi Kavaleri (Kikav) 8 Kostrad.
Dibangun Diatas Chasis Truk Isuzu NKR
Yang menarik dari produk APC pertama buatan dalam negeri ini adalah dibangun menggunakan chasis truk Isuzu NKR 55 3/4. Kalian pasti sudah tidak asing mendengar nama truk tersebut, karena truk ini banyak digunakan masyarakat sipil untuk kebutuhan angkut logistik. Pemilihan chasis Isuzu ini kemungkinan agar mudah dalam mencari suku cadang serta perawatan.
Mesin APR-1 berkapasitas 2.800 cc dengan tenaga maksimal yang dihasilkan adalah 120 horsepower, serta mampu melaju maksimum di jalan on road hingga 100 km/jam. Kendaraan berpenggerak roda 4x4 ini juga dapat melaju pada sudut kemiringan 60 derajat.
Mesin APR-1 sendiri sama seperti yang digunakan oleh truk Isuzu NKR 55 3/4. Sebagai tambahan setelah Isuzu NKR dimodifikasi menjadi APC, kendaraan ini memiliki bobot mencapai 5.2 ton.
Untuk prajurit yang bisa diangkut adalah 12 orang sudah termasuk pengemudi, pada bagian kubahnya sudah mengusung pelontar granat otomatis AGL 40 dan senapan mesin kaliber 7.62 atau 12.7 mm serta dilengkapi peluncur granat asap kaliber 60 mm. Sayangnya kubah penembak masih semi terbuka dan manual, sehingga sang juru tembak sangat rawan dibidik oleh sniper.

Bagian interior APR-1.

FN MAG 7.62 mm terpasang di kubah APR-1.

Bapak ini tampak serius, jangan diganggu ya gan sist
Pelontar granat AGL 40 di kubah APR-1.
Ilustrasi: indomiliter.com
Pada bagian samping dari APR-2 juga dibuatkan 3 buah jendela kecil berbentuk senjata untuk melihat keadaan di luar, posisi jendela ini dipasang agak ke atas. Dibawah jendelanya juga terdapat 3 buah lubang senjata (firing port).
Karena memang dibuat secara ekspres, maka ketahanan lapis bajan APR-1 masih belum begitu baik. Lapisan pelindungnya belum sanggup menahan terjangan RPG, namun untuk terjangan proyektil kaliber 7.62 mm dari segala arah masih dapat ditahan.

Tampak dari samping.
Ilustrasi: airspace-review.com
Terlepas dari bentuknya yang kurang sangar, setidaknya kita sebagai WNI boleh sedikit berbangga. Karena ditengah tekanan embargo oleh pihak Barat, setidaknya para insinyur Indonesia pada masa itu sudah berani membuat sebuah kendaraan sekelas APC. Walaupun pada awalnya masih menggunakan chasis truk sipil sebagai platformnya.
Dari dibuatnya AR-1 ini, industri militer dalam negeri semakin berkembang, terutama di segmen kendaraan tempur. Dari AR-1, Pindad kemudian berhasil membuat kendaraan tempur lainnya seperti Komodo serta Anoa yang saat ini digunakan oleh TNI dan POLRI.

Ilustrasi Isuzu NKR 55, dari truk ini APR-1 dibuat.
Foto: mobil.mitula.co.id
APR-1
Negara Asal: Indonesia
Produsen: PT Pindad
Berat maksimum: 5,2 ton
Ground Clearance: 35 cm
Chasis: Isuzu NKR 55 3/4
Mesin: Turbodiesel 2.800 cc
Kecepatan Maks.: 100 km
Tenaga Maks.: 120 hp
Kapasitasn BBM: 75 liter
Pengguna: TNI AD
Referensi: 1.2.3
Ilustrasi: indomiliter, airspace-review.com
Dari embargo tersebut akhirnya salah satu perusahaan BUMN yakni PT Pindad membuat kendaraan pengangkut personel lapis baja, kendaraan tersebut diberi nama APR-1.Pada kesempatan kali ini TS akan membahas salah satu kendaraan tersebut. Seperti biasa kita mulai dari sejarahnya.
SEJARAH
Lahirnya kendaraan yang biasa disebut sebagai kendaraan pengangkut personel ini berawal dari embargo yang dilakukan oleh Amerika pada tahun 1999. Dengan pemberlakuan embargo, otomatis Indonesia tidak boleh membeli alutsista buatan Paman Sam. Selain itu Indonesia tidak mendapat pasokan suku cadang untuk alutsista buatan Amerika yang sudah dipakai. Sebagai tambahan, alutsista buatan Barat yang dimiliki juga tak boleh digunakan untuk operasi militer.
Saat embargo diberlakukan, kebetulan Indonesia menghadapi masalah dari kelompok separatis yang bernama GAM.
Untuk mengatasi hal tersebut, awalnya TNI dan Polri memodifikasi truk miliknya seperti Reo dan Unimog yang ditempeli pelat baja antipeluru di sekujur bodynya. Penambahan pelat baja ini memang cukup mengganggu mobilitas dan mengurangi kinerja kendaraan karena bobotnya menjadi bertambah.

APR-1 yang TS bahas.
Ilustrasi: indomiliter.com
Untuk menghadapai kelompok separatis tersebut, maka Panglima TNI Jenderal TNI Endriartono Sutarto yang menjabat pada waktu itu meminta Pindad untuk mengembangkan kendaraan ringan yang dapat dipersenjatai. Pindad di bawah pimpinan Budi Santoso menyanggupi hal tersebut, dan segera membangun purwarupa pertama pada Agustus 2003.
Setelah selesai diproduksi, Kendaraan buatan Pindad tersebut lantas diberi nama APR-1 (Angkut Personel Ringan 1). Penambahan angka 1 berarti kendaraan ini adala APC pertama yang dibuat oleh Pindad.

Ilustrasi: indomiliter.com
APR-1 kemudian langsung dikirim untuk kebutuhan operasi militer di NAD (Nanggroe Aceh Darussalam) pada tahun 2003-2004. Karena dibuat secara ekspres, maka tampilan kendaraan ini tampak kurang sangar. Meski tampangnya kurang meyakinkan, APR-1 sudah mendapat cap battle proven.
Ada sekitar 40 unit kendaraan yang diproduksi, selama digunakan melawan GAM hanya dua kendaraan yang mengalami kerusakan. Satu kendaraan rusak karena kecelakaan, sementara satunya lagi rusak akibat sapuan gelombang tsunami. Kendaraan jenis APC ini memperkuat Batalyon Kavaleri 11/Serbu Kodam Iskandar Muda serta Kompi Kavaleri (Kikav) 8 Kostrad.
Dibangun Diatas Chasis Truk Isuzu NKR
Yang menarik dari produk APC pertama buatan dalam negeri ini adalah dibangun menggunakan chasis truk Isuzu NKR 55 3/4. Kalian pasti sudah tidak asing mendengar nama truk tersebut, karena truk ini banyak digunakan masyarakat sipil untuk kebutuhan angkut logistik. Pemilihan chasis Isuzu ini kemungkinan agar mudah dalam mencari suku cadang serta perawatan.
Mesin APR-1 berkapasitas 2.800 cc dengan tenaga maksimal yang dihasilkan adalah 120 horsepower, serta mampu melaju maksimum di jalan on road hingga 100 km/jam. Kendaraan berpenggerak roda 4x4 ini juga dapat melaju pada sudut kemiringan 60 derajat.
Mesin APR-1 sendiri sama seperti yang digunakan oleh truk Isuzu NKR 55 3/4. Sebagai tambahan setelah Isuzu NKR dimodifikasi menjadi APC, kendaraan ini memiliki bobot mencapai 5.2 ton.
Untuk prajurit yang bisa diangkut adalah 12 orang sudah termasuk pengemudi, pada bagian kubahnya sudah mengusung pelontar granat otomatis AGL 40 dan senapan mesin kaliber 7.62 atau 12.7 mm serta dilengkapi peluncur granat asap kaliber 60 mm. Sayangnya kubah penembak masih semi terbuka dan manual, sehingga sang juru tembak sangat rawan dibidik oleh sniper.

Bagian interior APR-1.

FN MAG 7.62 mm terpasang di kubah APR-1.

Bapak ini tampak serius, jangan diganggu ya gan sist

Pelontar granat AGL 40 di kubah APR-1.
Ilustrasi: indomiliter.com
Pada bagian samping dari APR-2 juga dibuatkan 3 buah jendela kecil berbentuk senjata untuk melihat keadaan di luar, posisi jendela ini dipasang agak ke atas. Dibawah jendelanya juga terdapat 3 buah lubang senjata (firing port).
Karena memang dibuat secara ekspres, maka ketahanan lapis bajan APR-1 masih belum begitu baik. Lapisan pelindungnya belum sanggup menahan terjangan RPG, namun untuk terjangan proyektil kaliber 7.62 mm dari segala arah masih dapat ditahan.

Tampak dari samping.
Ilustrasi: airspace-review.com
Terlepas dari bentuknya yang kurang sangar, setidaknya kita sebagai WNI boleh sedikit berbangga. Karena ditengah tekanan embargo oleh pihak Barat, setidaknya para insinyur Indonesia pada masa itu sudah berani membuat sebuah kendaraan sekelas APC. Walaupun pada awalnya masih menggunakan chasis truk sipil sebagai platformnya.
Dari dibuatnya AR-1 ini, industri militer dalam negeri semakin berkembang, terutama di segmen kendaraan tempur. Dari AR-1, Pindad kemudian berhasil membuat kendaraan tempur lainnya seperti Komodo serta Anoa yang saat ini digunakan oleh TNI dan POLRI.

Ilustrasi Isuzu NKR 55, dari truk ini APR-1 dibuat.
Foto: mobil.mitula.co.id
APR-1
Negara Asal: Indonesia
Produsen: PT Pindad
Berat maksimum: 5,2 ton
Ground Clearance: 35 cm
Chasis: Isuzu NKR 55 3/4
Mesin: Turbodiesel 2.800 cc
Kecepatan Maks.: 100 km
Tenaga Maks.: 120 hp
Kapasitasn BBM: 75 liter
Pengguna: TNI AD
Referensi: 1.2.3
Ilustrasi: indomiliter, airspace-review.com
Diubah oleh si.matamalaikat 10-02-2021 11:27






tien212700 dan 34 lainnya memberi reputasi
35
6.8K
70


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan