- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Kacau! Saham Widodo Makmur Terus-terusan ARB, Gimana nih?


TS
perojolan13
Kacau! Saham Widodo Makmur Terus-terusan ARB, Gimana nih?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham perusahaan peternakan, PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU) yang baru melantai di Bursa Efek Indonesia pada Selasa (2/2/2021) kembali ambruk pada perdagangan Selasa ini (9/2/2021), sepekan setelah IPO (initial public offering, penawaran umum saham perdana).
Data BEI mencatat, pada pukul 09.56 WIB, Selasa pagi ini, saham WMUU terkoreksi hingga nyaris auto reject bawah (ARB), dengan penurunan 6,50%. Batasan ARB ditetapkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) yakni maksimal penurunan sehari 7% semua range harga saham.
Nilai transaksi saham WMUU mencapai Rp 2,26 miliar dan volume perdagangan 9,81 juta saham.
Penurunan ini melanjutkan koreksi Senin pagi kemarin (8/2/2021) ke batas bawah ARB 6,82% di level Rp 246/saham.
Padahal pada pekan lalu, setidaknya setelah listing di BEI, dalam 3 hari saham emiten milik mantan bos PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) Tumiyana ini sempat menikmati 'bulan madu' IPO dengan berkali-kali auto reject atas (ARA).
Kapitalisasi pasar WMUU turun menjadi Rp 2,98 triliun, dari kemarin yakni mencapai Rp 3,18 triliun. Dari harga saham perdana atau IPO Rp 180/saham, maka harga saham WMUU masih naik 28%.
Pada Jumat pekan lalu, tercatat saham WMUU diperdagangkan juga anjlok ke level terendah yang diizinkan oleh bursa (ARB, batas penurunan 7% dalam sehari). Terpantau WMUU anjlok 6,38% ke level Rp 264/saham.
Sebelumnya WMUU resmi mencatatkan saham perdana di BEI Selasa (2/2/2021). Perseroan menjadi emiten ke-6 di tahun ini dan dicatatkan di papan utama bursa. WMUU melepas sebanyak 15% saham ke publik, diturunkan dari sebelumnya sebesar 35%.
Proporsi investor yang menyerap yakni investor institusi 69,5% dan ritel 30,5%. Saham WMU mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed sebanyak 4 kali selama masa penawaran umum.
Bertindak sebagai Joint Lead Underwriters (JLU) yakni PT CIMB Niaga Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas, dan PT Samuel Sekuritas Indonesia.
Saat debut perdana melantai di bursa, saham WMUU terpantau naik sebesar 34,44% ke level Rp 242/saham atau kenaikan mencapai batas level tertinggi yang diijinkan oleh regulator (ARA, kenaikan 35% dalam sehari).
Menariknya pada hari ketiga listing, perdagangan saham WMUU, sempat dibuka melesat kencang hingga ke level tertingginya 23,18% ke level Rp 372/saham, lalu saham WMUU tiba-tiba anjlok bahkan terpaksa ditutup di level ARB-nya, terkoreksi 6,38% ke level Rp 282/saham.
Tahun 2021, perseroan mengalokasikan dana investasi sebesar Rp 1,5 triliun dari sebelumnya Rp 1,9 triliun. Alokasi penggunaan dana investasi untuk menambah kapasitas produksi ayam broiler sebanyak 6,4 juta broiler melalui dua tahap. IPO bukan satu-satunya aksi korporasi yang dilakukan oleh Widodo Makmur Unggas.
Dana dari belanja modal (capex) tersebut salah satunya akan ditutup dari dana hasil IPO dan penerbitan obligasi. WMUU sudah resmi melakukan IPO sebanyak 1.941.176.500 saham biasa atau 1,94 miliar saham (15% saham) dengan harga perdana Rp 180/saham sehingga meraih dana IPO Rp 349,4 miliar.
"Ke depannya perseroan akan terus bertumbuh dan sesuai rencana di 2021 dengan menaikkan Rumah Potong Hewan Unggas kapasitas 25.500 ekor per jam," ujar Direktur Utama WMU, Ali Mas'adi, dalam keterangan resminya.
Dalam kesempatan yang sama usai listing, Komisaris Utama Widodo Makmur Unggas, Tumiyana mengatakan, penawaran umum perdana saham adalah salah satu langkah perseroan untuk menghimpun dana, lainnya akan diperoleh melalui penerbitan obligasi. Meski, perseroan belum merinci lebih jauh target dana yang dihimpun dari penerbitan obligasi tersebut.
"Dana dari rising fund yang kita punya itu akan kita dedikasikan sepenuhnya untuk capex spending dan modal kerja. Sisanya, melalui penerbitan obligasi di Q4 atau Q3," ujar mantan Dirut WIKA ini.
Di tengah pandemi Covid-19, WMU tetap optimis dapat melanjutkan torehan kinerja positif. Perseroan memproyeksikan penjualan meroket naik 436% dan laba bersih 259% dari tahun lalu. WMU pun fokus pada pengembangan bisnis produksi karkas, apalagi di sepanjang semester pertama tahun lalu produksi karkas tumbuh 22% menjadi 16.000 ton.
Sebagai informasi, Widodo Makmur Unggas berdiri pada tahun 2015 dengan nama PT Pakan Makmur Perkasa (PMP).
Perseroan bertransformasi menjadi PT Widodo Makmur Unggas (WMU) pada tahun 2017. Perseroan memiliki bisnis unggas yang terintegrasi secara vertikal yang mengendalikan pabrik pakan berskala besar, peternakan pembibitan, pabrik pembenihan, peternakan komersial, peternakan layer, rumah potong hewan, dan operasi kemitraan terkait.
link
Data BEI mencatat, pada pukul 09.56 WIB, Selasa pagi ini, saham WMUU terkoreksi hingga nyaris auto reject bawah (ARB), dengan penurunan 6,50%. Batasan ARB ditetapkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) yakni maksimal penurunan sehari 7% semua range harga saham.
0
1.5K
14


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan