

TS
lapar.bang
MILA


Quote:
Pandangan. Asumsi. Pemahaman. Relevansi. Kerabat. Konflik batin. Desas-desus. Pembenaran. Prasangka. Fanatisme. Malam cukup berat menampung segala materi. Ia berikan sedikit kepada pagi, siang, dan sisanya tertampung mesra dalam langit-langit senja. Ah kopi. Kurang. Cukup sekarang.
Pagi terlalu dini menerima kisah anak-anak remaja. Siang terlalu asing memberi kehidupan bagi pedalaman yang butuh sepi, malam dan secangkir puisi. Kopi, maksudku, Mil. Masih bingung juga?
Senja, Mil. Yang dulu pernah menjadi materi utama dalam puisimu. Puisiku. Cerita kita. Terlalu berharga untuk menampung kegelisahan-kegelisahan anak remaja yang belum juga dewasa. Masih belum paham, Mil?
Jantungmu. Detak nadiku. Hati-hati kita. Ruang rindu dan tangis meraung. Anak remaja yang seakan-akan hidup dua dimensi. Dua pilihan. Dua kehidupan yang saling bertolak belakang dalam satu bumi yang tidak lebih seksi dari harga puisi, Mil.
Aku yakin kau semakin tak mengerti maksudku, Mil. Lihat jalan didepan kampus itu. Terlalu sering dihadiri kerumunan. Dibentuk. Diinjak. Dibutuhkan. Seperti pikiranmu. Pendapatku. Dibebani ideologi. Pembenaran, Mil. Kau pernah tak menjawab pertanyaanku, bukan?
Bukan hanya tentang kamu, Mil. Pesanku, cerita kita sudah lebih dari bab satu. Kamu jangan pergi-pergi begitu! Segala bab tentang rindu, tidak akan selesai tanpa kamu, Mil.
Sekali lagi, untukmu, wahai puisi hati. Jangan revisi lagi.
Bromo, 9 Febuari 2021
Pagi terlalu dini menerima kisah anak-anak remaja. Siang terlalu asing memberi kehidupan bagi pedalaman yang butuh sepi, malam dan secangkir puisi. Kopi, maksudku, Mil. Masih bingung juga?
Senja, Mil. Yang dulu pernah menjadi materi utama dalam puisimu. Puisiku. Cerita kita. Terlalu berharga untuk menampung kegelisahan-kegelisahan anak remaja yang belum juga dewasa. Masih belum paham, Mil?
Jantungmu. Detak nadiku. Hati-hati kita. Ruang rindu dan tangis meraung. Anak remaja yang seakan-akan hidup dua dimensi. Dua pilihan. Dua kehidupan yang saling bertolak belakang dalam satu bumi yang tidak lebih seksi dari harga puisi, Mil.
Aku yakin kau semakin tak mengerti maksudku, Mil. Lihat jalan didepan kampus itu. Terlalu sering dihadiri kerumunan. Dibentuk. Diinjak. Dibutuhkan. Seperti pikiranmu. Pendapatku. Dibebani ideologi. Pembenaran, Mil. Kau pernah tak menjawab pertanyaanku, bukan?
Bukan hanya tentang kamu, Mil. Pesanku, cerita kita sudah lebih dari bab satu. Kamu jangan pergi-pergi begitu! Segala bab tentang rindu, tidak akan selesai tanpa kamu, Mil.
Sekali lagi, untukmu, wahai puisi hati. Jangan revisi lagi.
Bromo, 9 Febuari 2021






tien212700 dan 6 lainnya memberi reputasi
7
924
Kutip
12
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan