Kaskus

Entertainment

adivaazzahraAvatar border
TS
adivaazzahra
Seperti Apa Sih, Kehilangan Terberat Versi GanSist? Kalau Aku ...
Seperti Apa Sih, Kehilangan Terberat Versi GanSist? Kalau Aku ...

Halo, assalamu'alaikum dan selamat weekenduntuk semuanya.

Bismillah, pada kesempatan kali ini, aku mau menuliskan tentang kehilangan.

Sebenarnya, kehilangan itu apa sih? Kalau menurutku, kehilangan itu saat kamu tak bisa lagi bertemu dan bersenda gurau dengan dia yang tersayang. Uhuk.

Menurut GanSist, kehilangan terberat dalam hidup itu saat seperti apa sih? Kalau menurut aku pribadi sih, ada 3 kehilangan yang berat untuk bisa segera kuikhlaskan. Apa sajakah itu?

1. Kehilangan Salah Satu Anggota Keluarga

Seperti Apa Sih, Kehilangan Terberat Versi GanSist? Kalau Aku ...
sumber

Hal ini, aku sudah mengalaminya. Salah satunya adalah saat kakek, nenek, dan kakak harus kembali pada Sang Pencipta.

Ini adalah momen terberat yang harus aku lalui. Bagaimana tidak, sewaktu kecil ... aku dimanjakan oleh sosok Nenek—ibu dari bapakku, dan aku memang serumah dengannya. Dan di usia 9 tahun, aku harus kehilangannya secara mendadak.

Saat sedang tidur, tiba-tiba Ibu membangunkanku dan berkata bahwa Nenek sudah tiada. Lalu, untuk Kakek sendiri, aku tidak terlalu merasakannya. Saat Kakek—ayah dari bapakku—kembali pada Sang Pencipta, usiaku masih balita dan belum memahami arti kehilangan.

Akan tetapi, saat Kakek—ayah dari ibuku—yang menyusul untuk menghadap pada Sang Pencipta, aku merasakan sedih memenuhi relung hati. 17 Januari 2021 adalah hari di mana Kakek harus kembali kepada pemiliknya.

Yang membuatku menangis adalah, aku sudah berjanji dalam hati, kelak saat aku sudah menjadi sarjana, sudah bekerja dan memiliki penghasilan tetap, aku akan mendaftarkan mereka untuk berhaji. Ternyata, Allah tidak mengabulkan doaku yang satu ini.

Kakek yang sudah sakit parah sejak beberapa bulan terakhir, akhirnya sudah tidak harus menderita lagi dan memaksakan untuk mengkonsumsi berbagai jenis obat demi meredakan sakit yang ia rasakan.

Satu hal yang kusesali. November tahun 2020, aku memutuskan tidak ikut menjenguk beliau yang sudah sakit parah. Saat itu, aku lebih mementingkan kuliah yang juga sudah harus kuperjuangkan untuk bisa segera menjadi seorang sarjana.

Lalu, kehilangan selanjutnya adalah kehilangan kakak sepupu—anak dari budeku—yang saat itu sudah berjanji akan bertemu saat aku sudah selesai dengan pendidikanku. Namun, aku masih duduk di bangku SMA, saat dia mengalami kecelakaan lalu lintas dan berakhir meninggal dunia.

Rencana yang telah dibuat oleh manusia, nyatanya tidak berarti apa-apa untuk Allah saat Ia sudah berkehendak. Manusia hanya bisa memasrahkan semua rencana terbaik yang telah Ia buat untuk setiap hamba-Nya. Juga dengan kehilangan sanak saudara, sejatinya Allah tengah mengingatkan hamba-Nya, bahwa dunia itu sementara, dan kematian akan menemui siapa pun bila waktunya telah tiba. Tidak bisa ditawar, diundur, atau pun dipercepat.

2. Kehilangan Sahabat

Untuk yang satu ini, bukan kehilangan tersebab kematian. Akan tetapi, dia yang dahulu selalu bersama. Belajar, makan, dan tidur bersama. Ke kampus dan menjalani hari-hari berat bersama, kini telah pergi dengan sosok baru.

Di antara mereka, ada yang menghilang saat aku tengah merasakan jatuh dan membuatku benar-benar terpuruk. Ada pula yang terpisah karena mereka telah lebih dahulu menemui jodoh.

Namun, yang berat bukan karena mereka telah bertemu jodoh. Akan tetapi, saat sosok yang dulu selalu ada, pergi tanpa pamit, dan selalu menganggap kamu tidak ada, meski saat itu kamu sedang duduk bersamanya. Sedang berbincang dengan kawan mahasiswi yang lain.

Saat yang lain saling menyapa dan kamu hanya menjadi penonton di sana. Kehadiranmu seolah hanya sebagai manekin pajangan di toko. Namun, manekin masih beruntung daripada kamu. Ia masih dilirik, tetapi kamu tidak sama sekali.

Hal yang menyakitkan, saat kamu sudah memaafkan semuanya, belajar berdamai dengan keadaan, lalu tiba-tiba hadir sosok yang menjadi penengah di antara kamu dan dia, tetapi bukan untuk memperbaiki, melainkan memperparah keadaan.

Kira-kira, apa yang bisa dilakukan selain pergi dari sana, dan memilih menghilang? Berlari dari kenyataan? Ya, mungkin saja.

Untuk apa masih bertahan, saat hati selalu terluka dan tak bisa merasakan kembali kehangatan yang pernah ada.

Sejatinya, aku rindu dengan mereka dan kesepian memenuhi hati. Tetapi aku tak bisa membuat semuanya berubah sesuai rencanaku. Aku yakin, Tuhan tengah menyiapkan kejutan indah untuk kami di masa mendatang. Semoga saja.

3. Kehilangan Benda Kesayangan

Seperti Apa Sih, Kehilangan Terberat Versi GanSist? Kalau Aku ...
sumber: gambar hanya pemanis

Kamu punya benda kesayangan? Aku yakin, kamu pasti punya. Seperti aku yang juga punya. Namun, karena aku terlalu sering berpindah domisili—tetapi bukan manusia purba, akhirnya benda itu menghilang dan aku baru menyadarinya.

Dahulu, saat kelas 6 SD, bapak membelikanku sebuah jam tangan cantik berwarna hitam. Angka di jam itu akan menyala saat malam hari. Aku sangat menyayanginya. Namun, aku pun harus mengikhlaskannya saat benda itu hilang.

Ya, hilang karena aku tidak memakainya. Jam itu sudah rusak dan memang sudah seharusnya diganti. Tetapi, aku tetap menginginkan benda itu tersimpan rapi di meja belajarku. Meski aku sudah memiliki penggantinya. Agar aku bisa melihatnya setiap saat, dan mengingat kejutan yang baru pertama kali aku dapatkan saat itu.

****


Itu saja tulisan tentang kehilangan yang sempat aku tuangkan hari ini. Sebelum mengakhiri tulisan ini, aku mau berpesan, "Hargailah waktu yang diberikan Tuhan untukmu bersama mereka yang tersayang. Kelak, kamu akan berpisah dengannya. Jangan pernah menyia-nyiakan kesempatan itu, sebab waktu tak dapat diputar dan tak mungkin juga untuk kita kembali ke masa lalu. Kecuali jika kamu adalah Nobita, dan memiliki Doraemon di sisimu."

Setiap kita, akan mengalami kehilangan. Namun, bentuknya tidak akan selalu sama pada setiap orang. Ada yang merasa kehilangan saat pacarnya selingkuh, atau calon suami/istrinya meninggal dunia. Tetapi, ada juga yang sama sekali tidak merasa kehilangan karena hal itu.

Semua orang punya versi kehilangannya masing-masing. Punya masa retak, jatuh, dan patahnya masing-masing. Namun, sepatah apa pun kamu, sejatuh apa pun kamu, tetaplah hidup ini harus dijalani. Bangkit dan keluar dari zona yang mengungkung itu. Seiring berjalannya waktu, kamu akan menemui keikhlasan dan kebahagiaan yang baru.

Selamat beraktivitas buat semua dan selamat berusaha untuk yang sedang patah atau merasa gagal dalam hidupnya. Kuyakin, kamu tidak sendiri. Ada aku di sini yang sama sepertimu, yang juga sedang berjuang untuk bangkit dari kegagalan.

Terima kasih, dan sampai jumpa. Wassalamu'alaikum.

Adiva Azzahra,
Gowa, 7 Februari 2021.

User telah dihapus
telah.ditipuAvatar border
tien212700Avatar border
tien212700 dan 4 lainnya memberi reputasi
5
699
22
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan