Dear, Harry Potter.
Putra dari Lily Evans dan James Potter.

Harry, perkenalkan. Aku adalah salah satu penggemarmu dari ribuan penggemar yang ada di dunia ini. Nah, dari ribuan orang di dunia ini yang pastinya mereka tidak terpikirkan menulis surat untukmu, aku hadir. Sekadar untuk menyapa walau tahu tidak akan pernah terbalas.

Ya, aku tahu kau hanyalah tokoh fiksi karya besar dari seorang penulis keren J.K Rowling. Namun, aku sudah telanjur jatuh cinta dengan karaktermu, Harry.
Jadi, izinkan aku melanjutkan surat ini.

Harry, kamu adalah anak laki-laki yang bertahan hidup. Sosok kuat dan hebat walaupun sering diperlakukan tidak adil oleh paman dan bibimu bahkan sepupumu, si Dudley.

Kau tahu Harry, aku mengikuti perjalananmu lewat tebalnya 7 novel yang sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Aku juga menonton filmnya.

Saat pertama kali kau tahu bahwa kau adalah seorang penyihir oleh Hagrid, rasanya aku ikut senang. Selamat, kau membuka duniamu dan petualanganmu.

Memasuki Hogwarts, sekolah sihir terbesar di Inggris. Kau sudah cukup terkenal rupanya. Orang-orang memandangimu saat lewat seperti seorang bintang dan kau senang karenanya. Selamat lagi.

Lalu kau mulai berkenalan dan berteman dengan Ron Weasley juga Hermione Grenger. Mereka berdua adalah orang baik. Kau beruntung.

Setelahnya adalah petualangan-petualangan hebat. Kau bertemu dengan ayah angkatmu, Sirius Black. Aku ikut senang karena akhirnya seseorang menyayangimu layaknya seorang ayah.
Lalu, kau pula bertemu dengan lawan terbesarmu Kau-Tahu-Siapa yang sangat ditakuti. Aku bahkan tidak berani menyebut namanya.

Sungguh Harry, membaca kisahmu itu rasanya seru sekali. Berpetualang di dunia sihir adalah hal yang juga kuimpikan. Sayangnya, itu tidak akan pernah terjadi. Jadi, biarkan aku mengagumi petualanganmu saja dan izinkan aku mengagumimu.

Tenang, aku tidak akan menikahimu karena itu mustahil. Aku juga tidak akan menikahi patung kardusmu seperti yang dilakukan Lauren Adkins yang menikahi patung kardus Edward Cullen.

Lagipula aku tidak akan membiarkan tubuhku dilukai Ginny Weasley. Itu mengerikan.

Aku hanya mengagumi sosokmu. Itu saja. Aku harap bisa setegar kau, Harry. Bisa sekuat dan sehebat kau dalam menjalani hidup. Ya, walaupun aku tidak punya tongkat sihir atau jubah gaib.

Kau harus tahu, Harry. Kau adalah sosok motivasi bagiku. Bahwa dalam menghadapi hidup butuh keberanian dan hidup tidak selalu buruk. Ke depannya akan ada kebahagiaan yang menanti.
Ya, aku percaya itu.

Harry, terima kasih sudah hadir. Terima kasih sudah diciptakan.