[LOVE LETTER 5] Surat Cinta Untuk Imam Terakhirku




Dear imamku tercinta ….


Banyak sekali kalimat yang kupendam dalam hati tanpa mampu kuekspresikan atau kuucapkan dengan kata-kata. Namun, di bulan Februari yang penuh cinta ini aku selalu teringat ke 8 tahun yang telah berlalu. Kala itu kita baru menapaki jenjang baru bernama pernikahan. 


Tepat di tanggal 26 Januari 2013, kita menyatukan niat untuk menegakkan setengah agama Allah. Bukan hal mudah bagi kita untuk bisa mengikat janji sehidup semati di tengah badai trauma. Trauma akan kegagalan yang pernah dihadapi sebelumnya. 


Wahai, Imamku … masih jelas terpampang di benak kita bagaimana kita dipertemukan, dalam hal ini tentunya kehendak Sang Maha Cinta. Melalui perantara seorang sahabat. Kita hanya bertaaruf selama satu bulan. Namun, kebulatan tekad NU untuk melangkah ke jenjang pernikahan telah membuat semua kekhawatiranku sirna.


Kita memang baru bangkit dari puing kehancuran di masa lalu. Tapi, kamu begitu gigih menyakinkanku kala itu. Bahkan aku yang banyak memiliki ketidaksempurnaan, tetap kau terima dengan tulus.


Allah menyatukan kita dari segala duka dan kehampaan masa lalu. Bukan sedikit masalah yang datang mendera. Namun, kamu tetap bersabar menghadapi segala terpaan ujian dan cobaan. Kamu yang selalu mengingatkanku untuk berserah diri kepada Sang Khalik. 


Dua tahun awal pernikahan badai ketidakpastian akan kehadiran malaikat kecil di pernikahan kita sempat membuatku terpuruk. Gunjingan, hinaan dari sekeliling membuatku sempat berpikir untuk mengadopsi anak. Tapi berkat kesabaranmu. Badai itu berlalu ….


Dokpri


Allah menganugerahkan amanah di rahimku tatkala aku pasrah jika kita tak pernah diberikan takdir memiliki anak. Dan buah cinta kita pun lahir di bulan Februari. Di bulan kasih sayang. Tepat di tanggal 9 Februari 2016 pukul 9 malam lewat 20 menit. Bidadari mungil yang kita beri nama Zalfa Adeeva Zahra telah menghidupkan kembali binar cinta yang telah meredup.



Dokpri

Duhai Imamku ….


Tak banyak yang kupinta dari lubuk hati ini. Aku hanya ingin kamu terus berjuang bersama demi keluarga kecil kita yang kini sudah lengkap dengan sepasang putra putri. Semoga kita bisa mendidik dan membesarkan mereka hingga menjadi orang yang berguna. 


Jangan pernah lelah membimbingku agar tetap berada di jalan yang diridhoi oleh Sang Kholik. Eratkan genggamanmu agar kita tidak pernah terberai. Untuk buah hati yang kita sayangi. 



Semoga kita selalu bersama hingga ke Jannah-Nya Aamiin ….


Dari makmum yang setia menemanimu,


Cianjur, 04022020


Zatil Mutie