TS
ABP1112
MU Yang Tak Betah Lama-lama Di Puncak Klasemen
Manchester United memperlihatkan penampilan yang kurang memuaskan sejak mengambil alih puncak klasemen di pekan ke-18 Liga Inggris.
Setelah menang atas Burnley di Turf Moor dan duduk di puncak klasemen, MU hanya meraih satu kemenangan (vs Fulham), dua hasil imbang (vs Liverpool, vs Arsenal), dan menderita satu kekalahan dari tim juru kunci Sheffield United di Old Trafford.
Dok. Twitter/@SheffieldUnited
Rentetan hasil buruk itu akhirnya membuat MU harus turun ke peringkat dua di pekan ke-21 karena kalah poin dengan seteru sekota mereka Manchester City.
Perbedaan 3 poin dengan City berpotensi bertambah karena The Citizen masih punya tabungan satu pertandingan, yang jika City menang maka beda poin akan melambung ke enam poin.
Sementara itu, Liverpool yang sempat mencatat hasil buruk di awal 2021 pun telah meraih dua kemenangan beruntun dan duduk di posisi tiga, beda satu poin dengan MU.
Dok. Twitter/@ManUtd
Ada beberapa faktor yang tampaknya jadi penyebab MU gagal mempertahankan posisi puncak klasemen Liga Inggris, yaitu MU terlalu terlena, skuat yang belum siap menerima tekanan sebagai pemuncak klasemen, atau mungkin MU memang tidak betah berada di puncak.
Sebagai pengingat, hasil di pekan ke-18 Liga Inggris musim ini adalah pertama kalinya MU duduk di puncak klasemen sejak terakhir kali terjadi pada Agustus 2018 saat masih ditukangi Jose Mourinho.
Bahkan ini juga pertama kalinya dalam tujuh tahun terakhir MU ada di puncak klasemen saat tahun baru, di mana kali terakhir terjadi di musim 2012/2013 di mana saat itu MU dilatih Sir Alex Ferguson dan di akhir musim MU meraih gelar juara.
Sejak saat itu? MU ditinggal pensiun Sir Alex dan hingga kini tak kunjung meraih gelar Liga Inggris.
Di musim ini sebenarnya penampilan MU dibuka dengan kurang memuaskan, dari tujuh pertandingan pertama MU kalah tiga kali, menang dua kali, dan seri sekali dan saat itu harus puas duduk di peringkat 13.
Dok. Instagram/@arsenal
Seruan #OleOut pun menggema setelah MU kalah dari Arsenal di pekan ke-7, tapi Ole masih dipertahankan dan secara mencengangkan bisa membawa MU duduk di dua besar Liga Inggris.
Hasil tak pernah kalah saat berlaga di tandang jadi kunci MU bisa merangsek ke papan atas, dengan catatan 8 kemenangan dan tiga imbang.
Namun performa apik di tandang berbanding terbalik dengan hasil di laga di kandang. MU hanya berhasil meraih 4 kemenangan, dua hasil imbang, dan 4 kekalahan termasuk dipecundangi Sheffield United.
Konsistensi mungkin jadi kata paling cocok untuk diberikan pada skuat MU sekarang.
Dok. Twitter/@ManUtd
Mereka tak boleh hanya superior di tandang tapi memble di kandang, mereka juga tak bisa menjadi Robin Hood dan memberikan poin cuma-cuma ke klub semenjana.
Dan dari itu semua, MU juga harus mengembalikan mental juara mereka agar bisa betah lama-lama berada di puncak klasemen.
Setelah menang atas Burnley di Turf Moor dan duduk di puncak klasemen, MU hanya meraih satu kemenangan (vs Fulham), dua hasil imbang (vs Liverpool, vs Arsenal), dan menderita satu kekalahan dari tim juru kunci Sheffield United di Old Trafford.
Dok. Twitter/@SheffieldUnited
Rentetan hasil buruk itu akhirnya membuat MU harus turun ke peringkat dua di pekan ke-21 karena kalah poin dengan seteru sekota mereka Manchester City.
Perbedaan 3 poin dengan City berpotensi bertambah karena The Citizen masih punya tabungan satu pertandingan, yang jika City menang maka beda poin akan melambung ke enam poin.
Sementara itu, Liverpool yang sempat mencatat hasil buruk di awal 2021 pun telah meraih dua kemenangan beruntun dan duduk di posisi tiga, beda satu poin dengan MU.
Dok. Twitter/@ManUtd
Ada beberapa faktor yang tampaknya jadi penyebab MU gagal mempertahankan posisi puncak klasemen Liga Inggris, yaitu MU terlalu terlena, skuat yang belum siap menerima tekanan sebagai pemuncak klasemen, atau mungkin MU memang tidak betah berada di puncak.
Sebagai pengingat, hasil di pekan ke-18 Liga Inggris musim ini adalah pertama kalinya MU duduk di puncak klasemen sejak terakhir kali terjadi pada Agustus 2018 saat masih ditukangi Jose Mourinho.
Bahkan ini juga pertama kalinya dalam tujuh tahun terakhir MU ada di puncak klasemen saat tahun baru, di mana kali terakhir terjadi di musim 2012/2013 di mana saat itu MU dilatih Sir Alex Ferguson dan di akhir musim MU meraih gelar juara.
Sejak saat itu? MU ditinggal pensiun Sir Alex dan hingga kini tak kunjung meraih gelar Liga Inggris.
Di musim ini sebenarnya penampilan MU dibuka dengan kurang memuaskan, dari tujuh pertandingan pertama MU kalah tiga kali, menang dua kali, dan seri sekali dan saat itu harus puas duduk di peringkat 13.
Dok. Instagram/@arsenal
Seruan #OleOut pun menggema setelah MU kalah dari Arsenal di pekan ke-7, tapi Ole masih dipertahankan dan secara mencengangkan bisa membawa MU duduk di dua besar Liga Inggris.
Hasil tak pernah kalah saat berlaga di tandang jadi kunci MU bisa merangsek ke papan atas, dengan catatan 8 kemenangan dan tiga imbang.
Namun performa apik di tandang berbanding terbalik dengan hasil di laga di kandang. MU hanya berhasil meraih 4 kemenangan, dua hasil imbang, dan 4 kekalahan termasuk dipecundangi Sheffield United.
Konsistensi mungkin jadi kata paling cocok untuk diberikan pada skuat MU sekarang.
Dok. Twitter/@ManUtd
Mereka tak boleh hanya superior di tandang tapi memble di kandang, mereka juga tak bisa menjadi Robin Hood dan memberikan poin cuma-cuma ke klub semenjana.
Dan dari itu semua, MU juga harus mengembalikan mental juara mereka agar bisa betah lama-lama berada di puncak klasemen.
HernandezJoe memberi reputasi
1
145
0
Komentar yang asik ya
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan