Kaskus

Entertainment

ezz4592Avatar border
TS
ezz4592
GUNAKAN "KAFIR" PADA TEMPATNYA
Welcome to my trit agan and sista, maaf ye kalo agak berantakan, soalnya bertaun-taun main kaskus baru 2x bikin trit, itupun trit pertama pas ada event berhadiah (walopun zonk juga haha). 

Sebelumnya agak baiknya untuk disclaimer dulu ya bre, 10 milyar persen trit ini NO SARA, tidak bermaksud menjatuhkan apalagi menghina manusia lain. Trit ini cuma ingin menyajikan masalah yg cukup sensitive dari sudut yang berbeda.emoticon-Shakehand2

To the point aja dehya, permasalahan label melabeli orang diluar islam dengan istilah “kafir” banyak mengundang pro dan kontra, apalagi banyaknya perbedaan yang ada di Indonesia membuat isu-isu macam ini jadi terlihat sexy abis.

Nah sekarang kan pertanyaannya itu dua. Satu, bolehkah seorang muslim memberi label kepada orang non-muslim dengan label “kafir” ?, dua: wajarkah kalo orang non-muslim merasa tersinggung dengan label “kafir” yang ditujukan kepada mereka ? siapkan kopi, nyalakan udut biar gak spaneng.emoticon-Cool

Kita mulai bahas dari terminology dulu kali ya, soalnya ini nih yang paling dasar. Gimana gak ribut coba kalo yang teriak-teriak “kafir” ga paham apa “kafir” itu sendiri, ini asli bahaya. Dan yang di teriaki “kafir” juga ga paham apa itu “kafir”, kalo ini sih agak maklum kali ya lahwong istilah “kafir” kan emang dari agama islam, jadi wajar. 

Kita ambil istilah “kafir” dari KBBI aja ye, jadi “kafir” itu adalah “orang yang tidak percaya kepada Allah dan rasul-nya”. Singkatnya, orang yang tidak beragama islam itu emang “kafir”, karena suka gak suka emang ini yang ada di ajaran islam. Al-Qur’an pun dalam menyeru orang-orang non-muslim baik dalam konteks yang keras ataupun lembut mereka di seru dengan istilah “kafir”. Jadi sebenarnya ga ada soal Ketika muslim melabeli non muslim dengan istilah “kafir”.

Tapi yang jadi soal adalah adanya manusia-manusia yang dangkal ilmunya, tau dikit dalil dan tanpa di tafsir, lalu di telan mentah mentah itu dalil sehingga terjadilah seperti hari ini. Ketika kata ““kafir”” digunakan secara sarkas  untuk menghina, membedakan dan meng kotak-kotak an, maka jadilah kata “kafir” terdengar horror dan menyakitkan. Padahal istilah “kafir” digunakan agar bisa membedakan antara muslim dan non-muslim, cuma itu. Menurut ane, kenapa isu ini mengundang banyak pro kontra ya karena ini, kata “kafir” digunakan tidak pada tempatnya. “ah lu itu orang “kafir”, tempat lu pasti nereka.” Gimana mereka (non-muslim) gak dongkol coba pas denger, iya emang dalam islam semua yang diluar islam itu “kafir”, dan orang “kafir” itu tempatnya neraka, no debat (no sara yee, ini emang keyakinan kami). Tapi kan semua ada caranya, ada kaidah nya, gabisa langsung asal jeplak “lu pasti neraka”.  

Jadi, sebenarnya ga ada masalah ketika muslim melabeli non-muslim dengan sebutan “kafir”. Tapi setidaknya simpan kata “kafir”mu cukup di hatimu saja. Bukan berarti karena mereka non-muslim lalu kita panggil secara terang terang dengan sebutan “kafir”, analoginya seperti ketika kita bertemu orang miskin deh, kan ga mungkin kita bakal manggil “woy wong miskin, sini lu, ada nasi buat lu neh”. Mereka emang miskin, tapi manusia mana yang ngga sakit hatinya kalo lu panggil begitu. Agama itu pilihan dan tidak ada paksaan, maka hargai pilihan orang lain kalo lu mau dihargai.emoticon-Blue Guy Cendol (L)

Kita hidup di Indonesia ma boy, berdampingan dengan agama, suku dan ras yang lain. Jika memang kita belum pandai ber toleransi setidaknya jaga mulutmu untuk tidak melukai. Sekian dari ane, manusia miskin ilmu. Terima kasih sudah membaca trit ga jelas ini haha. Dan jangan lupa terseyum hari ini.emoticon-Blue Guy Cendol (L)emoticon-Cipok


Sumur: KBBI, wikipedia dan tentunya keresahan hati ini haha 


0
624
14
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan