- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Pelabuhan Tol Laut Depapre, penantian panjang warga Kabupaten Jayapura


TS
mabdulkarim
Pelabuhan Tol Laut Depapre, penantian panjang warga Kabupaten Jayapura

Masyarakat adat Tepra Yewena dan Moi menyambut bersandarnya Kapal Logistik Nusantara II di Pelabuhan Tol Laut Depapre pada 27 Januari 2021 dengan tarian tradisional. - Jubi/Engel Wally
Sentani, Jubi – Gembira dan suka cita tergambar di raut wajah masyarakat adat Tepra Yewena dan Moi saat melihat Kapal Logistik Nusantara II bersandar di Pelabuhan Tol Laut Depapre pada Rabu ( 27/1/2021). Penantian panjang masyarakat Teluk Tanah Merah selama 20 tahun akhirnya terwujud, kapal logistik besar akhirnya berlabuh di Depapre, Kabupaten Jayapura, Papua.
Pelabuhan di Depapre itu diinisiasi oleh mendiang Bupati Habel Melkias Suwae (HMS) sejak tahun 2001 lalu. Layanan tol laut di Pelabuhan Depapre akhirnya terwujud pada masa kepemimpinan Bupati Mathius Awoitauw, ketika Kapal Logistik Nusantara II berlabuh pada Rabu.
Salah satu tokoh masyarakat adat setempat, Yustus Sumalena menjadi salah satu saksi peresmian beroperasinya Pelabuhan Tol Laut Dapapre. “Ini penantian yang lama sekali, akhirnya kapal bisa masuk di Pelabuhan Depapre,” ucap Sumalena dengan mata berkaca-kaca di tepi pelabuhan itu.
Sumalena sendiri tidak menyangka bahwa Pelabuhan Depapre akan difungsikan setelah selama 20 tahun ia melihat proses pembangunan panggung tak kunjung selesai. Ia ingat, masyarakat bahkan merasa jenuh, karena bentuk fisik pelabuhan tak kunjung nampak, masalah kompensasi kepada pemilik hak ulayat sempat terkatung-katung, dan jalan menuju pelabuhan juga belum selesai.
Banyak kendala terjadi pada proses pembangunan pelabuhan, termasuk aksi pemalangan masyarakat adat yang menuntut ganti rugi hak ulayat di lokasi dermaga itu, kerusakan lingkungan, hingga buruknya kondisi jalan penghubung pelabuhan itu dengan Sentani, ibu kota Kabupaten Jayapura. “Kalau tol laut dan pelabuhan ini sudah berfungsi, berarti ada titik terang bagi masyarakat disini, sebagai pemilik hak ulayat,” kata Sumalena.
Kegembiraan dan kebahagiaan masyarakat dipertontonkan melalui tarian dan nyanyian di dermaga itu. Mereka membentuk lingkaran besar diatas dermaga seukuran lapangan sepak bola, merayakan bersandarnya Kapal Logistik Nusantara II.
Kapal yang diawaki oleh Kapten Rudi Winston Maparipe itu membawa 147 peti kemas dari Merauke. Kapal itu sebenarnya telah tiba sejak Selasa (26/1/2021), dan membuang jangkar di pelataran Teluk Tanah Merah. Bongkar muat muatan kapal itu dilakukan Rabu, menandai beroperasinya Pelabuhan Tol Laut Depapre.
Kapal Logistik Nusantara II yang memiliki panjang 80,60 meter dan lebar 12,50 meter melayani rute tol laut konektivitas T-19, dari utara hingga selatan Papua. Kapal itu nantinya akan mengunjungi Pelabuhan Depapre setiap dua pekan, dan berlayar secara reguler di Papua, dengan rute Merauke, Kokas, Sorong, Korido dan Depapre.
“Berlayar di sini ibarat kembali ke rumah sendiri. Sejak 1994, [saya] sudah berlayar dengan kapal perintis memasuki wilayah Papua,” kata Maparipe, sang kapten kapal yang berasal dari Kepulauan Talaut, Sulawesi Utara itu.
Di tengah gembiraan melihat penantian panjang mereka terjawab, masyarakat adat Tepra Yewena dan Moi mengusulkan agar nama Habel Melkias Suwae diabadikan menjadi nama Pelabuhan Tol Laut Depapre. Tokoh pemuda setempat, Othis Suwae yakin dan percaya, bahwa terbangunnya pelabuhan di Depapre itu merupakan rencana dan rancangan Tuhan.
Othis juga menyebutkan, nama Habel dan Mathius sama-sama tercatat di dalam kitab suci Alkitab. Habel Melkias Suwae menjadi inisiator pembangunan pelabuhan itu, dan akhirnya beroperasi pada masa kepemimpinan Mathius Awoitauw.
Othis akhirnya menyampaikan usulan agar nama Habel Melkias Suwae diabadikan sebagai nama pelabuhan di Depapre. “Kami minta Dewan terhormat untuk memparipurnakan nama usulan kami, dan segera ditetapkan dalam satu peraturan daerah,” kata Othis Suwae.
Keberadaan pelabuhan yang tepat dibangun di depan dusun sagu/ou pauw (ou: sagu, pauw: dusun) diyakini akan membawa berkah dan kesejahteraan bagi masyarakat setempat. Meskipun begitu, masyarakat juga mengetahui risiko dampak lingkungan di sana, termasuk risiko rusaknya dusun sagu tempat mereka mencari nafkah.
Namun salah satu tokoh masyarakat Dapapre, Jack Suwae percaya pelabuhan itu akhirnya berdampak positif bagi warga Kabupaten Jayapura. Sebagai adik kandung mendiang HMS, Jack berkeyakinan cita-cita dan harapan HMS untuk mewujudkan kesejahteraan di Kabupaten Jayapura akan terwujud. “Karena tol laut sudah dibuka, pasti ke depan ada pengembangan yang lebih besar,” kata Jack Suwae.
Selesainya pembangunan pelabuhan laut di Dapapre itu tidak lepas dari upaya Mathius Awoitauw melakukan lobi dengan mendatangi sejumlah kementerian dan lembaga terkait. Awoitauw bahkan berhasil membuat Presiden Joko Widodo mengunjungi proses pembangunan pelabuhan Depapre, yang akhirnya mempercepat rampungnya pembangunan itu.
Ia mengakui, melanjutkan pekerjaan yang telah dimulai HMS sebagai bupati sebelumnya tidak mudah, karena masyarakat tidak selalu mengerti sistem dan birokrasi yang berbelit dan panjang. Tak jarang masyarakat mencela Awoitauw, memalang lokasi pelabuhan, bahkan mendatangi kompleks Kantor Pemerintah Kabupaten Jayapura di Gunung Merah, Sentani. Salah satu tuntutan para warga adalah perbaikan jalan penghubung Sentani – Depapre yang sampai kini masih rusak parah.
Awoitauw memahami kejengkelan masyarakat, karena jalan Sentani – Depapre bahkan sudah rusak sejak sebelum Bupati Jayapura dua periode itu naik jabatan. Pemerintah Kabupaten Jayapura tidak bisa memperbaiki jalan itu, karena Jalan penghubung Sentani – Depapre berstatus jalan provinsi. Kewenangan untuk memperbaiki jalan yang rusak itu ada pada Pemerintah Provinsi Papua.
Awoitauw akhirnya menemui sejumlah kementerian dan lembaga, mengusulkan agar status jalan itu ditingkatkan menjadi jalan nasional. Namun, meski Presiden Joko Widodo mengusung gagasan Nawa Cita, usulan itu belum juga terwujud.
Awoitauw menyatakan beroperasinya Pelabuhan Tol Laut Depapre itu penting, dan akan berdampak secara luas bagi masyarakat Kabupaten Jayapura, Papua, maupun Indonesia. “Intinya, Kapal Logistik Nusantara II bisa masuk dan sandar di Pelabuhan Depapre, sukacita masyarakat bisa terlihat dari penantian panjang,” pungkas Awoitauw. (*)
https://jubi.co.id/pelabuhan-tol-lau...medium=twitter
semoga pelabuhan ini membawa dampak besar bagi masyarakat sana ;D




muhamad.hanif.2 dan nomorelies memberi reputasi
2
623
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan