Hai Agan Sista


🌻WELCOME TO MY THREAD🌻

Apa sih yang terlintas di benak Gansis saat mendengar kata Aceh? Kalau ane langsung terlintas mienya yang lezat, tugu nol kilo meternya, masyarakatnya yang ramah dan hangat, serta kopi gayonya yang harum.

Nah Gansis, ternyata selain batik, tenun, songket, sulam karawo, negeri kita juga punya kain khas lagi yaitu kain kerawang. Kerajinan bordir dari tanah Gayo yang memiliki corak dan warna yang sangat menawan.

Pada awalnya, kerawang gayo adalah sebutan untuk motif ukiran pada kayu bangunan rumah, motif bahan anyaman, motif kerajinan gerabah dan logam, serta motif kain. Lalu pada perkembangannya, motif kerawang diukir juga pada gading, kayu dan disulam pada kain sebagai pelengkap rumah adat suku Gayo.



Kerawang sendiri berasal dari dua kata : "iker" yang artinya buah pikiran dan "rawang" yang artinya ramalan, renungan. Jadi maknanya adalah buah pikiran para pemangku adat/tetua adat.

Sejak 3000 tahun lalu, leluhur masyarakat Gayo yang tinggal di dataran tinggi/pegunungan sudah menggunakan simbol-simbol kerawang pada ukiran kayu dan perabotan mereka. Para sejarawan Gayo memperkirakan simbol-simbol tersebut sudah digunakan sebelum leluhur mereka mengenal tulisan. Mereka menuangkan buah pikiran tentang tuntunan dan tatanan dalam berperilaku dan bermasyarakat.



Seiring pengetahuan masyarakat yang semakin luas akan nilai seni, penggunaan motif kerawang pun digunakan secara luas. Tidak sebatas hiasan pada perabot anyaman dan kain secara sederhana, namun lebih kreatif lagi. Masyarakat menuangkan berbagai motif kerawang dalam bentuk hiasan bordir di atas kain, busana adat yang lebih modern, tapi tetap mempertahankan sentuhan etnik, busana pengantin, bahkan kain kerawang serasi dipadukan dengan kebaya--sebagai bawahan lengkap dengan selendang.





Masyarakat Gayo juga membuat berbagai souvenir dengan aplikasi bordir motif kerawang, misalnya sarung bantal, taplak meja, masker, dan lain-lain.

dokpri

Para generasi muda Gayo pun seperti tak ingin ketinggalan dalam berpartisipasi mengenalkan kain khas daerah mereka. Misalnya kontestan liga dangdut asal Aceh, Faul, yang tampil di salah satu televisi nasional.



Oiya, Gansis, kain kerawang ini sudah diakui sebagai warisan budaya non benda sejak 2014 lalu.

Mantap Djiwa!

Para perajin bordir kain karawang ini memiliki skill yang mumpuni, Gansis. Mereka tidak menggambar pola--di atas kain--terlebih dahulu seperti umumnya orang membuat bordir. Akan tetapi, langsung membordir begitu saja dengan mesin jahit/mesin bordir. Seolah pola dan motifnya ini sudah menyatu dalam jiwa mereka.



Kalau Gansis liat di foto dan video yang ane sertakan tadi, ada beberapa warna yang dipakai dalam kain kerawang. Dan setiap warna ini ternyata punya makna tersendiri.



Begitu juga dengan motif kerawang, ada beberapa simbol yang memiliki makna filosofi luhur. Di sini ane contohkan empat di antaranya saja ya, Gansis.




Huuft ... panjang sekali



Baiklah, Gansis. Ane undur diri dulu. Jangan lupa mampir di thread ane lainnya--klik pejwan--yang tak kalah menarik.
:terimakasih

Terima kasih sudah mampir

Malang, 27 Januari 2021

Penulis @InaSendry
Referensi bacaan & foto sampul : di sinidi sini