3 puisi ini tergabung menjadi bagian dari Kumpulan Puisi Pemuda Bersahaja Bagian 3. Untuk yang ingin membaca bagian 1 dan bagian 2 ada di sini:
Kumpulan Puisi Pemuda Bersahaja Bagian 1
Kumpulan Puisi Pemuda Bersahaja Bagian 2
Foto koleksi pribadi
Seperti judulnya, “3 Puisi, 1 Inspirasi, Yang Terkasih”. Menceritakan sebuah rasa yang tersimpan, namun sulit tersampaikan. Karena beberapa perasaan memang tak pantas untuk diutarakan
Langsung saja:
Quote:
Aisyah
Quote:
Aisyah..
sebuah nama yang indah..
Ketika senyumnya merekah,
Seketika itu juga, hariku yang suram berubah menjadi cerah..
Hilanglah segala keluh kesah..
Pudarlah segala gundah..
Aisyah..
Sebuah nama yang mempesona..
Membuatku nyaman terlena..
Padahal keberadaannya adalah hal yang fana..
Bahkan wujudnya saja bagaikan fatamorgana..
Ah, aku tetap saja terlena..
Aisyah..
Sebuah nama yang terpatri..
Terkenang di sanubari..
Bahkan di ingatanku, kau bagaikan tuan putri..
Yang sedang asik berlari ke sana kemari..
Menari-nari seolah tak tahu diri..
Aisyah...
Kita Pernah
Quote:
Kesalahanku pernah merasa kau telah luluh.
Oleh perjuangan yang telah aku lakukan.
Di setiap hari-hari yang telah kita lewati,
Dan juga canda tawa yang membuatku semakin terlena.
Mungkinkah kau hanya memberi separuh?
Sedangkan aku telah memberi seluruh.
Atau mungkin,
Semua keseriusan hanya kau anggap bercandaan?
Hingga dengan mudahnya kau pergi begitu saja tanpa alasan?
Datang dan singgah,
Kemudian pergi meninggalkan banyak kisah
Yang kini hanya bisa aku sebut sebagai “pernah”
Dengan nada lirih dan pasrah.
“Kita Pernah..”
Aku hanya bisa mengucapkan terima kasih karena kau pernah singgah.
Meski aku bukanlah yang kau anggap rumah.
Setidaknya kita pernah saling ramah,
Walau pada akhirnya kita saling marah.
Kapanpun kau ingat aku,
datanglah..
Karena kau pasti tahu,
Cara untuk kembali singgah.
Merelakan Kepergian
Quote:
Betapa kepergian selalu saja meninggalkan jutaan tanya.
Kucuran air mata hanya menggambarkan sebagian derita.
Pada setiap cerita yang tak lagi nyata.
Tentang kau yang perlahan sirna.
Terlalu dekat tanpa pernah terikat hanya akan menimbulkan sekat.
Memisahkan ruang antara kita yang pada akhirnya menghilang tanpa kata
Pelukan hangat yang kini menjadi dingin karena kita tak lagi saling
Genggaman erat tanganku pun kau lepas tanpa bekas
Hadirnya orang lain membuatmu mudah berpaling
Kisah yang kau buat hanya tulisan tanpa kepastian
Seolah menyuruhku untuk lanjut menulis kisah yang takkan pernah lagi kau gubris
Perlahan aku mulai merelakan kepergianmu yang tak bisa lagi aku elakkan
Pergilah!
Dengan entah siapa dia yang kau anggap kesatria
Berbahagialah!
Dengan entah siapa dia yang kau anggap paling bisa
Pemuda Bersahaja
Depok, 27.01.2021