amihlilisAvatar border
TS
amihlilis
Novel Jelita


Jelita
Bab 2

***
*Happy Reading*

Jelita sebenarnya bisa saja tak menghiraukan perintah si nyonya besar, Alline. Dengan tetap pulang naek ojol yang tadi, dan kembali ke Apartemennya Alline.

Kalo soal ongkos kan, bisa Jelita bayar di sana. Walau harus nunggu lagi, pasti si mbak ojol gak bakal keberatan, lah? yang penting tetap dibayar, iya kan?

Ya ...Inginnya sih begitu.

Akan Tetapi apalah daya. Karna Jelita sangat hafal watak si model baru, Alline. Jelita pun memutuskan kembali menuruti mau sang model, yang juga punya posisi lain di kehidupan Jelita, yaitu sahabatnya.

Karna apa?

Karena Jelita gak mau nyari ribut sama Alline, yang selalu dijadikan tempat ngutang kalo akhir bulan seperti ini.

Maklum, lah. Jelita ini kan hanya seorang Barista junior di sebuah Cafe di sekitar Apartemen Alline. Gajinya gak seberapa, dan hanya cukup untuk biaya makan dan bayar kos saja. Malah, seringnya nombok kalo Jelita sedang khilaf mata.

Namanya juga cewek. Iya, kan?

Khilaf mata mah udah biasa!

Namun sayangnya, Jelita sering lupa kalo dia gak sekaya Alline. Dan saldo ATM-nya gak sebanyak Alline. Karena itulah, alih-alih bisa nabung untuk modal kuliah. Jelita malah seringnya nombok yang berujung ngutang sama Alline.

Nah, mengetahui hal itu. Apa bisa Jelita cari masalah sama si model itu?

Tentu saja tidak, kan? Karena, kalau sampai si model marah, Apalagi sampai gak mau temenan lagi sama Jelita. Jelita harus ngutang kemana lagi, dong?

Karena itulah, sekalipun kadang kesal dengan sifat Star Syndrome-nya Si Alline. Jelita tetap tak bisa jauh dari Alline.

"Udah di bayar ongkirnya?" tanya Alline, saat Jelita baru saja masuk ruangan tempat para model wanita, biasa berganti baju dan bermake up.

"Hmm…." Jelita hanya memberikan gumaman malas sebagai jawaban.

Lalu setelah itu, Jelita pun mendaratkan diri di sofa empuk, samping meja rias Alline dengan lelah.

Maksudnya, lelah hati mba bro. Soalnya Jelita tuh beneran ngantuk banget sekarang.

Kena shift closing semalam, membuatnya harus pulang di atas jam satu malam. Dan posisi kontrakannya yang jauh. Membuat Jelita akhirnya memutuskan numpang tidur di Apartemen Alline saja.

Niatnya sih, biar bisa istirahat nyaman dengan kasur empuk di sana. Juga hembusan AC dingin, yang tentu saja tak akan sebanding dengan kipas Angin butut di kontrakannya. Membuat Jelita tadinya sudah berhayal akan menjalani liburan yang nyaman hari ini. Eh .... malah tiba-tiba dijungkir balikan sama si nyonya besar.

Say goodbye libur nyaman. Say welcome to jadi jongos.

Ah, pokoknya Jelita nyesel udah numpang tidur semalam di Apartemen si model.

Melihat Alline tak berkomentar apapun lagi setelahnya, dan lebih memilih fokus pada riasannya yang ... lumayan tebal menurut Jelita.

Jelita pun memilih mengeluarkan ponselnya, dan mengutak atiknya. Sambil sesekali melirik Alline yang kadang mengomentari hasil MUA nya.

Ya! Alline memang saat ini sedang di tacap sama MUA. Dan jujur saja dia tuh cantik sekali sebenarnya. Apalagi dengan gaun malam panjang yang sedang dipakainya. Membuat Alline kelihatan seperti nyonya sosialita yang ada di tivi-tivi.

Gaun itu sendiri berwarna merah. Dan dari sekali lirik aja. Jelita yakin, itu gaun pasti mahal banget. Soalnya banyak blink-blinknya. Lagian....

Ya kali, gaun buat pemotretan murah cem daster Tanah abang. Gak mungkin banget. iya, kan?

"Lo mau ngapain lagi sih, ke WO sekarang, Lin? Acara lo kan masih lama?" tanya Jelita, mencoba membuka obrolan. tanpa menoleh ke arah Alline sama sekali. Dan masih Lebih memilih mengontak atik ponsel pintarnya.

Entah apa yang dicari Jelita di sana?

"Mau lihat referensi tempat buat acara. Belum nemu yang sreg soalnya gue," jawab Alline sekenanya, juga tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun pada Jelita

Bukannya Alline sombong ya, Masalahnya emang saat ini dia lagi di pakein lipstik. Jadi, kalo dia nengok, pasti bakal berabe entar.

Percaya deh, kecoret lipstik di saat sudah tampil sempurna itu gak pernah menyenangkan. Asli, deh!!

"Ya, ampun … Perasaan itu udah dari dua minggu kemaren deh pembahasannya. Masa belum nemu juga?" Dengus kesal Jelita terdengar.

"Ya … gimana, ya? Belum ada aja gitu yang sreg di hati gue. Semua yang ditawarkan flat menurut gue. Sedangkan gue kan, mau nya tempat romantis yang belum pernah dipakai orang. Jadinya ya ... gue masih nyari ampe sekarang," jelas Alline lagi, yang langsung menghadirkan guliran mata jengah dari Jelita.

Dasar model peak!!

mana ada coba tempat begitu? Yang namanya referensi kan, pasti udah ada yang pernah nyoba. Makanya bisa dijadikan rekomen buat acara.

Ya kali, dia mau jadi yang pertama. Namanya bukan recommend lagi dong itu, mah. Tapi kelinci percobaan.

Ah ... emang si Alline tuh ada-ada aja.

"Udah deh. Lo tuh gak usah banyak komen. Tugas lo tuh cuma nemenin doang, kok. Gak bakal gue tanya-tanya. Soalnya, gue tau lo gak bakal ngerti soal ginian. Ya … maklumin aja, lah. Jomblo mah jauh pikirannya ke arah beginian," tambah Alline lugas. Yang ujung-ujungnya malah jadi nyinyir

Akan tetapi, Jelita sih gak tersinggung sama sekali. Soalnya ... udah biasa, tuh!

"Hilih … paling juga ujung-ujungnya bawel minta pendapat gue. Udah apal banget gue sih, sama lo. Suka lain di depan lain di belakang," balas Jelita, sambil mencebik malas.

Bukannya marah. Alline malah tertawa ngakak di tempatnya. Mentang-mentang udah gak dipakaikan lipstik

"Lo emang sahabat gue banget, Ayunda Jelita!!" puji Alline di sela

Kekehannya.

"Tumben lurus manggilnya. Biasanya juga di puter-puter kek gangsing. Bikin pusing yang denger aja, tau gak?" cebik Jelita lagi. Membuat Alline kembali ngakak.

"Udah, ah! Gue mau balik ke tempat pemotretan. Lo yang anteng di sini, ya? gue gak lama kok. Bye Dear," pamit Alline kemudian, sambil menjawil dagu Jelita seenak jidatnya.

Lalu beranjak pergi begitu saja. Diikuti asistennya, Risa. Yang kelihatannya kerepotan membantu mengangkat ujung gaunnya yang lumayan panjang itu.

"Berat banget sih nih gaun," gerutu Alline, di sela usahanya menenteng gaun mahal itu.

"Iya, katanya 30kg satu gaunnya," jawab Risa. Membuat Alline kembali mencebik kesal.

Sementara Jelita yang ikut mendengarnya di belakang mereka, Hanya menggeleng pelan tak habis pikir.

Gila sih!! Itu gaun apa anak balita?

Berat begitu!

Lalu tak lama setelahnya, Jelita pun kembali meraih ponselnya dan memfokuskan diri dengan game yang di sana.

Jangan heran, ya? Jelita ini memang game mania, kok. Makanya, di ponselnya lebih banyak aplikasi gamenya daripada aplikasi bermutu.

"Eh, Mas Dewa, abis dari toilet, ya?" Terdengar suara Alline kembali dari balik pintu. Seperti sedang menyapa seseorang.

"Iya. kamu sendiri? Udah mau ke lokasi, ya?" Setelah itu, suara seorang pria pun terdengar juga di sana.

Sepertinya, suara ini sudah beberapa kali terdengar deh hari ini di telinganya Jelita. Tapi Jelita gak tau milik siapa? Dan gak mau tau juga. Soalnya, itukan bukan urusannya.

"Iya, Mas," balas Alline lagi

"Ya udah, yuk bareng. Eh, gaunnya ribet ya kayaknya? saya bantu, ya?"

"Eh ... iya, Mas. Makasih banget, loh." Suara Alline kemudian makin mengecil. Lalu setelah itu menghilang. Karena mungkin mereka sudah jauh.

Bodo amat ah...

Let's back to the game aja!!

*****

Jelita gak tau sudah berapa jam dia lewati dengan bermain game di ponselnya.

Saat dia sadar, waktu sudah menunjukan jam tiga sore. Tapi Alline belum juga kembali. Membuat Jelita mulai meradang di tempatnya.

Soalnya, Alline tuh kebangetan bohongnya!

Katanya gak akan lama. Eh, ternyata .... malah berjam-jam dia lewati begitu aja. Mana ponsel di tangannya sudah lowbat karena kelamaan main game. Dan perutnya juga sudah melilit karena kelaparan.

Sepertinya, Jelita juga baru sadar kalo dia belum sarapan, dan melewatkan makan siangnya begitu saja.

Karena memang Alline tak menyediakan cemilan sedikitpun buat Jelita. Tibang gorengan dari abang-abang pinggir jalan, juga Enggak ada.

Kan, keterlaluan, ya?

Gini-gini Jelita ini tamu loh. Tamu yang di paksa dateng plus di paksa tinggal lagi.

Masa gak ada apresiasinya sama sekali?

Ugh .... si Alline tuh bener-bener minta disentil ususnya. Abis ngeselin banget jadi orang.

Tau gitu, tadi mending Jelita maksain balik aja. Daripada kaya kambing congek di sini.

"Di sana ... itu .... buruan ...."

Saat Jelita masih sibuk meratapi nasibnya yang di lupakan sahabatnya. Jelita pun tiba-tiba mendengar riuh orang berlarian di depan ruangan ini. Membuat Jelita kepo, dan akhirnya memilih keluar untuk mencari informasi.

Ada apakah gerangan?

Ternyata, saat Jelita baru saja membuka pintu ruangan wardrobe Alline.

Jelita pun dikejutkan dengan ramainya orang yang berlarian menuju ke sebuah tempat. Dimana pemotretan sedang berlangsung.

Ada apa, sih?

Kok, rame banget?

Ada artis, ya? Atau ….

"Eh, Kak! Ada apaan, sih? Kok, kayanya pada lari kesana? Lagi ada artis nyasar atau gimana?"

Tak ingin makin menduga-duga. Jelita pun segera meraih lengan sembarang orang yang sedang melintas begitu saja.

Dari seragamnya sih, kayanya anak CS gedung ini, deh.

"Itu, katanya ada model kecebur kolem. Terus gak bisa keluar lagi."

Hah?

Maksudnya gimana-gimana?

Model kecebur kolem? Kolem apa, nih? Kolem ikan apa kolem renang?

"Pokoknya di depan lagi heboh banget. Soalnya, modelnya benar-benar gak bisa keluar lagi dari kolem. Katanya ... kakinya ditarik penunggu kolem, deh. Kalo si Mbaknya penasaran. Liat aja sendiri!" Terang CS itu lagi. Sambil menghela tangan Jelita begitu saja. Dan langsung kabur mengikuti arah orang yang sepertinya menuju ke satu tempat yang sama.

Walaupun info yang Jelita terima barusan agak aneh di logikanya. Demi menuntaskan rasa penasaran yang terlanjur ada. Jelita pun memutuskan ikut berlari dan mengecek sendiri kabar berita tersebut.

Sekali lagi, ternyata benar, Pemirsa!!

Di sana, ternyata memang ada sebuah kecelakaan di kolam renang, tepatnya di tempat yang sedang dijadikan spot pemotretan oleh Alline.

Astaga!!!

Menyadari sesuatu, Jelita pun segera mencari keberadaan Risa dan Alline. Untuk memastikan kalo mereka baik-baik saja.

Lalu, Tanpa memperdulikan apapun lagi. Jelita pun mencoba menerobos masuk kerumunan para model. Demi untuk mencari keberadaan dua wanita itu.

Namun, ternyata sulit sekali mencari keberadaan mereka berdua di tengah kerumunan banyak orang. Membuat Jelita menyibak kerumunan itu semakin dalam, dan … ketemu!

Yap!!

Jelita melihatnya!!

Akan tetapi, hanya Risa seorang saja. Dan karena tak ingin membuang waktu lagi, Jelita pun langsung saja menarik lengan Risa dan mengintrogasinya.

"Risa, Alline mana?" tanya Jelita, tanpa tedeng Aling-aling.

Anehnya, Risa terlihat pucat pasi di sana, dengan lelehan Air mata yang tak mau berhenti. Membuat firasat buruk mulai bermunculan di kepala Jelita.

"Risa?" panggil Jelita lagi. Menyentak kesadaran Risa.

"Itu … itu … Alline … Alline ...." Risa malah meracau tak jelas setelahnya. Membuat Jelita gemas di buatnya.

"Risa! Bisa gak, ngomongnya yang jelas? Alline mana? Kok, dia gak keliatan?" Tuntut Jelita tak sabaran.

Risa makin gusar, dan malah tiba-tiba kembali menangis.

Lah, aneh banget sih?

"Ris ...."

"Alline jatuh ke Kolam renang, Lit!"

Degh!

Klik link untuk membaca lebih banyak👇

https://share.novelme.id/starShare.h...chapterId=null
0
856
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan