Sebagaimana informasi yang marak beredar saat ini, mulai hadirnya mobil listrik menjadi salah satu terobosan inovatif di dunia otomotif Indonesia. Terobosan ini menjadi angin segar bagi masyarakat karena kelebihan yang ditawarkan tidak main-main. Kelebihan utama mobil listrik yang paling potensial jika dibandingkan dengan mobil konvensional adalah tidak membutuhkan BBM sebagai penggerak mesinnya dan tidak menghasilkan emisi (sisa hasil pembakaran bahan bakar). Pemilik mobil listrik cukup mengisi baterai dalam kurun waktu tertentu sebelum siap berkendara.

Layaknya pandemi Covid-19 yang menghadirkan efek domino di berbagai aspek kehidupan, yaitu berawal dari masalah kesehatan menjadi masalah sosial, ekonomi, keuangan, dan masalah politik. Mobil listrik pun dipastikan akan membawa efek domino ketika sudah benar-benar diimplementasikan. Berikut beberapa efek domino yang berpotensi terjadi di Indonesia menurut pemikiran TS:

Ketergantungan akan minyak menjadi berkurang, sehingga jika terjadi kenaikan harga minyak dunia maka dampaknya tidak akan terlalu signifikan. Pada dasarnya di negara berkembang seperti Indonesia, kenaikan harga minyak akan sangat berpengaruh pada stabilitas pertumbuhan ekonomi. Jika indikasi ini bisa kita minimalkan resikonya dengan mengimplementasikan mobil listrik, maka pertumbuhan ekonomi berpotensi akan lebih stabil. Kalaupun nantinya tidak sesuai ekspektasi, setidaknya, sudah ada satu komponen resiko yang di-eliminate.

Harga mobil listrik saat ini masih tergolong "belum kompetitif" daripada mobil konvensional. Hal ini tentunya akan memengaruhi daya beli masyarakat, walaupun sebenarnya banyak yang berminat untuk memiliki mobil listrik tersebut. Satu-satunya solusi untuk mengatasi hal ini adalah dengan adanya subsidi dan insentif dari Pemerintah. Subsidi dan insentif tersebut akan menjadi stimulan untuk meningkatkan penjualan mobil listrik.

Tidak bisa dipungkiri, implementasi mobil listrik akan menjadi penggerak munculnya industri-industri baru yang relevan. Begitu pula dengan industri otomotif yang sudah ada saat ini, pastinya akan melakukan ekspansi bisnis.

Bidang yang satu ini memang sensitif dan terkadang memberatkan baik bagi para pelaku bisnis maupun bagi konsumen. Pemerintah harus rela menerapkan tax expendituresebagai bentuk andil aktif dalam implementasi mobil listrik. Pajak merupakan faktor unik yang menjadi daya tarik kondusif dalam menentukan sebuah keputusan.

Bidang inilah yang berpotensi menjadi pemandangan utama nantinya karena bersifat krusial, terutama di kota-kota besar, yaitu pembangunan stasiun pengisian baterai untuk mobil listrik. Namun, tantangan terbesarnya adalah bagaimana caranya mengisi baterai mobil hanya dalam hitungan menit alias Super Fast Charging, layaknya teknologi perangkat smartphone saat ini yang bisa dikatakan menjadi fitur wajib sebagai selling point.

=================================

Demikian efek domino dari impementasi mobil listrik di Indonesia menurut analisa TS.  Semoga Bermanfaat.