gambar

Ac Milan merupakan salah satu klub terbesar tidak hanya di Italia namun juga di kawasan eropa serta dunia. Torehan 7 gelar liga champions, 3 piala interkontinental (Piala dunia antar klub), 5 kali menjuarai Piala Super UEFA, 2 Piala Winners UEFA, sedangkan di kancah domestik berhasil menyabet 18 gelar Serie-A , serta 5 kali memenangkan Coppa Italia, dan 7 Piala Super Coppa Italia. Semua itu membuktikan Ac Milan bukanlah klub biasa.

Berdiri sejak 1899 dengan nama klub Kriket dan sepak bola Milan (Milan Cricket and Football Club) menjadikannya sebagai salah satu klub tertua di kota Pizza. Ac Milan sendiri didirikan oleh ekspatriat Inggris bernama Alfred Edwards dan Herbert Kilpin. Seiring berjalannya waktu Ac Milan mulai berkembang menjadi klub raksasa. Lalu seperti apa markas klub kebanggaan kota mode tersebut?



gambar

Pembangunan stadion San Siro dimulai di era presiden Ac Milan Piero Pirelli pada 1 Agustus 1925. Markas dari klub berjuluk Rossoneri ini menghabiskan dana sebesar 5 juta lira, dan selesai dibangun 15 September 1926. Namun, baru diresmikan pada 4 hari setelahnya yakni 19 September 1926 dengan dilaksanakannya pertandingan derby della Madonnina yang dimenangkan oleh Inter Milan dengan skor 6-3.

Sebelum San Siro berdiri gagah, Ac Milan menggunakan stadion kecil Campo di Viale Lombardia. Pirelli yang menjadi supremo Ac Milan ingin membuat warisan tersendiri sebelum masa jabatannya berakhir. Kemudian dirinya mulai menggagas pembangunan stadion yang kelas dijadikan sebagai markas klub. Keunikan dari San Siro ialah didesain tanpa adanya trek atletik seperti kebanyakan stadion di Italia lainnya. Hal tersebut karena Pirelli merupakan sosok penggemar sepak bola Inggris. Pembangunannya dipercayakan pada arsitek Ulisse Stacchini dan insinyur teknik sipil Alberto Cugini. 



gambar

Stadion kebanggaan kota mode tersebut dinamai Nuovo Stadio Calcistico San Siro yang mana lokasinya berdekatan dengan pacu kuda milik Pirelli. Kapasitas awal markas Rossoneri ini hanya 35 ribu saja.

San Siro merupakan markas bagi Ac Milan, namun kebangkrutan yang dialami membuat direksi klub harus menjual stadion kesayangannya ke pemerintah kota Milan pada tahun 1935. Seiring berjalannya waktu, Ac Milan harus berbagi kandang dengan tim sekota yakni Inter Milan yang juga menyewa stadion megah itu di tahun 1947. Berbeda dengan Rossoneri, Inter lebih memilih menggunakan nama stadion Giuseppe Meazza. Hal itu dikarenakan untuk menghormati pemain sepak bola legendaris yang membawa Italia menjuarai Piala Dunia 1934 dan 1938, sekaligus mantan pemain Inter dan Milan. 



gambar

Setelah dijual kepada pemerintah kota, stadion tersebut mengalami renovasi yakni pada tahun 1935 dengan menambah tribun tingkat kedua di dua sektor sisi lapangan, serta tribun tambahan di empat sudut stadion, hingga semua tribunnya menyatu. Total, San Siro bisa menampung hingga 55 ribu penonton.

Kemudian satu tahun pasca Inter Milan juga berkandang di San Siro, pengajuan bedah stadion kembali dilakukan. Yakni dengan penambahan tingkat ketiga di semua sektor tribun. Pengerjaan desainnya diarsiteki oleh Ferruccio Calzolari dan pembangunannya dikomandi insinyur Armando Ronca. Bagian luar stadion juga ditambahkan 12 baris beton berbentuk spiral sebagai aksen anyar sekaligus menjadi akses baru menuju tribun atas. Namun, pembedahan itu baru bisa berjalan di tahun 1955, dengan hanya penambahan tribun tingkat dua hingga total menampung 85 ribu penonton.



gambar

Polemik pergantian nama stadion terjadi pada tahun 1980. San Siro harus berganti nama menjadi Giuseppe Meazza. Meski sudah resmi, namun nama San Siro masih sering digunakan oleh publik Italia maupun dunia. 7 tahun setelah pergantian nama stadion, markas duo milan itu kembali direnovasi untuk kepentingan perhelatan Piala Dunia 1990. Proyek tersebut dikerjakan oleh duet arsitek Giancarlo Ragazzi dan Enrico Hoffer, dan pembangunannya di bawah pimpinan Insinyur Leo Finzi.

Kini, stadion yang sudah berdiri selama 95 tahun itu akan dirobohkan.Hal itu demi memberikan lahan yang lebih luas untuk stadion anyar. Sebenarnya pembongkaran stadion bersejarah tersebut sudah mulai dibicarakan sejak kurang lebih 2 tahun lalu. Namun, kendala persetujuan dan administrasi dari pemerintah kota yang membuat San Siro belum juga dirobohkan. Setelah melewati beberapa kajian dari dinas kebudayaan setempat, mereka pun menyetujui pembongkaran San Siro dengan alasan stadion tersebut sudah bukan lagi termasuk bagian dari cagar budaya karena telah mengalami beberapa renovasi.



gambar

Tinggal menunggu waktu, San Siro akan dirobohkan namun tidak dengan kenangannya. Bangunannya boleh hancur, sejarah stadion akan terus diceritakan. Rivalitas antara Ac Milan dan Inter Milan tak akan terhenti. San Siro akan lahir dengan wajah baru mengikuti peradaban dunia.

Sumber :

1