Kaskus

Story

rizadwi88Avatar border
TS
rizadwi88
Eliza
Andra berjalan tertunduk, wajahnya terlihat kuyu, matanya sembab, tangannya menggenggam sebuket bunga mawar merah. Langkah kaki itu berjalan menapaki jalan setapak berumput yang nampak basah, sisa hujan semalam. Beberapa kali napasnya memberat, menahan rasa sesak dalam hati. Pria muda itu berhenti sejenak saat mencapai tujuannya.


Dia masih menunduk. Tangannya bergetar. Manik mata coklatnya masih berkaca-kaca.


"Aku datang, Eliza … ma-af …." Ucapannya terhenti saat tenggorokannya terasa tercekat.


Linangan air mata tak lagi mampu terbendung. Jemarinya bergetar meremas buket bunga. Beberapa helai kelopak mawar terlepas dan berguguran ke tanah basah.


Andra menangis tergugu.


"Ma-af …." Suaranya bergetar di sela isakan tangis.


Badannya tak kuasa lagi berdiri. Lututnya lemas. Andra pun jatuh bersimpuh di depan nisan kekasih tercintanya, Eliza Moremans, yang meninggal sebulan yang lalu.


Perasaannya campur aduk. Rindu, sesal, kecewa, semuanya jadi satu.


"Andra …." Sebuah suara perempuan nan lembut membuat Andra tersentak kaget.


Seketika pria itu menoleh, dan raut wajahnya berubah terkejut.


"E-Eliza …?"


Gadis berparas cantik berambut coklat bergelombang itu nampak mengangguk pelan dan menyunggingkan senyum manis.


"Iya, ini aku, Sayang … kenapa kau nampak terkejut seperti itu? Kau tak bahagia melihatku lagi? Kau tak merindukanku?"


Andra mengusap matanya berkali-kali. Dadanya berdegup sangat kencang.


"Itu benar-benar kau, Eliza?"


Gadis itu lagi-lagi hanya mengangguk pelan.


"Ta-tapi bagaimana bi-bisa? Kau 'kan su-sudah …."


"Mati maksudmu?" Gadis itu menyela perkataan Andra. Senyum manis tak pernah lekang dari bibir mungil merahnya.


"Lihat aku, Sayang … apa aku nampak seperti hantu? Lihat kakiku … masih menapak tanah, 'kan?"


Andra terkesiap.


Sejenak matanya menelusuri sosok gadis itu dari atas sampai bawah. Memang benar, kedua kaki gadis itu masih menapak tanah.


"Ta-tapi kau sudah meninggal, Eliza. Ini makammu …."


"Aah … sepertinya kau lupa meminum obat halusinasi ya, Sayang. Kau jadi berpikir yang bukan-bukan. Kemarilah … tidakkah kau merindukanku?"


Gadis itu merentangkan kedua tangannya, seolah-olah meminta Andra untuk memeluknya erat.


Andra beranjak berdiri. Menghampiri gadis itu dengan ragu-ragu. Aroma lembut vanilla menguar dari tubuhnya. Wangi khas Eliza, pikir Andra.


Andra mulai memeluk gadis itu dan tangannya lembut mengusap rambut bergelombangnya. Ternyata gadis itu benar-benar Eliza. Eliza masih hidup! Mungkin memang dia telah lupa meminum obat halusinasi selama ini, jadi berpikiran kalau Eliza telah mati, dan ini makamnya.


"Aku sangat merindukanmu, Eliza …." Andra berbisik pelan.


"Tapi sayangnya, Eliza tidak merindukanmu sama sekali, Andra bodoh …."


Andra terkejut mendengar ucapan itu.


Belum sempat dia menanyakan apa maksud kata-kata tersebut, tiba-tiba mata andra membeliak lebar. Pupilnya membesar. Erangan terdengar lirih.


Andra mencoba berontak.


Sia-sia ….


Tikaman belati dengan kuat menusuk punggungnya.


Darah segar mengalir dari sudut bibir Andra yang pucat. Tanda bahwa dia tengah mengalami pendarahan pada organ dalamnya.


Pelukan itu tak jua mampu dia lepaskan. Andra mengerang.


Perlahan, tubuhnya lunglai. Hingga akhirnya, jatuh tersungkur dengan bersimbah darah.


Gadis itu hanya menatap nanar.


Bibirnya tersenyum, atau lebih tepatnya menyeringai.


"Itu balasan dari Eliza, gadis yang mencintaimu sepenuh hati, namun kau bunuh dengan tanganmu sendiri. Ternyata kau bahkan tak mengetahui kalau aku ini Elina, saudara kembar Eliza. Dasar pria bodoh! Mati kau sekarang!"


Tawa mengerikan menggelegar, seiring dengan derasnya hujan yang menghujam bumi siang itu.


#end


Sidoarjo, 26-01-2021


disya1628Avatar border
tien212700Avatar border
pulaukapokAvatar border
pulaukapok dan 5 lainnya memberi reputasi
6
304
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan