Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

pacific.frontAvatar border
TS
pacific.front
Pindad Anoa | Saat Dukungan Politik Membangkitkan Industri Pertahanan
Pindad Anoa | Saat Dukungan Politik Membangkitkan Industri Pertahanan

Halo semuanya! Kembali lagi di Pacific Front! Channel YouTube yang membahas topik-topik dan peralatan militer, terutama untuk kebutuhan TNI.

Untuk topik militer menarik lainnya bisa dibaca di sini.

Minggu lalu saat saya menulis script untuk rantis Maung, saya teringat ada satu ranpur yang juga mendapat banyak banyak perhatian saat pertama kali muncul ke publik. APS-3 Anoa.

Jadi kali ini saya akan membahas sedikit tentang kisah suksesnya. Dan semoga dengan melihat kembali perjalanan Anoa, Maung dan alutsista lokal lainnya bisa mencapai kesuksesan yang sama atau bahkan lebih.

Sejarah Anoa
Anoa merupakan contoh nyata. Saat pemerintah memberikan dukungan politik penuh ke industri pertahanan, kita bisa mencapai lebih dari tujuan awal kita.

Bermula tahun 2003, saat Darurat Operasi Militer (DOM) Aceh. Pada waktu itu ada kebutuhan mendesak akan kendaraan lapis baja. Pindad menjawab permintaan ini dengan hadirnya Angkut Personel Ringan APR-1. Rantis 4x4 dengan sasis truk komersial. 14 unit dibuat dan 26 lainnya dipesan. Namun dibatalkan saat terjadi bencana tsunami di Aceh tahun 2004.

Namun Pindad tidak berhenti mengembangkan ranpur. Dibantu oleh BPPT, mereka mengembangkan kendaraan angkut sedang yang diberi nama APS-1, dan kemudian versi lanjutannya APS-2. Meskipun kedua prototipe ini tidak sampai ke tahap produksi massal, pengalaman yang didapat sangat berguna untuk pengembangan APS-3 di tahun 2006.

Peran Pemerintah
Di saat itulah andil pemerintah berperan. Saat mantan wakil presiden Jusuf Kalla berkunjung ke Pindad di tahun 2007. Setelah mendengar presentasi dari produk-produk Pindad, Beliau memberi atensi lebih pada APS-3. Dan di saat itu juga, Beliau memesan 150 (lebih tepatnya 154) kendaraan.

Beliau mengatakan dengan pemesanan ini pemerintah dapat menghemat anggaran sampai 60% bila dibandingkan membeli dari luar seperti panser VAB Prancis. Lebih lanjut, kualitasnya pun tidak kalah. Dan apabila nanti ada permintaan tambahan dari TNI AD, maka akan lebih mudah dikonsultasikan.

20 unit pertama diberikan oleh Pindad melalui kementerian pertahanan pada Februari 2009. Melompat 10-12 tahun kemudian, sampai saat ini Pindad telah mengirimkan pesanan sebanyak lebih dari 350 Anoa, ke lebih dari 4 negara, telah dibuat di lebih dari 9 varian, dan digunakan oleh kontingen penjaga perdamaian Indonesia di seluruh dunia.

Dan mereka pun tidak berhenti sampai di situ. Ada rumor tentang Anoa 3 yang beredar di internet dengan volume yang lebih besar dan kualitas yang lebih dari varian sebelumnya.

Opini Pribadi
Saat saya masih kecil dan mulai tertarik dengan kemiliteran, saya belum tahu apa itu Pindad dan apa yang mereka kerjakan.

Itu sebelum berita tentang Anoa selalu muncul di TV dan majalah kemiliteran. Apalagi jika Agan tinggal di Bandung. Mungkin Agan pernah melihat panser Anoa minimal satu kali. Saya termasuk. Entah itu di jalan, di CFD, atau di pameran.

Semua itu baik langsung atau tidak ikut membantu promosi Anoa dan Pindad itu sendiri ke masyarakat umum. Sekarang, mungkin sebagian besar masyarakat Indonesia sudah tahu apa itu panser Anoa.

Dengan mengatakan dukungan politik membangkitkan industri pertahanan, seperti judul artikel ini saya rasa bukan membesar-besarkan juga.
Saat pemesanan pertama dimulai, secara otomatis juga menggerakan rantai pasokan. Saya tahu, kita belum bisa membuat mesin dan ban secara mandiri. Namun selain itu kita sudah bisa membuatnya sendiri. Pemesanan ini tidak hanya menguntungkan Pindad sebagai pembuat, namun juga pemasok dan subkontraktor lokal.

Selanjutnya, dengan profit yang Pindad dapat dari penjualan Anoa, mereka dapat berinvestasi lebih ke peralatan, R&D, dan inovasi baru.
Kita sudah melihat hasil inovasi-inovasi itu. Mulai dari yang tidak terlalu rumit seperti pemasangan RCWS, penambahan lapisan baja, dan kamera 360 derajat, sampai ke yang lebih ekstensif seperti Anoa versi amphibi dan Badak Fire Support Vehicle.

Dan semoga saja Anoa 3 bisa segera ditampilkan ke publik.

Apa Yang Bisa Dipelajari?
Lalu apa yang bisa kita pelajari dari contoh ini?
Sebagus apapun alutsista yang kita kembangkan, tanpa adanya bantuan pemerintah baik secara politik dan finansial, tidak akan bisa berkembang.

Kita tidak akan pernah tahu kelemahannya, kita tidak akan pernah tahu potensinya, atau apa lagi yang bisa dicapai setelah tujuan awal kita terpenuhi.

Jika saja pada waktu itu wakil presiden Jusuf Kalla tidak tertarik dengan APS-3, mungkin Anoa hanya akan menjadi kendaraan prototipe saja. Tidak lebih.

Saya mengapresiasi komitmen pemerintah pada industri pertahanan. 4 miliar munisi kaliber kecil, 500 rantis Maung, kapal Bantu Rumah Sakit (BRS), helikopter Bell 412 EPI, di tahun 2020 saja, adalah beberapa contohnya.

Meskipun dari yang saya lihat masih ada sektor yang bisa diisi oleh industri pertahanan dalam negeri, namun sedikit demi sedikit kita akan sampai ke sana.

Saya harap tidak hanya Pindad yang mendapat pesanan besar. PT. DI, PT. PAL dan tidak boleh lupa industri pertahanan swasta juga perlu diberi perhatian yang lebih lagi.

Penutup
Demikianlah sedikit kisah sukses dari APS-3 Anoa. Saat sinergi antara industri pertahanan, pengguna, dan pemerintah bisa mencapai hasil yang melebihi dari tujuan awal.

Bagaimana menurut Agan semua tentang Anoa?
Apakah Agan pernah melihat panser Anoa?

Terimakasih sudah mampir!
Dan jangan lupa cendol nya Gan!


Lihat video:




0
1.8K
3
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan