adivaazzahraAvatar border
TS
adivaazzahra
[COC Edu] Belajar dan Praktik Lapangan Daring? Siapa Takut.


Sumber

Assalamu'alaikum, selamat pagi dan salam sejahtera untuk semuanya. Kali ini, aku mau coba untuk menceritakan kesan dan pengalaman belajar daring, hingga praktik lapangan dalam kondisi covid-19.

🍁🍁🍁

Aku yang notabene adalah seorang mahasiswa semester 6 pada masa covid mulai menyebar, wajib mengikuti perkuliahan secara daring. Mendapati keadaan demikian secara tiba-tiba, tentu saja aku tidak sepenuhnya siap. Sebab, saat itu juga harus beradaptasi dengan web, dan aplikasi belajar yang telah disepakati oleh jajaran pengajar dan mahasiswa/i.

Awalnya, benar-benar merasa terkejut dan tertekan. Apatah lagi, kondisi pada saat itu kondisi kesehatan sedang tidak stabil, ponsel yang tidak mendukung, dan tubuh yang sedang sangat tidak bisa untuk menggunakan laptop karena radiasinya menimbulkan efek sakit kepala pada masa itu. Dan dalam keadaan itu, harus membiasakan diri untuk belajar mandiri, dan mengerjakan tugas harian yang tidak sedikit, agar bisa dianggap hadir dalam pembelajaran.

Namun, dengan segala keterbatasan itu. Akhirnya satu semester berjalan dengan baik, dan dengan nilai yang alhamdulillah.

Selepas itu, ada kabar tersebar bahwa bulan September sudah akan kembali melakukan pembelajaran tatap muka, di dalam gedung. Namun, kabar itu tak pernah benar-benar terjadi. Yang kemudian, pada pembelajaran semester 7, aku dan teman seangkatan, akhirnya mengikuti PPL via daring.

Aku tak pernah membayangkan ini akan terjadi. Biasanya, praktik pengalaman lapangan itu dilakukan di lapangan, sesuai dengan jurusan yang diambil.

Rasanya pasti berbeda, antara terjun ke lapangan, dengan dilakukan via daring. Ya, aku yang mengambil jurusan keguruan, akhirnya mengikuti PPL via daring, meski tidak seutuhnya. Karena dalam beberapa hal, kami harus hadir di sekolah, untuk mengikuti bimbingan pembuatan media pembelajaran online, pembuatan RPP, menggunakan aplikasi mengajar, atau sekadar ikut kegiatan kerja bakti yang diadakan oleh tempat kami ber-PPL.


Dokpri: hari pertama melihat keadaan sekolah

Bagi sebagian teman, kelompokku adalah tim yang paling banyak tugas, katanya. Paling banyak peraturan, mulai dari mengajar harus dengan cara kreatif; menggunakan video, WhatsApp, Telegram, atau bahkan blog; harus selalu datang ke sekolah setiap hari Sabtu. Ya, datang untuk belajar banyak hal tentang dunia guru di sekolah, hingga ujian praktik pun harus melalui kegiatan tatap muka di ruang kelas bersama siswa yang jumlahnya dibatasi hanya 6 orang.


Dokpri: belajar membuat video pembelajaran

Namun, di balik semua hal yang kelompok kami jalani. Allah mempermudah semuanya. Dan kami pun mendapat pengalaman yang luar biasa. Salah satunya adalah, aku jadi tahu rasanya menjadi guru yang mengajar secara daring, dan mengajar secara offline. Selain itu, aku juga jadi tahu bagaimana banyaknya tugas yang harus seorang guru lakukan. Saat peserta didiknya libur, ada segudang tugas yang harus guru selesaikan.

Ya dari kondisi pandemi ini, akhirnya aku belajar untuk selalu bersyukur. Kenapa? Karena di balik semua keadaan, akan ada hikmah dan pelajaran yang bisa dipetik. Mungkin orang yang dulunya bisa PPL secara normal akan berkata, lebih seru PPL secara langsung. Akan tetapi, aku juga akan berkata, jika daring dan luring digabung, itu jauh lebih luar biasa, dan menyenangkan tentunya.

Dan mungkin mahasiswa PPL tahun ini adalah PPL terunik yang pernah terjadi. Di mana, antara pendidik dan peserta didiknya, hanya bertemu secara online dan mungkin tidak akan saling mengenal saat mereka berpapasan di jalanan, atau di tempat umum lainnya.

Keistimewaan dari PPL yang kujalani, aku mengenal guru dan dosen yang luar biasa sabar, dengan humor tinggi, dan ilmu yang juga tak kalah luar biasa, menjadi pembimbing dalam kelompok kami.

Dua kata untuk pendidikan di tahun 2020, saat pandemi menemani hari. "Luar biasa."

Dari sini, aku mau ucapkan terima kasih kepada guru, dosen, siswa, dan rekan-rekan seperjuangan selama pendidikan jarak jauh ini berlangsung. Semoga ke depannya, Indonesia bisa memfasilitasi hingga ke pelosok negeri untuk menunjang kegiatan belajar jarak jauh ini. Terutama untuk koneksi internetnya.😁 Harapanku yang lain, semoga ke depannya, profesi guru enggak disepelekan dan pendidikan Indonesia menjadi semakin maju dan berkembang.

Dah, sekian ceritaku tentang pengalaman menjadi mahasiswa, dan menjadi guru secara daring. Semoga enggak pada enek ya, pas baca tulisan ini.


Dokpri: jangan galfok sama kuenya, ya.

Gambar terakhir hanya pemanis. Sekian dari aku. Wassalamu'alaikum.


Adiva Azzahra,
Gowa, Januari 2021.


Sumber gambar: dokpri dan di sini
Narasi: opini pribadi.
anton2019827Avatar border
zulmusarofahAvatar border
jokoariyantoAvatar border
jokoariyanto dan 7 lainnya memberi reputasi
8
371
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan