InaSendryAvatar border
TS
InaSendry
[COC Edu] Jungkir Balik Mengikuti Program Sekolah dari Rumah Gara-gara Covid-19



Hai, Agan Sista

emoticon-Hai

🌻WELCOME TO MY THREAD🌻



Pandemi Covid-19 yang berlangsung setahun ini telah memaksa kita untuk menyesuaikan gaya hidup. Protokol kesehatan: mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak/menghindari kerumunan menjadi kewajiban kita bersama untuk melaksanakannya dengan penuh disiplin.

Pandemi Covid-19 benar-benar telah mengubah kehidupan kita, termasuk dunia pendidikan. Untuk mencegah perluasan penularan virus ini di lingkungan sekolah, pemerintah memberlakukan program pembelajaran jarak jauh atau sekolah daring, atau sekolah dari rumah sejak awal Maret 2020 lalu.

Quote:


Pada awalnya, pengumuman pemerintah tentang sekolah dari rumah ini hanya dilakukan selama dua pekan, seiring dengan pembatasan sosial berskala besar kala itu. Namun kenyataannya, hingga kini para siswa dan guru mau tak mau masih harus bersabar untuk belajar secara tatap muka di sekolah.

Kalau boleh jujur, kualitas belajar dari rumah dengan belajar secara langsung di kelas memang beda hasilnya. Banyak sekali keterbatasan yang menjadi penghalang kelancaran proses belajar mengajar. Di antaranya adalah:

1. Sarana

Quote:


Kendala yang paling penting adalah paket kuota dan sinyal. Dalam kelas daring, keduanya mutlak diperlukan. Masalah kuota, okelah, dana untuk pembelian alat tulis, tas, sepatu, bisa dialihkan oleh wali murid untuk membeli kuota. Bantuan beberapa kali dari Diknas juga sempat kita nikmati beberapa bulan lalu. Namun, sinyal yang lemah dan lambat seringkali menjadi kendala. Belum lagi kalau ada pemadaman listrik, di beberapa tempat pasti berpengaruh, karena sinyal ikut mati.

Aplikasi juga menjadi kendala di awal-awal proses pembelajaran. Banyak wali murid dan siswa yang bingung memakainya. Apalagi jika wali muridnya adalah kakek atau nenek siswa, karena orangtua harus bekerja di luar negeri, misalnya. Selain itu, untuk menunjang aplikasi belajar, semacam google meet, zoom, dll, diperlukan ponsel pintar yang mendukung. Maka wali murid dan guru--terutama yang honorer/sekolah swasta yang tidak terlalu besar di pedesaan--mau tak mau wajib mengeluarkan dana yang tidak sedikit.

2. Pemahaman guru akan kondisi psikologi siswa

Quote:


Beberapa bulan lalu, ramai diberitakan di media cetak dan online tentang siswa yang bunuh diri karena banyaknya tugas yang dibebankan oleh guru sekolahnya. Miris sekali. Hal ini dikarenakan, pemahaman guru yang masih terjebak dengan sistem belajar sebelum pandemi. Padahal, siswa belum memahami benar materi yang disampaikan, karena hanya berupa kiriman video youtube dari gurunya. Sedangkan orangtua juga tidak bisa membantu, karena juga tidak paham dengan materinya.

3. Rasa jenuh

Quote:


Situasi yang penuh dengan ketidaknyamanan ini akhirnya menimbulkan rasa jenuh, baik di kalangan siswa, guru, maupun wali muridnya. Dan yang agak membuat khawatir dari kejenuhan ini, akhirnya ada kesepakatan wali murid dan guru untuk melakukan pelajaran tatap muka secara langsung, walaupun wilayah tersebut masih dalam zona merah pandemi.

Seperti inilah kenyataan tidak menyenangkan yang harus kita hadapi bersama. Entah sampai kapan pandemi Covid-19 ini merenggut kebebasan kita. Semoga saja semua bisa segera diatasi oleh pemerintah.

Malang, 25 Januari 2020

Opini pribadi
Sumber gambar: dokumen pribadi dan screenshoot youtub

TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA
Sampai jumpa di thread lainnya

emoticon-Menang
Diubah oleh InaSendry 28-02-2021 01:33
dalledalmintoAvatar border
tien212700Avatar border
jokoariyantoAvatar border
jokoariyanto dan 8 lainnya memberi reputasi
9
737
27
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan