TS
ummuza
[COC EDU] Daring Oh Daring
Sistem Pendidikan Indonesia Selama Pandemi
dokpri
Pandemi yang sudah berlangsung hampir satu (1) tahun ini telah melumpuhkan dunia tak hanya Indonesia. Dan tak tanggung - tanggung pandemi karena virus covid -19 atau corona ini tak hanya memporak porandakan sistem perekonomian, pariwisata, tetapi anak - anak sekolah pun merasakan dampaknya secara nyata. Sistem pendidikan Indonesia pun terdampak dan dampaknya sangat dirasakan oleh anak - anak sekolah mulai anak usia kelompok bermain sampai perguruan tinggi.
Pendidikan Indonesia yang dulu biasa dilakukan dengan tatap muka (luring) sekarang sangat dilarang bahkan sekolah yang melanggar akan mendapatkan sanksi. Mungkin bagi perguruan tinggi tak begitu masalah dengan sistem pendidikan dengan sistem daring tetapi akan kurang pas bagi anak - anak sekolah usia dini ( PAUD).
Kenapa kurang pas ?
Karena butuh kesiapan semua pihak, terutama orang tua yang diminta untuk selalu mendampingi kegiatan belajar anaknya (orang tua harus siap untuk jadi guru). Orangtua harus bisa punya kreatifitas agar anak tidak bosen mengerjakan tugas - tugas dari sekolah.
Butuh kesiapan dari pihak sekolah juga tentunya karena bahan ajar yang harus disampaikan ke orangtua ke anak didiknya harus sesuai dengan tahapan yang ada dalam kurikulum. Pihak sekolah harus mempunyai keratifitas agar anak mau mengerjakan dengan enjoy.
Kedua belah pihak sama - sama penting perannya. Dan harus kerjasama.
Tapi namanya anak merasakan kebosanan yang amat sangat karena tidak pernah mengenal suasana sekolah karena hampir satu tahun ( bisa dibilang sama sekali belum pernah merasakan suasana sekolah bersama - sama teman di sekolah ) merupakan hal yang wajar menurut saya.
Anak - anak usia dini masih senang merasakan suasana sekolah yang bisa berinteraksi dengan teman - teman, guru dan suasana sekolah. Tujuan mereka ( AUD/anak usia dini ) sekolah adalah belajar ilmu sosial ( interaksi dengan banyak orang atau selain keluarganya ). Dengan berinteraksi dengan dunia luar, mereka belajar :
1. untuk mandiri (melakukan kegiatan tanpa pendampingan orangtua/orang dewasa dalam keluarganya)
2. ilmu berteman (cara mendapatkan teman, memilih teman, berteman yang baik)
3. menyelesaikan masalahnya sendiri
4. melatih kepercayaan diri
5. berbagi dengan orang lain
dokpri
Dalam belajar daring atau di rumah ilmu di atas kurang bisa dipraktekan dan hasil yang didapatpun akan perbeda dengan di sekolah. Anak kebanyakan lebih suka belajar di sekolah karena bisa bertemu dengan teman - temannya. Dan banyak yang harus dipersiapkan dengan biaya yang tak sedikit untuk belajar daring karena minimal membutuhkan hp yang tak murah harganya, laptop belum biaya untuk membeli quota (yang tak sedikit juga jumlah nominalnya)
dokpri
Mengerjakan tugas dari sekolah dengan orangtuanya terasa sangat berbeda, suasana sekolah tidak dapat dan kepatuhan anak dalam mengerjakan pun berbeda dengan anak berada di lingkungan sekolah.
dokpri
Sungguh orangtua dituntutuntuk bisa menjadi guru dalam daring ini. Bagi orangtua ini bisa menjadi sebuah tantangan untuk mengasah kedekatan bersama sang anak tapi bagi orang tua yang mempunyai kesibukan yang luar biasa ini justru akan menjadikan beban tersendiri.
dokpri
Terus terang buat saya pribadi sistem daring ini membuat satu beban tersendiri bagi saya sebagai orang tua yang tak hanya satu anak yang perlu pendampingan belajar. Saya pribadi sangat berharap pandemi ini segera berakhir, agar anak bisa belajar di sekolah lagi. Merupakan kebahagiaan tersendiri bagi anak bisa berjumpa lgi dengan teman dan guru di sekolahnya.
dokpri
Sekian unek - unek saya tentang daring untuk anak PAUD, mohon maaf jika ada yang tidak berkenan. Semoga bermanfaat 🙏
Mari bersama berdoa, PANDEMI CORONA SEGERA BERLALU. SEMUA KEMBALI NORMAL.. AAMIIN..AAMIIN..AAMIIN
Magelang, 230121
@ummuza
sumber gambar dopri
Sumber coretan opri
dokpri
Pandemi yang sudah berlangsung hampir satu (1) tahun ini telah melumpuhkan dunia tak hanya Indonesia. Dan tak tanggung - tanggung pandemi karena virus covid -19 atau corona ini tak hanya memporak porandakan sistem perekonomian, pariwisata, tetapi anak - anak sekolah pun merasakan dampaknya secara nyata. Sistem pendidikan Indonesia pun terdampak dan dampaknya sangat dirasakan oleh anak - anak sekolah mulai anak usia kelompok bermain sampai perguruan tinggi.
Pendidikan Indonesia yang dulu biasa dilakukan dengan tatap muka (luring) sekarang sangat dilarang bahkan sekolah yang melanggar akan mendapatkan sanksi. Mungkin bagi perguruan tinggi tak begitu masalah dengan sistem pendidikan dengan sistem daring tetapi akan kurang pas bagi anak - anak sekolah usia dini ( PAUD).
Kenapa kurang pas ?
Karena butuh kesiapan semua pihak, terutama orang tua yang diminta untuk selalu mendampingi kegiatan belajar anaknya (orang tua harus siap untuk jadi guru). Orangtua harus bisa punya kreatifitas agar anak tidak bosen mengerjakan tugas - tugas dari sekolah.
Butuh kesiapan dari pihak sekolah juga tentunya karena bahan ajar yang harus disampaikan ke orangtua ke anak didiknya harus sesuai dengan tahapan yang ada dalam kurikulum. Pihak sekolah harus mempunyai keratifitas agar anak mau mengerjakan dengan enjoy.
Kedua belah pihak sama - sama penting perannya. Dan harus kerjasama.
Tapi namanya anak merasakan kebosanan yang amat sangat karena tidak pernah mengenal suasana sekolah karena hampir satu tahun ( bisa dibilang sama sekali belum pernah merasakan suasana sekolah bersama - sama teman di sekolah ) merupakan hal yang wajar menurut saya.
Anak - anak usia dini masih senang merasakan suasana sekolah yang bisa berinteraksi dengan teman - teman, guru dan suasana sekolah. Tujuan mereka ( AUD/anak usia dini ) sekolah adalah belajar ilmu sosial ( interaksi dengan banyak orang atau selain keluarganya ). Dengan berinteraksi dengan dunia luar, mereka belajar :
1. untuk mandiri (melakukan kegiatan tanpa pendampingan orangtua/orang dewasa dalam keluarganya)
2. ilmu berteman (cara mendapatkan teman, memilih teman, berteman yang baik)
3. menyelesaikan masalahnya sendiri
4. melatih kepercayaan diri
5. berbagi dengan orang lain
dokpri
Dalam belajar daring atau di rumah ilmu di atas kurang bisa dipraktekan dan hasil yang didapatpun akan perbeda dengan di sekolah. Anak kebanyakan lebih suka belajar di sekolah karena bisa bertemu dengan teman - temannya. Dan banyak yang harus dipersiapkan dengan biaya yang tak sedikit untuk belajar daring karena minimal membutuhkan hp yang tak murah harganya, laptop belum biaya untuk membeli quota (yang tak sedikit juga jumlah nominalnya)
dokpri
Mengerjakan tugas dari sekolah dengan orangtuanya terasa sangat berbeda, suasana sekolah tidak dapat dan kepatuhan anak dalam mengerjakan pun berbeda dengan anak berada di lingkungan sekolah.
dokpri
Sungguh orangtua dituntutuntuk bisa menjadi guru dalam daring ini. Bagi orangtua ini bisa menjadi sebuah tantangan untuk mengasah kedekatan bersama sang anak tapi bagi orang tua yang mempunyai kesibukan yang luar biasa ini justru akan menjadikan beban tersendiri.
dokpri
Terus terang buat saya pribadi sistem daring ini membuat satu beban tersendiri bagi saya sebagai orang tua yang tak hanya satu anak yang perlu pendampingan belajar. Saya pribadi sangat berharap pandemi ini segera berakhir, agar anak bisa belajar di sekolah lagi. Merupakan kebahagiaan tersendiri bagi anak bisa berjumpa lgi dengan teman dan guru di sekolahnya.
dokpri
Sekian unek - unek saya tentang daring untuk anak PAUD, mohon maaf jika ada yang tidak berkenan. Semoga bermanfaat 🙏
Mari bersama berdoa, PANDEMI CORONA SEGERA BERLALU. SEMUA KEMBALI NORMAL.. AAMIIN..AAMIIN..AAMIIN
Magelang, 230121
@ummuza
sumber gambar dopri
Sumber coretan opri
belajarbersamabisadanterimakasih
jokoariyanto dan 3 lainnya memberi reputasi
4
368
9
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan