Pagi masih berselimutkan dingin, namun tubuh kecil Dian sudah dibasahi oleh keringat. Ya sedari subuh tadi, Dian sudah berjibaku dengan peralatan masak dan mencuci. Hari ini dia berencana merapikan semua pakaian yang sudah kering di cuci.

Saat tubuh kecilnya tengah menyiapkan sarapan, suara dari arah kamar membuat aktivitas tangannya terhenti sejenak.

"Mah kemejaku yang warna biru dimana ya ?."
"Di lemari gak ada pah ?."
"Gak ada mah."

Tubuh kecil Dian berjalan kearah tumpukan cucian yang belum disetrika. Tangan mungilnya mencari cari kemeja yang hendak dipakai Untoro suaminya.

"Perasaan kemarin sudah aku cuci, aku taro dimana ya ?," Dian bergumam saat pakaian yang ia cari, tak bisa ia temukan.

Saat ia dalam kebingungan. Tiba-tiba Untoro sudah berdiri disampingnya dengan mengenakan kemeja biru dan pantalon biru tua.

"Sudah ada mah, ternyata ada di belakang kastop."

Dian menarik nafas lega, dan merapikan kembali baju-baju yang berserakan di karpet.

"Sarapan dulu pah !, itu sudah mamah siapkan."

Untoro tanpa menunggu perintah dua kali, berjalan kearah meja makan dan langsung menyantap hidangan yang telah disiapkan Dian.

********

Dian melambaikan tangannya, saat motor Untoro keluar dari halaman rumah.

"Hati-hati ya pah !."

Dengan senyum masih tersungging dibibirnya, Dian berjalan kembali masuk ke dalam rumah. Dirapikan piring kotor, bekas Untoro sarapan. Senandung kecil terdengar dari mulutnya.

*******

Sejenak tubuh mungil Dian khusuk dalam dua rakaat dhuha, sebelum akhirnya tenggelam dalam tumpukan cucian yang sedang dipilahnya. Untuk menghemat listrik, Dian tidak menyetrika semua baju, hanya baju-baju kerja dan pergi saja yang ia setrika, selebihnya Dian hanya melipat dan memasukkannya ke lemari.

"Ah...akhirnya selesai sudah. Sekarang aku bisa sedikit bernafas lega."

Dihempaskan tubuhnya di kursi, Dian mulai menggoreskan penanya "Surgaku Dibawah Ridho Suamiku."

**********

Kesibukan seorang perempuan yang bergelar istri dan ibu, adalah kesibukan yang bernilai ibadah sarat dengan pahala, jika kita ikhlas menjalaninya.

Isteri Diperintahkan Untuk Tinggal Di Rumah Dan Mengurus Rumah Tangga Dengan Baik. Perbuatan ihsan (baik) seorang suami harus dibalas pula dengan perbuatan yang serupa atau yang lebih baik.

Isteri harus patuh dan taat kepada suaminya dan menunaikan amanah mengurus anak-anaknya menurut syari’at Islam yang mulia. Allah telah mewajibkan kepada kita sebagai istri untuk mengurus suami, mengurus rumah tangga, dan mengurus anak-anak.

Menurut ajaran Islam yang mulia, isteri tidak dituntut atau tidak berkewajiban ikut keluar rumah mencari nafkah, akan tetapi ia justru diperintahkan tinggal di rumah guna menunaikan kewajiban-kewajiban yang telah dibebankan kepadanya. Allah berfirman, yang artinya :

"Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan (bertingkah laku) seperti orang-orang Jahiliyyah dahulu, dan laksanakanlah shalat, tunaikanlah zakat, taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” [Al-Ahzaab : 33].

Semoga kita termasuk kedalam golongan istri yang shalihah dan dirindukan Surga ya teman-teman. Aamiin