- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Terpenjara Di Rumah Sendiri [ Part 1 ] !!!


TS
Ayokitakemanaaa
Terpenjara Di Rumah Sendiri [ Part 1 ] !!!
π―πππππ πππππ πππππππππππ, πππππππ ππππππ ππππππ π¬πππ πππ πΎππππ πππππ ππππππ πππ.
βπ¦π«π±ππ¦ ππ¨π² π‘π’π«π€ππ« πͺπ’πͺπππ π, ππ¨π² ππ¨ππ« πͺπ’π«π π¦π«π±ππ¦πͺπ² π‘π’π«π€ππ« πͺπ’π«π²π©π¦π°.
πππ£π¦π€πππ πππ¨ππ πππππππ π₯ππ£πππ, π₯ππ₯ππ‘π πππππ₯πππ ππππ¨π π₯ππ£πππ ππ₯π¦ ππππͺππππ π€πππ¦ππ π₯ππ£πππ, πππ ππππππ πππ£π¦π€ πππππππ£ πππ£π‘ππππ£ π€πππππ£π π€ππ₯ππππ πππππππ πππ£π π₯ππ£πππ πππ.
![Terpenjara Di Rumah Sendiri [ Part 1 ] !!!](https://s.kaskus.id/images/2021/01/19/10911009_202101190756440442.jpg)
Keindahannya Menjadikan Aku Larut Pada Kata Perihal Rindu
![Terpenjara Di Rumah Sendiri [ Part 1 ] !!!](https://s.kaskus.id/images/2021/01/15/10911009_202101150349560993.png)
![Terpenjara Di Rumah Sendiri [ Part 1 ] !!!](https://s.kaskus.id/images/2021/01/15/10911009_202101150351160987.png)
![Terpenjara Di Rumah Sendiri [ Part 1 ] !!!](https://s.kaskus.id/images/2021/01/15/10911009_202101150350110789.png)
THREAD
Quote:
Suasana di dalam ruangan itu sangat
menyesakkan, Jenar rasanya ingin cepat-cepat pergi dan mengakhiri perdebatan yang tak pernah ada ujungnya ini. "Kamu harus tetap kuliah dijurusan hukum, papa gak mau tau. "Jenar mengangkat kepalanya, mencoba berani membalas tatapan tajam Adiguna, tidak cukupkah 6 tahun masa pendidikannya di kontrol oleh orangtuanya itu? Jenarjuga ingin merasakan kebebasan, nikmatnya belajar mata pelajaran yang ia sukai. "Jenar gak bisa pa! Jenar capek harus nurut semua kemauan papa! Jenar pengen kuliah dijurusan kedokteran. Ini tingkat terakhir Jenar cari ilmu, tolong pa kasih ijin Jenar buat pilih apa yang Jenar Pria yang duduk dengan rahang mengetat di sofa utama menghela nafas kasar, sedangkan bahunya sejak tadi masih diusap-usap lembut oleh sang istri yang mencoba memadamkan kobaran amarah yang bisa saja meledak kapan saja.
"Udah, Mas. Ijinin Jenar sekali ini aja. "
"Gak! Dia harus tetap kuliah dijurusan hukum!" Adiguna menatap istrinya tajam, membuat wanita itu langsung menunduk takut, sedangkan tatapan
Adiguna kembalijatuh kepada anaknya yang masih menatapnya.
"Aku gak mau. Gak usah kuliah aja sekalian." Jenar ingin mengakhiri perdebatan ini, dia berdiri dan akan melangkah pergi meninggalkan ruangan itu, tidak peduli dengan nasib pendidikannya untuk masa depan.
"Dasar anak gak tau diri! Saya banting tulang untuk menghidupi kamu, apa salahnya sekarang kamu nurut untuk membalasjasa saya yang sudah membesarkan kamu sampai kamu sebesar ini?! Menyusahkan!"
"Diam kamu!" Jenar menghentikan
langkahnya, dadanya sesak mendengar papa nya berbicara demikian, ia berbalik
menatap berani pria paruh baya tersebut.
"Oh? Jadi selama ini akujadi beban buat papa? Terus kenapa papa dulu harus repot-repot jemput aku dirumah nenek?! Aku dan mama bisa hidup tanpa papa dulu! Kenapa papa tiba-tiba muncul dan seolah jadi papa yang baik dan bertanggung jawab-" Plakk!
Tidak ada yang tau, dibanding panas dan perih yang menjalar di pipinya saat ini karena di tampar oleh tangan besar papanya sendiri, hati Jenar jauh lebih sakit menerima perlakuan itu.
"Mas! Kamu keterlaluan!"
Lisa, ibu sambung Jenar menghampiri gadis itu yang berdiri kaku dengan kepala tertunduk, rambutnya yang tergerai menutupi wajah gadis itu. Sedangkan Adiguna masih bertahan dengan kemarahannya.
"Jen, kamu gapapa? Sini mama liat- "
"Kamu bukan mama saya!"
"Aku benci papa!"
Katakan Jenar anak durhaka karena melawan bahkan membentak papanya sendiri, tapi untuk saat ini ia tak peduli, sakit hatinya lebih parah dibanding rasa empatinya terhadap pria itu. Bertahun-tahun ia hidup dibawah kendali
papanya, dituntun menjadi sempurna tanpa cela membuat Jenar lelah, batinnya tersiksa. Angin malam yang berhembus memaksa kedua tangannya untuk saling melingkari pinggangnya, memeluk diri sendiri agar setidaknya ia merasa sedikit lebih hangat. Ini gila, Jenar keluar dari rumah terkutuk itu bahkan tanpa membawa apapun, hanya
menggunakan kaos hitam polos berlengan pendek dan celana training panjang. Sudah 30 menit ia berjalan tanpa tujuan, pusat kota Jakarta yang ramai tak begitu berpengaruh, tetap saja ia merasa sendirian diantara keramaian.
MASIH BELUM SELESAI
CERITA AKAN DI POSTING DI THREAD SELANJUTNYA.
menyesakkan, Jenar rasanya ingin cepat-cepat pergi dan mengakhiri perdebatan yang tak pernah ada ujungnya ini. "Kamu harus tetap kuliah dijurusan hukum, papa gak mau tau. "Jenar mengangkat kepalanya, mencoba berani membalas tatapan tajam Adiguna, tidak cukupkah 6 tahun masa pendidikannya di kontrol oleh orangtuanya itu? Jenarjuga ingin merasakan kebebasan, nikmatnya belajar mata pelajaran yang ia sukai. "Jenar gak bisa pa! Jenar capek harus nurut semua kemauan papa! Jenar pengen kuliah dijurusan kedokteran. Ini tingkat terakhir Jenar cari ilmu, tolong pa kasih ijin Jenar buat pilih apa yang Jenar Pria yang duduk dengan rahang mengetat di sofa utama menghela nafas kasar, sedangkan bahunya sejak tadi masih diusap-usap lembut oleh sang istri yang mencoba memadamkan kobaran amarah yang bisa saja meledak kapan saja.
"Udah, Mas. Ijinin Jenar sekali ini aja. "
"Gak! Dia harus tetap kuliah dijurusan hukum!" Adiguna menatap istrinya tajam, membuat wanita itu langsung menunduk takut, sedangkan tatapan
Adiguna kembalijatuh kepada anaknya yang masih menatapnya.
"Aku gak mau. Gak usah kuliah aja sekalian." Jenar ingin mengakhiri perdebatan ini, dia berdiri dan akan melangkah pergi meninggalkan ruangan itu, tidak peduli dengan nasib pendidikannya untuk masa depan.
"Dasar anak gak tau diri! Saya banting tulang untuk menghidupi kamu, apa salahnya sekarang kamu nurut untuk membalasjasa saya yang sudah membesarkan kamu sampai kamu sebesar ini?! Menyusahkan!"
"Diam kamu!" Jenar menghentikan
langkahnya, dadanya sesak mendengar papa nya berbicara demikian, ia berbalik
menatap berani pria paruh baya tersebut.
"Oh? Jadi selama ini akujadi beban buat papa? Terus kenapa papa dulu harus repot-repot jemput aku dirumah nenek?! Aku dan mama bisa hidup tanpa papa dulu! Kenapa papa tiba-tiba muncul dan seolah jadi papa yang baik dan bertanggung jawab-" Plakk!
Tidak ada yang tau, dibanding panas dan perih yang menjalar di pipinya saat ini karena di tampar oleh tangan besar papanya sendiri, hati Jenar jauh lebih sakit menerima perlakuan itu.
"Mas! Kamu keterlaluan!"
Lisa, ibu sambung Jenar menghampiri gadis itu yang berdiri kaku dengan kepala tertunduk, rambutnya yang tergerai menutupi wajah gadis itu. Sedangkan Adiguna masih bertahan dengan kemarahannya.
"Jen, kamu gapapa? Sini mama liat- "
"Kamu bukan mama saya!"
"Aku benci papa!"
Katakan Jenar anak durhaka karena melawan bahkan membentak papanya sendiri, tapi untuk saat ini ia tak peduli, sakit hatinya lebih parah dibanding rasa empatinya terhadap pria itu. Bertahun-tahun ia hidup dibawah kendali
papanya, dituntun menjadi sempurna tanpa cela membuat Jenar lelah, batinnya tersiksa. Angin malam yang berhembus memaksa kedua tangannya untuk saling melingkari pinggangnya, memeluk diri sendiri agar setidaknya ia merasa sedikit lebih hangat. Ini gila, Jenar keluar dari rumah terkutuk itu bahkan tanpa membawa apapun, hanya
menggunakan kaos hitam polos berlengan pendek dan celana training panjang. Sudah 30 menit ia berjalan tanpa tujuan, pusat kota Jakarta yang ramai tak begitu berpengaruh, tetap saja ia merasa sendirian diantara keramaian.
MASIH BELUM SELESAI
CERITA AKAN DI POSTING DI THREAD SELANJUTNYA.
![Terpenjara Di Rumah Sendiri [ Part 1 ] !!!](https://s.kaskus.id/images/2021/01/17/10911009_202101171246140127.png)
![Terpenjara Di Rumah Sendiri [ Part 1 ] !!!](https://s.kaskus.id/images/2021/01/16/10911009_202101160943260385.png)
PUISI
NO COPYRIGHT
NO COPYRIGHT
Gambar : Google Gambar
![Terpenjara Di Rumah Sendiri [ Part 1 ] !!!](https://s.kaskus.id/images/2021/01/17/10911009_202101171246250296.png)
Diubah oleh Ayokitakemanaaa 19-01-2021 20:01
0
687
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan