- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Tenteng Senjata Api, Ini Kata Demonstran di Texas


TS
samsol...
Tenteng Senjata Api, Ini Kata Demonstran di Texas

Seperti dilansir media lokal AS, Austin American-Statesman, Senin (18/1/2021), para demonstran bersenjata itu berkumpul secara damai di luar pintu gerbang Gedung Capitol Texas di kota Austin, selama beberapa jam pada Minggu (17/1) waktu setempat.
Pemandangan semacam ini disebut tergolong wajar di kota Austin terutama di awal sesi legislatif. Namun karena digelar menjelang pelantikan Presiden terpilih AS, Joe Biden, maka aksi ini menjadi perhatian khusus otoritas AS.
Terlebih diketahui bahwa otoritas AS mengkhawatirkan skenario terburuk di mana aksi-aksi protes akan berubah menjadi aksi kekerasan. Kekhawatiran ini tidak terjadi dengan kehadiran personel penegak hukum yang besar di sekitar Gedung Capitol Texas dan para demonstran mengakui telah dihubungi dan diperingatkan oleh Biro Investigasi Federal (FBI) sebelum aksi mereka digelar.
Para demonstran bersenjata ini juga menegaskan mereka tidak mendukung aksi kerusuhan di Gedung Capitol AS di Washington DC, yang didalangi para pendukung Presiden Donald Trump. Beberapa demonstran bahkan mengaku tidak mendukung Trump ataupun Biden.
"Kami mengecam aksi mereka yang menyerbu Capitol (AS)," ucap salah satu demonstran bersenjata dari Waco, Kris Hunter, yang mengakui dirinya berunjuk rasa mendukung hak konstitusional termasuk hak memiliki senjata api.
Hunter menegaskan dirinya tidak ingin dikait-kaitkan dengan orang-orang yang menyerbu dan memicu kerusuhan di Gedung Capitol AS pada 6 Januari lalu. "Jika 6 Januari tidak terjadi, saya pikir kita akan melihat kerumunan yang jauh lebih besar di sini, tapi ada banyak kekhawatiran," imbuhnya.
Departemen Keamanan Publik Texas mengumumkan penutupan Gedung Capitol Texas pada Jumat (15/1) malam pekan lalu, setelah mendapat informasi bahwa 'ekstremis keras' mungkin akan mengeksploitasi unjuk rasa bersenjata yang dilakukan para pejuang hak memiliki senjata api pada akhir pekan. Gedung Capitol Texas akan ditutup untuk umum sepanjang Rabu (20/1) saat pelantikan Biden digelar.
Jeinay LeBlanc, seorang demonstran bersenjata lainnya, menuturkan aksi protes ini sudah direncanakan selama berbulan-bulan.
"Ini sama sekali bukan soal pemilihan," tegas LeBlanc, yang menegaskan dirinya bersama Hibiscus Society, kelompok pro-senjata api. Situs kelompok itu menyebutkan mereka memisahkan diri dari Pergerakan Boogaloo, yang digambarkan sebagai gerakan ekstremis antipemerintah yang memprovokasi perang sipil.
Sebelum aksi protes ini, LeBlanc menyatakan FBI sudah berbicara dengan beberapa anggota kelompoknya. "Mereka mengizinkan kita," ucapnya.
Kendati demikian, LeBlanc mengakui khawatir bahwa aksi mereka akan ditunggangi oleh orang-orang yang menyerbu Gedung Capitol AS. Namun aksi itu tidak banyak membahas Trump dan faktanya, beberapa demonstran mengkritiknya.
Steven Accrocco (22) yang datang dari Houston untuk ikut aksi protes ini, menegaskan dirinya tidak mendukung Trump atau Biden. Meskipun Accrocco tampak memakai beanie atau kupluk bertuliskan 'Make America Great Again' -- slogan khas Trump.
Sementara Daniel Hunter dari Waco, menyatakan dirinya hadir untuk mendukung aturan hukum Texas yang akan memperluas hak senjata api. "Kami ada di sini untuk damai, kami di sini untuk mendukung Amandemen Kedua," cetusnya.
"Jika orang-orang ini melakukan kekerasan, jika mereka ingin menyerbu Capitol, maka kami tidak bersama mereka," tegas Hunter.
https://news.detik.com/internasional...ran-di-texas/2
Chaos kah nanti amerika...wait and see aja dah

0
367
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan