- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[Film Esports] Review Free to Play: Kebebasan Meraih Mimpi


TS
esportsnesia
[Film Esports] Review Free to Play: Kebebasan Meraih Mimpi
![[Film Esports] Review Free to Play: Kebebasan Meraih Mimpi](https://dl.kaskus.id/esportsnesia.com/wp-content/uploads/2021/01/Free-to-Play-freetoplaythemovie.com_-696x464.jpg)
ReviewFree to Play – Apa respon orang-orang terdekatmu jika kamu ingin menjadi seorang gamer profesional? Mungkin orang tua atau kakak dan adikmu akan menolaknya karena menganggap mimpimu tidak rasional.
Misalkan begitu, apa yang akan kamu lakukan, berusaha untuk meraih mimpimu atau berhenti? Jika kamu ingin mencari jawabannya, film tentang esports yang berjudul Free to Play ini adalah film yang cocok kamu tonton di tengah-tengah kegelisahanmu.
Free to Play: Kisah Perjuangan untuk Meraih Mimpi
![[Film Esports] Review Free to Play: Kebebasan Meraih Mimpi](https://dl.kaskus.id/esportsnesia.com/wp-content/uploads/2021/01/freetoplay-letterboxd.com_.jpg)
Misalkan begitu, apa yang akan kamu lakukan, berusaha untuk meraih mimpimu atau berhenti? Jika kamu ingin mencari jawabannya, film tentang esports yang berjudul Free to Play ini adalah film yang cocok kamu tonton di tengah-tengah kegelisahanmu.
Free to Play: Kisah Perjuangan untuk Meraih Mimpi
![[Film Esports] Review Free to Play: Kebebasan Meraih Mimpi](https://dl.kaskus.id/esportsnesia.com/wp-content/uploads/2021/01/freetoplay-letterboxd.com_.jpg)
Free to Playmerupakan film dokumenter tentang tiga pro player DOTA 2 yang berusaha meraih mimpinya menjadi gamer profesional. Film ini menunjukkan perjuangan mereka tentang berusaha dan dedikasi tinggi terhadap apa yang mereka cita-citakan.
Banyak yang menganggap bahwa bermain gim itu membuang-buang uang. Tetapi dalam film berdurasi 75 menit ini menunjukkan kerja keras tentang pilihan pemain yang melakukan hobinya sekaligus produktif menghasilkan uang.
Free to Play dibuka dengan menampilkan lanskap Jembatan Hohenzollern yang melintang di atas sungai Rhein beserta kota Köln (Cologne), Jerman. Film ini menangkap momen penting di balik The International turnamen pertama pada 2011 yang diadakan di Cologne, Jerman.
The International merupakan acara kompetisi esports terpandang dengan jumlah hadiah yang fantastis sebesar 1,6 juta dolar. Mereka menarik tim terbaik DOTA 2 untuk mengikuti turnamen dan menguji kemampuan mereka.
Lalu, film berpindah pada pengenalan ketiga tokoh Danil “Dendi” Ishutin dari Ukraina, Clinton “Fear” Loomis dari Amerika Serikat, dan Benediktus “HyHy” Lim dari Singapura. Mereka membicarakan mimpi mereka di dunia gim. Mereka ingin menunjukkan kepada orang-orang bahwa pilihan yang mereka pilih tepat.
Pengorbanan yang mereka buat untuk meraih mimpi tidak setengah-setengah. Mereka pun harus menghadapi masalah dari pilihan yang mereka buat. Danil yang kukuh dengan pendiriannya bahwa gim bukan cuma hobi kecil, Clinton yang diusir dari rumah, dan Benediktus tentang hubungannya dengan keluarga.
Kompetisi DOTA 2 tidak mudah dan sederhana seperti yang dibayangkan. Lewat film dokumenter yang dirilis oleh Valve ini, setidaknya penonton akan diberikan sedikit gambaran tentang arena pertandingan para gamers profesional.
Review Free to Play: Menghadapi Rintangan
![[Film Esports] Review Free to Play: Kebebasan Meraih Mimpi](https://dl.kaskus.id/esportsnesia.com/wp-content/uploads/2021/01/Free-to-Play-3-pcgamer.com_.jpg)
Gegap gempita arena The International series pertama tidak kalah dari turnamen olahraga konvensional lain. Para pro playeryang bertanding layaknya seperti pemain sepak bola yang dipuja bagaikan tokoh idola bagi para fans mereka. Dari situ ketiga pro player menunjukkan kepada orang-orang bahwa mereka mengubah hidup mereka melalui impian mereka.
Berapa banyak hal yang berani mereka korbankan untuk menjadi pro player? Hyhy mengalami rintangan dari keluarganya. Ia tumbuh dan besar di keluarga yang cukup strict, dan menjadi pro player bukanlah pekerjaan yang mudah dimengerti oleh keluarganya.
Ia sendiri tidak pernah mendapatkan rasa bangga dari orang tuanya di setiap langkahnya di pro scene DOTA 2. Bagi mereka, dedikasinya tersebut cuma “main-main” belaka. Ia memilih untuk ikut kompetisi The International dan meninggalkan dunia akademisnya, yang berpengaruh buruk pada kehidupan dan prestasi akademiknya di sekolah.
Meski ia tidak mendapatkan dukungan dari orang tuanya, Hyhy mantap menjadi profesional player dan menorehkan banyak prestasi. Berbeda dengan kedua pro player lain yang memiliki cerita yang berbeda.
Fear juga hampir mengalami hal serupa. Ia hidup dan bermain bersama tim Online Kingdom (OK) yang berbasisi di Eropa, tepatnya di negara Portugal. Ia harus berjuang dengan waktu antara Amerika dan Eropa yang berbeda. Sampai-sampai jadwal tidurnya berantakan karena jadwal kompetisi di luar waktu Amerika Serikat.
Orang tua Fear tidak memberikan toleransi kepada dirinya. Alhasil, ia diusir dari rumah dan diminta untuk menjalani hidup sendiri. Dengan usia Fear yang sudah tak lagi muda, ia harus mengemban tanggung jawab keuangannya sendiri yang membuat kariernya sebagai pro player lebih rumit.
Bagaimana jika gagal?” Ayah Benediktus Lim khawatir tentang masa depan anaknya.
Kegelisahan serupa juga dihadapi oleh orang tua Fear. “Menakutkan sekali saat melihat anak Anda menghabiskan hidupnya untuk bermain game,” ucap ibu Clinton Loomis dalam film Free to Play. Lalu, apa gunanya menghabiskan waktu sepanjang hari untuk bermain gim dan tidak belajar?
Pengalaman pedih lainnya juga terjadi pada Dendi, pro player DOTA 2 terbaik di dunia. Beruntungnya keluarganya lebih terbuka tentang pilihannya sebagai pro player untuk karir profesionalnya.
Game bagi Dendi merupakan hal yang sangat personal. Ia kehilangan ayah di usianya yang belia, untuk mengatasi kesedihannya, video gim adalah sarana pelarian terbaik untuknya.
Dari gim ia mendapatkan semangat hidup. Setidaknya ia menjadi tidak kembali mengingat ayah dan kondisi keluarganya yang berantakan.
Pro scene The International merupakan pilihan terbaik untuknya untuk mencapai kehidupan yang baik. Tidak hanya bagi Dendi, bagi Hyhy dan Fear, The International merupakan jalan pembuktian kepada orang-orang yang tidak mendukungnya.
Yuk lihat review selengkapnya di Esportsnesia
Ikuti Info seputar Esports di Fanpage FBFanpage FB Esportsnesia
0
270
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan