
Sebenarnya pertanyaan sudah siapkah Indonesia beralih ke kendaraan listrik adalah pertanyaan sedikit konyol bagi ane.
Indonesia sudah menggaungkan kendaraan listrik sejak dulu namun sayangnya minim dukungan.
Ketika negara-negara eropa mulai ramai menggunakan kendaraan listrik barulah Pemerintah sekarang mulai bergerak cepat.
Nggak percaya kalau Indonesia sudah memulai gagasan kendaraan listrik sedari dulu.
Ane buktikan data-datanya.
Dari 2003 sudah mulai geliat akan memproduksi kendaraan listrik dan sudah produksi malahan namun di area khusus saja penggunaannya sembari menunggu izin Pemerintah tuk bisa turun ke jalan publik.
Sayangnya lagi-lagi ada tembok penghalang yang menghadang.
Quote:
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sudah mulai membuat prototype mobil listrik dari sekitar tahun 2003.
Pada waktu yang nyaris bersamaan, Tesla juga memulai pengembangan mobil listrik. Tapi ketika Tesla sudah bisa memproduksi massal mobil listrik, BPPT sampai sekarang masih di tahap prototype.
"Kita sudah bikin, waktunya barengan sama Tesla sekitar 2003. Tapi tidak berhasil dikomersialkan," kata Peneliti Senior BPPT, Ganesha Tri Chandrasa, saat dihubungi detikFinance, Jumat (28/7/2017).
Prototype mobil listrik yang dibuat BPPT kebanyakan model city car. Para peneliti BPPT sebenarnya sudah menguasai teknologi mobil listrik.
"Prototype-prototype seperti city car sudah pernah dibuat. Teknologinya bisa kita buat sendiri, para peneliti sudah paham. Itu pembelajaran buat kita," ujar Ganesha.
sumber
Quote:

1. Mobil Listrik Ahmadi
Mobil listrik bernama Ahmadi diperkenalkan oleh Dahlan Iskan yang kala itu Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Mobil listrik buatan lokal ini pernah diimpikan bisa bersaing dengan merek mobil asal Jepang seperti Toyota.
Mobil listrik Ahmadi mulai diperkenalkan Dahlan pada Juli 2012. Diketahui mobil listrik made in Depok, dibuat oleh salah satu industri mesin perkakas PT Sarimas Ahmadi Pratama di Depok, milik Dasep Ahmadi pengembang mobil listrik lulusan ITB.
2. Tucuxi
Berikutnya adalah Tucuxi. Dahlan Iskan yang masih Menteri BUMN kala itu meluncurkan mobil listrik karya Danet Suryatama pada Minggu 23 Desember 2012.
Dahlan mengaku mobil tersebut mampu menarik gerbong kereta api. Dia pun ikut dalam test drive mobil listrik merah yang diberi nama Tucuxi di Halaman Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta kala itu. Tucuxi bentuknya mirip Ferrari.
3. Selo
Masih di tangan Dahlan Iskan, mobil listrik karya Ricky Elson diperkenalkan. Mobil listrik sport baru bernama Selo mulai dikenal publik pada pertengahan 2013.
Mobil listrik ini menggantikan mobil listrik Tucuxi karya Danet Suryatama yang hancur karena kecelakaan. Selo, diambil dari nama dari bahasa Jawa yang memiliki arti batu.
4. Gendhis
Dahlan Iskan, masih di 2013 juga kembali memperkenalkan mobil listrik karya anak bangsa yang dibuat Ricky Nelson. Karyanya adalah mobil listrik tipe minibus sejenis Alphard dengan nama Gendhis.
Mobil kelas premium ini juga sempat dipamerkan pada KTT APEC di Nusa Dua Bali. Gendhis sendiri dirakit di rumah modifikasi asal Yogyakarta, Kupu-Kupu Malam.
5. Mobil Listrik LIPI
2013 bisa dibilang adalah tahunnya mobil listrik karya anak bangsa. Di tahun tersebut, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan soft launching 2 kendaraan listrik. Kendaraan listrik tersebut berjenis sedan dan bus listrik hasil buatan dalam negeri.
Kendaraan listrik itu diberi nama 'Hevina' yang ramah lingkungan karena tidak menimbulkan polusi udara. Hevina memiliki 2 varian bentuk, yakni bentuk sedan dan bus yang diperuntukkan untuk executive meeting. Keduanya memiliki keunggulan antara lain tidak bising dan irit bahan bakar.
6. Mobil Listrik ITB
Institut Teknologi Bandung (ITB) tak mau ketinggalan. Pada 2016 perguruan tinggi ini aktif dalam penelitian dan pengembangan mobil listrik. Kala itu, ITB telah melahirkan beberapa jenis purwarupa atau prototype mobil listrik.
Untuk pengembangan mobil listrik ini, ITB melibatkan ratusan tenaga ahli, mulai dari profesor hingga mahasiswa yang berasal dari lintas jurusan dan fakultas.
7. Mobil Anak Bangsa
Berikutnya adalah bus listrik dari PT Mobil Anak Bangsa (MAB). Bus listrik ini mulai beroperasi dan diuji coba di kawasan Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Tangerang (31/8/2018).
8. Mobil Listrik Kasuari
PLN kerja sama dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dalam pengembangan kendaraan listrik. Kasuari merupakan karya penelitian dari mahasiswa ITS, di mana pembuatan mobil dan motor listrik 80% buatan anak bangsa dengan uji coba keliling Indonesia.
Kasuari bisa dibilang adalah pendatang baru. Mobil listrik ini mulai diperkenalkan pada awal 2019 ini.
sumber
Bukti berita di atas dengan jelas Indonesia telah lama dengan gagasan kendaraan listrik.
Sayangnya minimnya dukungan dan mungkin kerasnya tekanan dari para perusahaan monopoli industri otomotif di Indonesia membuat karya anak bangsa ini tenggelam begitu saja.
Andaikan dulu Indonesia mendukung ide ini maka negara ini akan memiliki pemasukan keuangan sama dengan Elon Musk sang pengusaha mobil tesla.
Ini pengakuan Dahlan Iskan dan bukti bahwa kualitas kendaraan listrik buatan Indonesia bukanlah kualitas receh.
Sungguh di sayangkan minimnya dukungan negara membuat negara kita memulai lagi dari awal.
Quote:
Jakarta - Sebuah foto diunggah oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan ke akun Facebook resminya pada 8 Juni 2017. Dalam foto itu, tampak Jonan berpose di samping sebuah mobil listrik yang sedang parkir sambil mengisi daya.
Foto itu diambil di Kota Beijing, China. Jonan ke sana untuk menghadiri Eight Clean Energy Ministerial (CEM8) dan melihat banyak mobil listrik berseliweran di jalan raya.
Stasiun pengisian listrik tersebar di mana-mana, mulai dari rumah hingga parkir gedung perkantoran dan pertokoan. Jonan terinspirasi, sepulang dari China ia langsung mengirim surat ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang isinya menyampaikan ide pengembangan mobil listrik di Indonesia. Dari situ lah mimpi mobil listrik 'Made in Indonesia' bangkit lagi.
Dulu Dahlan Iskan, sekarang Jonan yang mendorong pengembangan mobil listrik. Dahlan sudah lebih dulu dan lebih jauh merintis pengembangan mobil listrik di dalam negeri.
Semasa menjabat sebagai Menteri BUMN di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Dahlan sangat getol mendorong pengembangan mobil listrik. Tak main-main, Dahlan memanggil pulang Ricky Elson, pria asal Padang yang berhasil mematenkan 14 penemuan di bidang motor listrik di Jepang.
Dahlan pun berani mengeluarkan uang miliaran rupiah dari koceknya sendiri untuk mendukung proyek mobil listrik. Misalnya untuk pengembangan mobil sport mirip Lamborghini bernama Selo buatan Ricky, Dahlan mengeluarkan dana Rp 1,5 miliar. Tucuxi karya Danet Suryatama, mobil sport mirip Ferrari, yang menghabiskan dana Rp 3 miliar juga dibiayai oleh Dahlan sendiri.
Tapi hingga masa jabatan Dahlan berakhir, mobil listrik buatan anak negeri belum berhasil masuk ke tahap produksi massal. Yang pasti bukan karena masalah kemampuan, Indonesia punya banyak orang pintar.
Lalu apa yang membuat proyek mobil listrik Dahlan gagal?
Dalam berbagai kesempatan, Dahlan mengungkapkan bahwa birokrasi perizinan dan regulasi pemerintah lah yang menjadi kendala utama. Misalnya saat mobil listrik merek Selo dan Gendhis karya Ricky Elson akan diuji coba, banyak perizinan yang harus diurus, prosesnya berbelit-belit.
Regulasi yang mengatur pun tak jelas. Kondisi ini sangat menghambat proses pengembangan mobil listrik nasional untuk siap produksi massal.
Pengembangan mobil listrik tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Dibutuhkan kerja sama lintas sektoral seperti Kementerian Perhubungan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Riset dan Teknologi, dan Kementerian ESDM. Kerja sama antar kementerian dan lembaga ini juga jadi momok.
Dahlan tak mendapat cukup bantuan dari rekan-rekannya di pemerintahan meski Presiden SBY sudah memberi perintah agar pengembangan mobil listrik didukung. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) misalnya, waktu itu tak kunjung menerbitkan sertifikat kelaikan untuk Selo dan Gendhis.
"Mobil listrik sulit sekali, peraturannya pun belum ada. Padahal itu kesempatan kita marathon dengan negara lain, karena sama-sama start," kata Dahlan kala itu.
https://googleweblight.com/sp?u=http...b6t5Z&hl=id-ID
Terbentur birokrasi yang berbelit-belit,bayangkan sekelas Menteri BUMN saja terbentur birokrasi ala Indonesia yang katanya berbelit-belit.
Ane rasa banyak masyarakat Indonesia sudah paham makna kalimat birokrasi yang berbelit-belit.
Hingga sekarang masih banyak orang-orang di atas sana yang masih suka dan nyaman dengan birokrasi yang berbelit-belit.
Perubahan akan birokrasi yang berbelit-belit akan mendapat reaksi keras dari golongan tertentu dan mereka punya pasukan yang bisa membantu mereka tuk menolaknya.
Quote:
KARYA anak bangsa yang bisa membanggakan dunia, belum tentu mendapat tempat di negeri sendiri. Kekhawatiran Ricky Elson, si pembuat mobil listrik itu akhirnya terbukti. Ia pun tak ingin lama-lama kecewa. Daripada ilmunya sia-sia, kini si pemuda asli Padang ini memilih ingin kembali ke negeri Sakura.
Sekian lama Ricky menunggu izin mobil listrik yang dibuatnya bersama Menteri BUMN Dahlan Iskan. Berharap mobil listrik bernama Selo dan Gendhis itu, dapat menjadi inspirasi kelahiran mobil listrik buatan anak negeri. Namun apa daya, izin mobil listrik buatan pria kelahiran Padang 11 Januari 1980 itu tak kunjung keluar. Bahkan terkesan digantung oleh Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek).
"Saya tak bisa lagi menahannya (untuk pulang ke Jepang). Dulu saya bermohon-mohon agar pemuda ini mau kembali ke Indonesia. Ilmunya soal mobil listrik sangat berguna. Tapi ternyata benar, ilmu itu tidak dihargai di negerinya sendiri. Dia masih muda, masa depannya masih panjang,". Begitulah pernyataan kecewa yang diungkapkan Dahlan Iskan, perihal rencana Ricky kembali ke Jepang.
"Ricky ini sudah 14 tahun di Jepang. Ia sudah memiliki hak paten internasional mobil listrik di sana. Saya merayunya habis-habisan agar mau kembali ke Indonesia. Dia sempat takut dengan resiko gajinya turun dan belum tentu ilmunya dihargai. Saya terus yakinkan dia dan memberikan seluruh gaji saya tiap bulan untuknya. Saya minta dia membangun mimpi mobil listrik buatan anak Indonesia, akhirnya dia mau dan kita buat Tucuxi, Selo dan Gendhis," kisah Dahlan mengenai awal perkenalannya dengan Ricky.
"Namun ternyata, kekhawatiran Ricky terjadi. Ternyata sambutan dalam negeri (soal mobil listrik) tidak baik. Tidak ada kepastian dan tidak ada ketentuan yang jelas. Saya harus minta maaf pada Ricky. Saya bayangkan dulu orang dari luar negeri kalau pulang bisa dimanfaatkan, ternyata tidak," tambah Dahlan masih dengan nada kecewa.
https://www.google.co.id/amp/s/m.jpn...lang-ke-jepang
Indonesia bukan kekurangan orang jenius tapi Indonesia kekurangan orang-orang yang ambisius memajukan bangsa sendiri.
Bangsa ini terlalu sayang meninggalkan zona nyamannya.
Dimana posisi bangsa ini selalu dan selalu menjadi user bukan maker.
Ketika di luar sana heboh terutama negeri-negeri eropa yang mulai menggalakannya barulah kita tersadar bahwa produk yang dulu kita kurang perdulikan kini mulai menebar keuntungan yang fantastis nilainya.
Ane tidak mau menunjuk siapa yang salah karena seperti ane bilang di atas bahwa bangsa ini terutama para pemangku jabatan tinggi negara ini terlalu sayang dengan zona nyamannya.
Bahkan terlalu sayangnya bisa membuang sebatang emas hanya demi sebatang coklat yang manis.
Masihkah kita perlu bertanya Indonesia siapkah beralih ke kendaraan listrik di tahun 2021.
Pertanyaan tersebut harusnya di tanyakan pada tahun 2012 bukan di tahun 2021.
Peralihan kendaraan dari bbm ke listrik jelas butuh waktu panjang.
Kebijakan akan keselamatan harus di cermati dengan segala kemungkinan terburuknya dan segala fasilitas yang menopang kendaraan listrik ini agar memuaskan dalam penggunaannya harus memadai segala sesuatunya.
Andai saja 2012 sudah di mulai maka 2021 semua yang di butuhkan telah siap dan sangat memadai tentunya tuk menunjang program peralihan ke kendaraan listrik di Indonesia.
9 tahun bukan waktu yang sebentar tuk mempersiapkan segalanya.
Masyarakat pun mulai terbiasa menggunakan kendaraan listrik.
Mungin pertanyaan event kaskus kreator saat ini bukanlah sudah siapkah beralih ke kendaraan listrik namun menjadi seberapa bangganya kita akan kendaraan listrik buatan Indonesia saat ini.
Kalau pertanyaan ini,ane harus jawab di 2021 maka jawaban ane,Indonesia butuh waktu tuk bersiap diri.
sumber gambar paling atas