Selama pandemi para pelajar harus mengikuti peraturan wajib guna menekan tingginya angka penyebaran virus. Salah satunya ialah merumahkan para murid lalu menjalankan kegiatan belajar mengajar dari jarak jauh.

Awal pertama yang dilakukan adalah penutupan sekolah bagi kegiatan apapun, memberikan materi belajar dari aplikasi, dan melakukan pengawasan nilai dengan jadwal yang telah ditentukan. Setelah berjalan hampir satu tahun, barulah muncul banyak keluh kesah dan problematika belajar daring ini.

Dari yang tidak mampu membeli smartphone, kesulitan sinyal, bahkan hingga sulitnya mencerna materi yang pengajar berikan. Alasanya?



Memang, hal itu menjadi masalah baru di dunia pendidikan Indonesia, saat ini. Sampai banyaknya aspirasi mengenai sekolah daring ini, muncul satu pertanyaan:

Kualitas seorang pelajar menurut saya tidaklah ditentukan oleh metode belajar tertentu. Memang ada kalanya akan dilakukan perubahan pada suatu sistem. Tapi tetap, ilmu akan dapat tersalurkan dengan banyak cara. Dan selalu menemukan jalannya untuk hadir pada mereka yang mampu berpikir kritis.

Lalu, jika anda meminta saya untuk menyebutkan satu hal yang dilakukan secara jarak jauh dan itu hebat. Saatnya anda nonton film ini.


Ya, film ini dikerjakan secara WFH (Work From Home)dan terbukti sukses walau tidak jadi ditayangkan di Bioskop. Hal ini membuktikan bahwa produktifitas baik dalam berkarya maupun belajar tidak terganggu saat pandemi.

Hanya saja akan banyak memakan stress dan masalah lain yang muncul. Tapi tentu hal ini memiliki ambiguitas yang patut kita perhitungkan.


Salah satunya, yaitu, banyaknya webinar gratis yang tak sedikit mengundang narasumber berpengalaman di bidangnya. Menempatkan efisiensi untuk mendapatkan ilmu tidak lagi terpusat hanya di sekolah. Tapi telah berkembang dengan cepat, yang tentu saja ini akibat dari adaptasi pelajar untuk mendapatkan wawasan tambahan.

Tentulah belajar daring tidak se-asik dan semenarik tatap muka. Dari pengalaman saya dan adik-adik yang sedang menjalankan aktivitas yang sama, kami menyadari kalau pandemi membuka mata kami akan dunia yang lebih luas. Ditambah cara kami memahami esensi belajar yang sesungguhnya tanpa bergantung pada sekolah.

Dengan catatanhal ini berbeda-beda untuk setiap individu tentunya. Tapi, tetap, kita harus melihat dari sudut pandang yang berbeda metode belajar daring ini, lebih dari cara kita menyelamatkan sesama dari infeksi virus Covid-19.