𝕯𝖊𝖓𝖌𝖆𝖓 𝖕𝖊𝖓𝖚𝖍 𝖐𝖊𝖇𝖆𝖍𝖆𝖌𝖎𝖆𝖆𝖓, 𝖘𝖊𝖑𝖆𝖒𝖆𝖙 𝖉𝖆𝖙𝖆𝖓𝖌 𝖐𝖊𝖕𝖆𝖉𝖆 𝕬𝖌𝖆𝖓 𝖉𝖆𝖓 𝕾𝖎𝖘𝖙𝖆 𝖉𝖆𝖑𝖆𝖒 𝖙𝖍𝖗𝖊𝖆𝖉 𝖆𝖓𝖊.

ℭ𝔦𝔫𝔱𝔞𝔦 𝔞𝔨𝔲 𝔡𝔢𝔫𝔤𝔞𝔫 𝔪𝔢𝔪𝔟𝔞𝔠𝔞, 𝔞𝔨𝔲 𝔞𝔨𝔞𝔫 𝔪𝔢𝔫𝔠𝔦𝔫𝔱𝔞𝔦𝔪𝔲 𝔡𝔢𝔫𝔤𝔞𝔫 𝔪𝔢𝔫𝔲𝔩𝔦𝔰.

𝕋𝕖𝕣𝕦𝕤𝕝𝕒𝕙 𝕜𝕒𝕨𝕒𝕟 𝕞𝕖𝕞𝕓𝕒𝕔𝕒 𝕥𝕙𝕣𝕖𝕒𝕕, 𝕥𝕖𝕥𝕒𝕡𝕚 𝕚𝕟𝕘𝕒𝕥𝕝𝕒𝕙 𝕓𝕒𝕙𝕨𝕒 𝕥𝕙𝕣𝕖𝕒𝕕 𝕚𝕥𝕦 𝕙𝕒𝕟𝕪𝕒𝕝𝕒𝕙 𝕤𝕖𝕓𝕦𝕒𝕙 𝕥𝕙𝕣𝕖𝕒𝕕, 𝕕𝕒𝕟 𝕜𝕒𝕝𝕚𝕒𝕟 𝕙𝕒𝕣𝕦𝕤 𝕓𝕖𝕝𝕒𝕛𝕒𝕣 𝕓𝕖𝕣𝕡𝕚𝕜𝕚𝕣 𝕤𝕖𝕟𝕕𝕚𝕣𝕚 𝕤𝕖𝕥𝕖𝕝𝕒𝕙 𝕞𝕖𝕞𝕓𝕒𝕔𝕒 𝕕𝕒𝕣𝕚 𝕥𝕙𝕣𝕖𝕒𝕕 𝕚𝕟𝕚.

Hidup berdampingan dengan robot sepertinya tidak lagi lama. Mulai sekarang kita sudah harus terbiasa mendengarkan suara datar tanpa emosi dari speaker yang menempel di badan robot.

Di Jepang sudah mulai beredar di mal-mal tertentu, robot yang bisa mendeteksi orang yang tidak pakai masker atau tidak menerapkan sosial distancing.

Jika robot mendeteksi maka ia akan langsung mendekati orang tersebut dan memperingatkan agar segera memasang masker atau menjaga jarak dengan suara mesinnya.

Mungkin sebentar lagi handphone anda akan tiba-tiba mengeluarkan suara memberitahu agar anda segera membayar tagihan air atau listrik yang belum dibayar karena tanggal jatuh tempo sudah dekat.



Saat ini kita harus sudah terbiasa berinteraksi dengan robot -- sebuah keharusan bukan pilihan.

Oleh karenanya mempersiapkan generasi penerus agar tetap bisa “bersaing” berdampingan dengan robot-robot yang ada disekeliling kita menjadi sangat penting.

Jika tidak kehidupan mereka akan menjadi sangat sulit dibandingkan dengan kehidupan kita – mereka harus berinteraksi dengan “makhluk tanpa perasaan” dan nyaris tanpa empati.

Kalau anak-anak kita kekurangan makan – sulit mengharapkan robot-robot akan menaruh iba lalu memberikan donasi.

Setiap tantangan seharusnya akan membuka mata kita untuk menemukan solusinya.



Robot tidak bisa kita lawan dalam hal kecepatan, ketepatan, ketahanan dan masih banyak lagi yang bisa dilakukan.

Tetapi robot tetap saja bisa kita kalahkan yaitu dengan kreatifitas. Ya, kreatifitas akan mengalahkan robot. Oleh karenanya penting untuk mempersiapkan generasi penerus agar mereka cukup kreatif dalam kehidupan ini dibandingkan robot yang ada disekelilingnya.

Menjadi kreatif bisa dibentuk – walaupun memang gen kreatif sudah ada warisan dari orang tua.

Kreatif membutuhkan kondisi-kondisi tertentu – kreatif membutuhkan “inang” untuk tumbuh dan berkembang.

Yang paling utama adalah suasana atau lingkungan yang demokrasi dalam keluarga, ini mendorong terjadinya dialog – bukan suasana diktator mewujudkan mimpi orng tua.



Kemampuan orang tua untuk menghargai semua yang dilakukan oleh anak sebagai sebuah proses membebas lepaskan hasrat kreatif nya.

Ini juga sebuah peluang bisnis – bisnis mendorong anak-anak agar kreatif. Sebuah kursus atau entah apa namanya – biasanya orang kita paling pintar memberi nama yang menarik.

Mungkin seminar atau kursus – atau apalah namanya harus bersalin rupa menyediakan kurikulum atau topik bagaimana caranya mendidik anak-anak agar kreatif.

Jadi, anak-anak yang sebelumnya hanya anak mami yang tanpa inisiatif dan kreatif, tiba-tiba sepulang mengikuti seminar menjadi anak-anak yang kreatif.

Ingat, teman hidup mereka nanti adalah robot yang tidak mengenal rasa kasihan. Jadi lengkapi mereka dengan kreatifitas yang mampu mengungguli robot. Syukur-syukur bisa mengalahkan robot. Semoga.

- OPINI PRIBADI -
- NO COPYRIGHT -