Agan dan sista pastinya tidak asing dengan nama Mataram. Sebab sering kita jumpai di mana-mana, Mataram sendiri merupakan sebuah nama kerajaan yang pernah berdiri di tanah Jawa. Era kerajaan Mataram dibagi menjadi dua, Mataram Kuno dan Mataram Islam. Mataram Kuno menganut agama Hindu-Buddha sedangkan Mataram Islam sesuai namanya menganut agama Islam.

Raja Mataram yang paling terkenal yaitu Sultan Agung, mungkin agan dan sista juga kerap mendengar namanya. Ia terkenal dikarenakan tindakannya yang mengulangi era kerajaan Majapahit. Yakni menyatukan beberapa kerajaan menjadi satu. Sultan Agung juga menjadi raja pertama di tanah Jawa yang memberontak terhadap VOC di Batavia yang kemudian diikuti oleh Sultan Ageng Tirtayasa dari banten.

Kerajaan Mataram Islam mengalami perkembangan yang sangat pesat di bawah kepemimpinan Sultan Agung. Namun pada sengkalan tahun 1645 sultan Agung wafat, kemudian takhta kerajaan digantikan oleh putranya yang bernama Sunan Amangkurat I. Nah perlu agan sista ketahui bahwasanya kemunduran Mataram Islam justru ditangan anak Sultan Agung sendiri.


sumber: http://dewimutiaraintanberlianpakidu...n-mas.html?m=1

Kepemimpinan Sunan Amangkurat I bisa dibilang berbalik dengan ayahandanya. Pasalnya Sunan Amangkurat I dikenal sebagai raja yang otoriter dan keji dalam memimpin sebuah negara. Dimasa beliau lah negara-negara bagian dari Mataram Islam satu persatu mengundurkan diri. Dan Sunan Amangkurat I juga menjalin kerjasama dengan VOC, padahal ayahnya sangat memusuhinya.

PEMBANTAIAN 6000 ULAMA

Kisah kelam yang menyelimuti Sunan Amangkurat I adalah pembantaian 6000 ulama. Hal ini dilatarbelakangi oleh makar yang dilakukan oleh raden Mas Alit, adik Sunan Amangkurat I sendiri. Makar tersebut juga disebabkan oleh raden Mas Alit dengan pengikutnya yang tidak setuju dengan kesewenang-wenangan gustinya, Sunan Amangkurat I.

Makar diawali dengan pemberontakan Ki Tumenggung Pasisingan, yang ingin menjadikan raden Mas Alit memjadi raja menggantikan kakaknya. Namun, Ki Tumenggung Pasisingan gagal dan akhirnya raden Mas Alit didukung oleh lurah dan pejabat kerajaan yang tidak senang dengan sikap otoriter sang raja. Raden Mas Alit juga didukung oleh kurang lebih 6000 ulama dalam melengserkan Sunan Amangkurat I.

Disaat pemberontakan raden Mas Alit membunuh Adipati Sampang dengan kerisnya yang bernama setan kober. Hal ini membuat orang-orang madura marah terhadap raden Mas Alit, kemudian raden Mas Alit dikeroyok oleh orang-orang Madura namun tak terkalahkan. Karena kelelahan pangeran Alit tertusuk oleh kerisnya sendiri dan kemudian wafat di bawah pohon beringin.

Mengetahui bahwa adiknya telah meninggal, Sunan Amangkurat I murka. Kemudian menyuruh prajuritnya untuk mencari sisa-sisa orang yang membela raden Mas Alit untuk mbalelo (berontak) untuk segera dibunuh. Hal ini juga termasuk 6000 ulama yang dibunuh beserta keluarganya. Untuk nominal Ulama yang dibantai ada yang mengatakan berjumlah 5000 dan sebagian besar menyatakan 6000.

Pembunuhan tersebut juga bukan tanpa alasan. Karena kekuasaan Sunan Amangkurat gelap mata. Dan bukan hanya itu pembantaian yang dilakukan oleh Sunan Amangkurat I. Masih banyak lagi pembunuhan yang dilakukan oleh dirinya.

Sunan Amangkurat I wafat pada tahun 1676 tepatnya di Ajibarang, Banyumas setelah mendapat pemberontakan dari Trunajaya. Jasadnya dikebumikan di desa Tegal Arum, Adiwerna, Tegal Jawa Tengah.


Referensi:

- W. L. Olthof. Babad Tanah Jawi.
- Achmad, Sri Wintala. Hitam-putih kekuasaan raja-raja Jawa.
- Sulistyanto, indro. Jurnal REVITALISASI SITUS MASJID KAUMAN-PLERET SEBAGAI UPAYA REKONSTRUKSI KEHIDUPAN RELIGI PADA ZAMAN KERAJAAN MATARAM ISLAM