sumber

Message from the King (2016), pada saat melihat judulnya saya mengira ini adalah sebuah film tentang kerajaan. Tapi ternyata bukan sama sekali, ini film dengan latar Los Angeles dan Cape Town pada Abad ke-21.

Film ini bergenre action-drama dengan aksi berdarah-darah serta alur cerita lambat khas drama. Meskipun alur ceritanya lambat bukan berarti film ini akan membosankan, dalam penuturan ceritanya film ini menghadirkan ketegangan.

Message from the King digarap oleh Fabrice du Welz, merupakan satu-satunya karyanya yang saya tonton. Film ini didistribusikan oleh Netflix dan dirilis pada
8 September 2016.

Film ini dibintangi oleh Chadwick Aaron Boseman yang saya mengenalnya dari film-film Marvel Cinematic Universe yaitu, Captain America : Civil War (2016), Black Panther (2018), Avengers : Invinity War (2018) dan Avengers : End Game (2019). Tentu saja dalam peran apiknya sebagai Raja Wakanda "T'Challa". Film terakhir yang dibintangi oleh Cadwick Boseman adalah Ma Rainey's Black Bottom (2020) yang telah dirilis di akhir tahun lalu. Jika mungkin ada yang belum tahu Chadwick Boseman telah meninggal pada tanggal 28 Agustus 2020 lalu. Rest in Peace The King of Wakanda

Kembali pada film Message from the King,
Jacob King (Chadwick Boseman) pergi ke Los Angeles dari Cape Town beberapa bulan setelah mendapat pesan permintaan tolong dari adiknya, Bianca. Karena keuangan yang tidak baik Jacob King baru bisa ke Los Angeles beberapa bulan kemudian.

Ternyata "King" dalam judul itu adalah nama dari tokoh utama Jacob "King", pemilihan judul terasa seperti sebuah clickbait karena tidak ada raja sama sekali di film ini, ketika menerjemahkan kata Massage from the King saya mengira berarti "Pesan dari Sang Raja" tapi tentu saja saya juga tidak sepenuhnya salah karena beberapa tahun kemudian Chadwick memang benar menjadi raja di Wakanda



Sesampainya di Los Angeles, Jacob mencari adiknya, yang ternyata adiknya sudah pindah atau meninggalkan kontrakannya beberapa bulan sebelum ia datang. Jacob pun pergi ke sana ke mari untuk mencari si adiknya itu, setelah pencarian yang cukup melelahkan akhirnya ia menemukan adiknya.

Di kamar mayat.

Pastinya setelah melihat adegan serta raut muka Jacob setelah melihat adiknya dikamar mayat dengan bentuk jasad yang berantakan, pasti kebanyakan penonton bisa menebak apa setelahnya? Ya tentu saja "Balas dendam".

Upaya balas dendam pun dimulai, pencarian orang-orang yang terlibat terhadap kematian adiknya dicari satu per satu, tentu saja kebanyakan film dengan tema balas dendam merupakan film dengan karakter utama tidak terkalahkan. Mereka bisa kalah namun bangkit lagi dan lagi.

Dalam film ini saya tidak menemukan siapa tokoh protagonisnya, karena masing-masing tokoh terlihat jahat, termasuk Jacob sendiri. Beragam dilema moral disuguhkan pada penonton, dan penonton silahkan untuk menilainya.

Konfilik yang dihadirkan pada film ini berputar pada tokoh pertanyaan mengapa Bianca dibunuh, penceritaan perlahan tentang kehidupan Bianca yang suram menjawab teka-teki pertanyaan tersebut. Kisah Bianca mampu mengaduk emosi dengan penceritaannya yang pelan-pelan itu. Sehingga memperkuat motif Jacob untuk membalaskan kematian adiknya.

Porsi aksi pada film ini tidak dominan, padahal saya mengharapkan adegan penuh aksi seperti pada film John Wick, Jack Reacher yang diperankan oleh Tom Cruise, atau The Equalizer yang dibintangi oleh Denzel Washington pada film dengan tema yang mirip.

Beberapa tokoh yang hadir dalam film ini terlihat hanya seperti diada-adakan saja. Seperti Leary calon senator, saya kira dia punya peranan atau bos villain, ternyata dia tidak banyak mengambil peran. Si pedofil Preston juga hanya menodongkan pistol sesaat pada Jacob, kenapa dia tidak langsung menembak saja? Why? Jadi pistol pun direbut dan ia langsung menyerah kemudian, Dokter gigi Wentworth yang mata duitan itu, ah dia mati konyol.

Seperti kebanyakan film dengan tema balas dendam, film ini tidak membawa banyak perbedaan dari film lain yang sejenis. Adegan aksi yang biasa saja, malah cenderung musuh dari karakter utama terlihat terlalu lemah, baiknya membuat karekter utama tidak terlalu kuat seperti Baba Yaga yang bisa membunuh dengan sebatang pensil dalam John Wick, atau Robert McCall dalam The Equalizer.

Ending film ini sedikit mengundang pertanyaan tentang sosok Jacob, dia disambut sebagai seorang detektif dibandara, di mana dari keseluruhan film tidak satupun narasi yang menyinggung tentang itu. Saya pikir dia seorang gengster.

Message from the king membawa pesan melalui penceritaan pelan sosok Bianca, melalui perjalanan balas dendam Jacob, tentang jalan hidup yang adiknya ambil, keputusan yang adiknya buat, sampai merenggut nyawanya dalam kematian yang kejam.

Pencarian penyebab kematian Bianca itu membawa beragam jawaban yang begitu memilukan keseluruhan jawaban itu ia temukan melalui si pedofil preston sebelum akhirnya ia memutuskan membunuhnya. Bagaimanapun film ini benar-benar menyuguhkan kisah yang menyedihkan.

Pada akhirnya ini tentang selera dan perspektif penonton. Menurut saya film ini penuh dilema!

Dan Inilah tentang Massage from the King.

Agan juga bisa coba nonton tentang di sini


Atau mampir ke Thread ane yang lain
Tentang Central Intelegent