Kaskus

Hobby

anton2019827Avatar border
TS
anton2019827
Perilaku Konsumsi Dalam Pandangan Islam
Manusia merupakan makhluk yang memiliki perilaku konsumtif yang dimulai dari pemenuhan keinginan dan kebutuhan sandang, pangan dan juga papan. Manusia dalam hal keinginan tidak akan pernah merasa puas karena saat satu keinginan terwujud akan muncul lagi keinginan-keinginan lain yang juga diharafkan akan terwujud. Pada hakikatnya konsumsi adalah mengeluarkan sesuatu atas dasar untuk memenuhi kebutuhan, dalam islam konsumsi seharusnya tidak melampaui batas dan adanya keseimbangan antara kebutuhan dunia dan akhirat seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur'an surat Al-A'raf ayat 31 :

Perilaku Konsumsi Dalam Pandangan Islam

"Wahai anak cucu Adam! pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap memasuki Masjid, makan dan minumlah, tetapi janganlah berlebihan, sungguh Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan".

Tidak sedikit orang diluar sana yang menikmati kehidupan dengan dipenuhi kemewahan, termasuk dalam hal konsumsi. Rasanya saat kita memiliki rezeki (uang) lebih, pasti ada keinginan untuk memenuhi kebutuhan (konsumsi). Ada yang mempergunakan sebagian rezekinya secara berlebih-lebihan atas dasar kepuasan diri dalam memenuhi kebutuhan duniawinya, ada juga yang mempergunakannya dengan bijak menyeimbangkan antara kebutuhan duniawi dengan akhiratnya.

Perilaku Konsumsi Dalam Pandangan Islam

Dapat disadari atau tidak bahwa pola konsumsi dan gaya hidup kita saat ini lebih cenderung merugikan diri sendiri. Contohnya pemenuhan kebutuhan makanan, pakaian, kosmetik, kendaraan dan lain-lain. Jika orang yang tidak tahan akan godaan dalam berbelanja seperti melihat diskon atau potongan harga, maka bisa saja orang itu membelanjakan uangnya atas dasar kepuasan tersendiri (mubadzir), padahal belum tentu barang atau sesuatu yang kita belanjakan itu memang sangat di butuhkan, dalam kata lain kita memang hanya lapar mata saja! 

Maka sebaiknya bisa memilih sesuatu yang benar-benar kita butuhkan saat ini, yang pastinya memiliki manfaat yang baik untuk ke depannya. Meskipun kita mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, islam tidaklah mengajarkan segala perbelanjaan yang tidak mendatangkan manfaat, baik manfaat materil maupun manfaat secara spiritual. Apalagi jika sampai melakukan perbelanjaan barang yang telah dilarang oleh ajaran agama islam seperti minuman keras, narkoba, dan barang-barang haram lainnya.

Dalam islam kebutuhan manusia sebenarnya lebih dari sekedar kebutuhan sandang, pangan, dan papan saja karena hal itu hanya mencakup urusan duniawi. Menurut As-Syathibi ada tiga tingkatan kebutuhan manusia, yaitu :

1. Kebutuhan Dharuriyyat
Kebutuhan ini termasuk kebutuhan primer yang mencakup 5 unsur pokok yaitu Hifzh al-Din(pemeliharaan agama), Hifzh al-Nafs (pemeliharaan jiwa), Hifzh al-Aql (pemeliharaan akal), Hifzh al-Nashl (pemeliharaan keturunan), dan Hifzh al-Mal (pemeliharaan harta). Jika semua kebutuhan itu dapat terpenuhi dengan baik maka kelangsungan hidup manusia akan baik pula.

2. Kebutuhan Al-Hajiyah
Kebutuhan sekunder ini dibutuhkan manusia dengan maksud memberikan kemudahan dan menghilangkan segala kesulitan.

3. Kebutuhan Al-Tahsiniyyah
Keberadaan kebutuhan tersier ini yaitu sebagai pelengkap dan penyempurna dari kedua tingkatan sebelumnya.

Perilaku Konsumsi Dalam Pandangan Islam

Tidak akan merugi jika manusia menyisihkan sebagian rezekinya yang dimiliki untuk di sedekahkan, sebagian rezeki yang kita punya sebenarnya ada hak orang lain di dalamnya, karena hidup tidak melulu tentang dunia saja maka dalam hal konsumsi kita bisa sedikit menyedekahkan sebagian rezeki yang dimiliki dengan memberikan santunan kepada anak yatim, piatu, membayar zakat, memberi fakir miskin, menyumbang ke mesjid dll., niscaya kita akan mendapatkan kemudahan dan kenikmatan dunia juga akhirat karena hal tersebut merupakan tabungan amal baik kita untuk hari akhirat.

"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir : seratus biji. Allah melipat gandakan ganjaran bagi siapa saja yang Dia kehendaki dan Allah Maha luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui".(QS. Al-Baqoroh-261)

Terdapat tiga pondasi bagi perilaku konsumsi masyarakat muslim, yaitu :

1. Keyakinan adanya hari akhir dan kehidupan setelahnya, mengarahkan manusia untuk mengutamakan konsumsi akhirat dari pada dunia, karena dunia hanya bersifat sementara sedangkan akhirat bersifat kekal abadi.

2. Kesuksesan diukur dengan keta'atan atau moral agama islam bukan dengan jumlah kekayaan. Dengan moral yang baik maka kesuksesan akan tercapai dengan baik pula dan bermanfaat bagi kehidupan.

3. Kedudukan harta merupakan anugerah Allah yang harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin dan benar, semata hanya mencari keridhaan Allah SWT.

Maka dengan demikian manusia sebagai makhluk Allah yang senantiasa ta'at dan patuh pada perintahnya harus bisa mengemban amanah untuk memakmurkan bumi dengan segala aktivitas duniawinya. Salah satu kegiatan dalam konsumsi yang telah islam ajarkan, agar terciptanya keseimbangan antara konsumsi dunia dan konsumsi akhirat sehingga manfaatnya akan membawa kita semua pada kehidupan yang dipenuhi dengan keberkahan dan kesejahteraan.

Penulis : Aprilia Damayanti, Mahasiswa Agribisnis Faperta Universitas Garut
Editor : Anton Kaskuser
emoticon-I Love Indonesia
Referensi :
1. Churiyah, Madziatul. Mengenal Ekonomi Syari'ah, 2011. Malang: Surya Pena Gemilang 
2. Sitepu, Novi Indriyani. Perilaku Konsumsi Islam di Indonesia. Jurnal Perspektif Ekonomi Darussalam, Vol. 2 No. 1, Maret 2016.
3. Nizar, Muhammad, Pengantar Ekonomi Islam, 2012. Malang : Kurnia Advertising
4. Chaudhry, Muhammad Syarif. Sistem Ekonomi Islam Prinsip Dasar. Jakarta: Kencana.
 
Diubah oleh anton2019827 11-01-2021 09:42
tien212700Avatar border
tien212700 memberi reputasi
1
305
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan