Kaskus

Entertainment

NegaraTerbaruAvatar border
TS
NegaraTerbaru
Wapres Maruf Gebuk Menag Yaqut Berebut Apa?
Spoiler for Wapres:


Spoiler for Video:


Rabu sore, 6 Januari 2021, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyambangi Wakil Presiden sekaligus tokoh NU kawakan Maruf Amin. Dalam kesempatan itu, Wapres Maruf meminta agar Menteri Yaqut menyusun kebijakan yang memangkas subsidi biaya haji bagi pemerintah secara bertahap.

"Wapres berharap, ke depan itu ibadah haji untuk yang mampu, jadi bukan karena disubsidi negara. Ya disubsidi oke, tapi jangan sampai mengganggu sistem tabungan haji yang selama ini dikelola BPKH (Badan Pengelola Keuangan Haji)," kata Jubir Wapres Masduki Baidlowi.

Baidlowi yang turut mengikuti pertemuan itu menuturkan bahwa subsidi haji terlalu besar, hampir setengahnya. Dari yang seharusnya Rp 70-an juta, dengan adanya subsidi pemerintah menjadi Rp 35 juta.

Wapres Maruf juga berpesan agar persoalan dana haji tidak menjadi skema ponzi atau berpotensi investasi bodong. "Jangan sampai seperti arisan haji atau umrah, jadi yang mau berangkat duluan itu dicarikan dana dari yang lain sampai akhirnya yang belakangan itu jadi korban. Dalam konteks negara, ini duit APBN yang dipakai (untuk subsidi)," pungkas Baidlowi.

Sumber : Antara News[Ma'ruf Amin berpesan subsidi haji jangan terlalu besar]

Perintah Wapres kepada Menag ini sungguh unik. Sebab sebagai sosok yang menjadi orang nomor 2 di RI tentunya besar harapan penganut agama Islam agar program untuk umat muslim secara populis diutamakan. Namun kenyataannya, ia meminta Menag Yaqut agar subsidi haji dipangkas. Ketika haji 2020 dibatalkan saja karena pandemi, banyak kalangan muslim yang protes, apalagi jika ongkos naik haji meningkat.

Sebagai orang yang paham betul keinginan umat Islam tentunya menimbiulkan pertanyaan sendiri, mengapa Wapres meminta Menag Yaqut sebagai ujung tombak urusan agama, khususnya agama Islam membuat kebijakan yang tidak berpihak pada muslim?

Apakah ini ada kaitannya dengan keinginan Banser NU yang dipimpin Yaqut menggaet eks FPI?

Pada tanggal yang sama, GP Ansor Probolinggo menyatakan mendukung keputusan pemerintah membubarkan ormas FPI. Namun Ansor Probolinggo juga menyatakan siap menampung eks kombatan, simpatisan, anggota ataupun pengurus FPI untuk bergabung dengan Banser.

Sumber : Suara [Banser Probolinggo Siap Rangkul Eks 'Kombatan' FPI Setelah Dibubarkan]

Keinginan ormas paramiliter NU untuk merangkul eks FPI itu tentu wajar dari kaca mata politik. Sebab massa FPI yang banyak amat menggiurkan dalam meraih posisi politik. Meskipun dulunya GP Ansor dan FPI acap kali bersinggungan karena perbedaan pandangan dalam menerapkan amar maruf nahi munkar.

Mungkin saja perbedaan itu yang menyebabkan Wapres Maruf tidak menyukai ketika Banser maupun GP Ansor merangkul eks FPI. Hal yang pada akhirnya menimbulkan friksi antara Wapres dengan Menag. Sehingga pada akhirnya Wapres meminta Menag membuat kebijakan yang justru berpotensi  menjadikan Menag sasaran kemarahan umat Islam.

Tekanan dari Wapres Maruf tersebut agaknya membuat Menag Yaqut mencari dukungan lain dari pihak Muhammadiyah. Sehari setelah Wapres Maruf memberikan perintah kepada Menag Yaqut, GP Ansor bergerak dengan mengajak eks FPI bergabung dengan NU atau Muhammadiyah.

Hal itu disampaikan Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor, Mohammad Haerul Amri. Haerul mengatakan saat ini ada banyak ormas Islam yang bisa dijadikan wadah baru bagi para mantan anggota FPI, di antaranya NU atau Muhammadiyah. Selain kedua organisasi itu diakui pemerintah, mereka juga memiliki pandangan keislaman washatiyah sehingga dakwah yang dilakukan mudah diterima masyarakat.

Sumber : CNN Indonesia [GP Ansor Ajak Eks Kader FPI Gabung NU atau Muhammadiyah]

Bahkan pada Jumat, 8 Januari 2021, ada peristiwa menarik yang terjadi di Jakarta Utara. Saat itu , selepas salat Jumat, Menag Yaqut menggelar pertemuan santai dengan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Prof Abdul Mu’ti. Dalam pertemuan yang sengaja disebarkan Menag Yaqut via akun Facebook miliknya, ia mengatakan obrolannya dengan Prof Abdul Mu’ti mencerdaskan dan bergizi.

Sumber : Sindonews [Kemesraan Dua Ikon NU-Muhammadiyah, Prof Mu'ti Hadiahi Gus Yaqut Buku]

Padahal sudah menjadi rahasia umum, antara NU dan Muhammadiyah ada persaingan abadi. Persaingan antara Islam Nusantara dengan Islam Berkemajuan. Tak kan hilang dari benak publik saling kritik dan kecam mengenai Hari Santri antara kedua organisasi itu, saling berhadapan dalam kasus Siyono, sering tak kompromi dalam kasus hisab dan ruyah penentunan awal Ramadhan – Idul Fitri, dan lainnya.

Mungkin saja karena ada perbedaan pandangan di dalam tubuh NU, antara Wapres Maruf dengan Menag Yaqut tentang eks FPI, Gus Yaqut akhirnya memilih menggandeng Muhammadiyah sebagai teman yang akan mendukungnya nanti jika tetap ditekan untuk menjalankan kebijakan yang menyebabkannya menjadi target kemarahan umat Islam.
Diubah oleh NegaraTerbaru 12-01-2021 00:45
tien212700Avatar border
tien212700 memberi reputasi
1
540
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan