Gansis, hari ini kita disuguhkan berita duka dari dunia penerbangan Indonesia yakni pesawat Sriwijaya Air SJ-182 jurusan Jakarta-Pontianak yang mengalami kecelakaan.

Dikabarkan pada hari Sabtu pukul 14:40 WIB, pesawat yang memuat penumpang 62 orang tersebut hilang kontak setelah 4 menit mengudara. Kemudian terdengar ledakan sebanyak 2 kali oleh nelayan diikuti ditemukannya kabel-kabel yang diduga badan pesawat di antara Pulau Laki, Kepulauan Seribu, Jakarta Utara.

Untuk itu, marilah kita menudukkan kepala sejenak sambil memanjatkan doa menurut kepercayaan masing-masing untuk para korban, maupun keluarga korban. Sekaligus doakan pula tim SAR, TNI, Polri serta para relawan yang sedang berjuang mencari para korban.



Gansis, saat ini musibah tersebut banyak sekali dibicarakan. Mirisnya, ada saja orang-orang ya memanfaatkan keadaan ini.

Berikut ada tiga golongan orang yang sebaiknya tidak kita tiru dalam menyikapi musibah.

1. Tukang ramal



Dalam hal kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air, tak sedikit yang menyangkut pautkan ramalan seorang peramal terkenal Indonesia yang konon sudah memprediksi terjadinya kecelakaan.

Padahal sang peramal tidak memberikan spesifikasi dalam menyampaikan ramalannya.

2. Tukang cocoklogi

Ada pula yang mencari perhatian dengan membuat teori cocoklogi.
Misalkan,

S = Sabtu
J = Januari
18/2 = 9

Kata Mbak Fissilmi Hamida sih, kenapa harus dibagi? Bukan dijumlahkan atau dikurangi maupun dikalikan?

Ada-ada saja bukan?


3. Tukang cari foto

Ini salah satu yang terparah. Orang kayak gini suka nyari-nyari akun sosmed korban, kemudian membagikannya demi terlihat perhatian oleh pengguna sosmed lain.

Yaampun, jangan gitu banget dong! Kasihan para keluarga yang ngeliat postingan itu.
Kalian gak ngerasain apa yang mereka rasain saat melihat foto mereka, sementara keberadaan mereka masih dicari.

4. Tukang cari firasat

Nah ini lagi satu. Tak sedikit yang sibuk mencari akun sosial para korban, staf, maupun pilot pesawat Sriwijaya Air untuk mencari postingan yang diduga firasat. Ada juga yang sampai menanyai keluarganya.

Ampun deh, ini tuh berlebihan banget!

Ada yang bilang, seorang korban memposting ungkapan selamat tinggal.
Tentulah, karena mereka akan meninggalkan kota Jakarta menuju Pontianak.

Gansis, yang pengguna sosmed pasti pernah dong memposting ungkapan seperti itu untuk menunjukkan bahwa kalian sedang bepergian? Ngaku deh.

5. Tukang bercanda

Kalau yang satu ini dibuat oleh manusia-manusia tanpa empati dan hati. Dengan teganya bikin candaan di postingan-postingan musibah.

Asli gak ada hati!


Gimana Gansis? Kalian salah satu dari mereka tidak?

Saran saya, tolonglah kurangi hal semacam itu dalam menyikapi suatu musibah.

Sekian dulu thread saya. Semoga bermanfaat. Wassalamualaikum.

Mohon berkomentar sewajarnya dan menggunakan kalimat yang baik.



:terimakasih:terimakasih:terimakasih