Aku pernah menawarkan diri, memberi hatiku untuk seseorang yang tanpa ia mengetuk sudah kusilakan masuk. Aku pernah mengajukan diri, menjadi bagian dari hari-harinya yang sejak dini diliputi sunyi. Aku pernah menawarkan diri, merendahkan egoku sendiri agar bisa mendampingi jiwanya yang sepi.

Kemandiriannya yang terpupuk sejak kecil, pernah membuatku ingin lebih tahu tentang dirinya. Latar belakang keluarga yang ternyata hampir mirip dengan keluargaku, perjalanan asmara yang sepertinya sama-sama tak berjalan mulus, hingga nama panggilannya pun serupa denganku.

Pernah aku meledakkan lelucon yang sebenarnya dengan serius aku menginginkannya. Menawarkan diri, membantunya mengurus apa-apa yang selama ini ia kerjakan sendiri. Mungkin waktu itu dia tak paham, hatiku bergejolak sejak pertama tatap mata itu berpapasan denganku. Mungkin menurutnya hanya lelucon biasa, tapi sebenarnya ia nyata.

Karena, becandaku adalah serius yang selalu ia anggap main-main. Selamat malam, Wng.
#16