Jakarta, CNBC Indonesia - China dikabarkan melakukan pemadaman listrik terburuk dalam satu dekade terakhir. Melansir South China Morning Post (SCMP), ini terjadi akhir Desember kemarin.

Provinsi di seluruh China disebut tengah berjuang dengan pemadaman. Pihak berwenang juga membatasi penggunaan energi guna mengelola pasukan.

Ini terjadi di provinsi Zhejiang, Hunan, Jiangxi, Shaanxi, dan Guangdong. Otoritas memberlakukan batasan penggunaan listrik di luar jam sibuk untuk pabrik sejak pertengahan Desember.

Pemadaman listrik selama seminggu di berbagai daerah telah diberlakukan di Shenzhen, ibu kota teknologi China, yang memiliki produk domestik bruto per kapita tertinggi di negara itu. Provinsi Jiangsu timur juga memberlakukan pembatasan listrik.

Alhasil ini mempengaruhi industri dan rumah tangga. Banyak warga yang merasakan kedinginan karena listrik padam dan banyak pengusaha gagal memenuhi target karena pabrik mati saat jam produksi.
"Produksi listrik lokal yang tidak mencukupi, melonjaknya permintaan dan upaya pemerintah daerah untuk membatasi konsumsi energi untuk memenuhi target politik menjelaskan sebagian dari masalah tersebut," kata Professor dari Departemen Teknik Listrik dan Elektronik Universitas Hong Kong.
Faktor lain, kata dia, adalah kurangnya produksi batu bara dalam negeri dan batasan impor yang dilakukan guba menopang produsen lokal. Ambisi China untuk mendekarbonisasi ekonominya dengan beralih ke energi terbarukan dari bahan bakar fosil juga telah menjadi penyebab lain.
"Misalnya, 45% listrik yang diproduksi di Hunan berasal dari pembangkit listrik tenaga air, tetapi air sekarang berkurang karena banjir musim panas dan es besar-besaran di musim dingin," katanya.
"Selain itu, pasokan batu bara dari Shanxi dan Shaanxi telah dipotong tahun ini."
"Jika Anda mengekang konsumsi batu bara, Anda perlu memastikan ada cara lain untuk mengisi bahan bakar, yang masih menjadi masalah besar."
Dari Januari hingga November, China mengonsumsi 6.677,2 miliar kilowatt-hour (kWh) listrik, lebih dari total tahunan untuk 2017 dan 2018. Konsumsi tahunan 2020 diproyeksikan meningkat 3% dari 2019, meski terkena dampak virus corona.
Konsumsi daya China pada November 2020 saja mencapai 646,7 miliar kWh. Ini level tertinggi dalam 27 bulan.
Sementara itu, analis lain mengaitkan kesulitan China saat ini dengan larangannya terhadap batu bara Australia. Sebelumnya negeri Kanguru meminta identifikasi corona di China.
Bloomberg sempat melaporkan di November, kapal kargo yang menampung batubara Australia senilai US $ 500 juta telah berlabuh di lepas pantai China menunggu izin untuk menurunkan muatan karena perselisihan antara kedua negara tidak menunjukkan tanda-tanda mereda. Namun pemerintah membantah ini.
Batubara Australia menyumbang sekitar 41% dari total impor batubara kokas China di 2019. Ini sekitar 25% dari impor batubara termal, menurut China Coal Big Data Center, sebuah wadah pemikir berbasis di Shanxi yang berfokus pada masalah energi.

sumur

https://www.cnbcindonesia.com/news/2...inim-batu-bara