- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
TANGISAN PAHLAWAN


TS
odhonk91
TANGISAN PAHLAWAN
TANGISAN PAHLAWAN
Assalamualaikum..
Selamat datang di coretan gw..
Ini hanyalah cerita fiksi,,bukan kenyataan..yah meskipun ada beberapa yg nyata sih..hehe
Mohon maaf jika ada kesamaan nama tokoh , tempat, dan kejadian-kejadian yg ada dicoretan ini..
Terima kasih telah mampir disini..
Selamat membaca..

TANGISAN PAHLAWAN
AWAL MULA
Malam itu, kupaksakan kaki melangkah dengan cepat,, tak perduli dengan nafas yg terengah-engah, keringat mengucur deras ditubuhku..lari..terus lari.. tak perduli semak belukar yang menghadang, aku berlari menerjang.
Sesekali menoleh kebelakang, masih terlihat kilatan cahaya mengikuti, 2,,3,,4.. 4 cahaya dari lampu senter ikut berlari mengejarku.
Duugg..!!..”sial..!” desisku pelan sambil berusaha berdiri..
Entah dimana ini, hanya ada pohon dan semak belukar. Cahaya bulan yg menerobos dahan pepohonan membantuku melihat apa yg ada didepanku, tapi aku tak melihat akar pohon yg mencuat keluar dari tanah dan menyandung kakiku..
Bruukk...!! aku tersungkur dengan muka menghantam tanah lebih dahulu. Dapat kurasakan sesuatu mengalir dikepalaku,, dengan perlahan, ku paksakan tubuhku berdiri, tapi diri ini tak sanggup lagi berdiri. Kebetulan ada pohon besar disampingku, aku bersembunyi disana. Sambil mengatur nafas, kuseka luka dikepala.
“siaall..lari kemana dia..?” ku dengar seseorang bersuara. Mereka disini, dapat kudengar suara langkah kaki dan nafas mereka yg memburu. Kurapatkan tubuhku kepohon sambil menahan nafas..”jangan lihat,,jangan lihat..” ucapku dalam hati.
“kita berpencar..!” diiringi langkah kaki ke 4 penjuru..
“selamat..” kataku dalam hati..setelah agak lama mereka pergi, aku berdiri, kemudian pergi dengan langkah kaki terseok-seok, sepertinya kakiku terkilir akibat tersandung tadi.
Sampailah aku di sebuah bangunan yg tak terurus, kaca-kaca pecah berserakan dimana-mana, rumput liar melekat erat di dinding bangunan yg sepertinya bekas kantor desa, karena ku lihat disana ada tiang bendera yg masih berdiri dengan kokoh.
Aku berjalan menyusuri pinggiran kantor, dibelakangnya ada sumur, tanpa pikir panjang, segera ku lempar ember kemudian ku tarik perlahan talinya. Ku minum air yg ada diember, kemudian ku basuh muka dan darah yg mulai mengering.
Huuu...!! Huuu..!! huuu...!!
Telingaku mendengar suara tangisan seseorang, tangisannya sendu menyayat hati, ku dengarkan lagi, sepertinya suara itu dari depan, tanpa ragu kudatangi suara itu.
Benar saja, saat kulihat didepan sana ada seseorang yg sedang menangis di dekat tiang bendera. Pakaiannya seperti wanita dengan pakaian jawa. Ia duduk ditanah sambil memegang sebuah kain.
“mbok,,mbok kenapa..?” tanyaku setelah mendekat kepadanya.
Bukannya menjawab pertanyaanku, dia malah menangis lebih keras.
“mbok,,mbok kenapa..?”tanyaku lagi, kali ini dia mengangkat kepalanya, wanita paruh baya itu perlahan mengangkat tangan sambil menunjukan kain yg dipeganngya tadi.. dapat kulihat, yg dipegang itu bukanlah kain biasa, tapi kain dengan 2 warna. Merah dan putih. Hanya saja sudah usang dengan sedikit kekuning-kuningan.
“ada apa dengan bendera ini mbok,,? Dan mbok ini siapa..?” tanyaku dengan heran
“saya,,saya sedih..dulu saya membuat bendera ini dengan tangan sendiri, saya jahit perlahan, dengan harapan bendera ini dapat menyatukan kami menghadapi penjajah..”ucapnya sambil terisak..”tapi, setelah negeri ini merdeka, kalian lupa akan pengorbanan kami..kalian seenaknya mengotori negeri ini..”teriaknya sambil kembali menangis..
“mbok,,udah mbok,,” kataku sambil mengusap punggungnya perlahan. Wanitu itu masih menangis, sambil mendekap dan mencium bendera. Kebingungan melandaku, siapa wanita ini, kenapa dia ada disini, dan tempat apa ini..? seribu pertanyaan memenuhi otakku, belum terjawab satu, datang lagi suara tangisan yg menyayat kalbu. Kulihat sekeliling, tapi tak ada siapa pun. Saat aku menoleh kesebelahku, wanita itu hilang. Bagaimana mungkin, ia tadi disini, disampingku.
Kebingunganku menjadi-jadi, apalagi saat kulihat ternyata wanita tadi telah berada di depan bangunan, kemudian ia masuk menembus gelapnya malam. ku ikuti, jujur, rasa penasaranku mengalahkan takutku. Ku langkahkan kakiku memasuki ruanganan tak berpintu, gelap, pengap, membuat nafasku sesak, tanganku meraba-raba dinding tembok.
Di sebuah ruangan, nampak cahaya yg keluar dari sana, dan disanalah asal suara yg ku dengar tadi. Setelah berada didepan pintu yg terbuka, ku lihat seseorang menangis dengan posisi duduk sambil memeluk lutut. Wanita itu berbeda dengan yg sebelumnya. Bajunya putih, seperti pakaian perawat. Rambut panjangnya terurai menyentuh lantai.
Dengan ragu,ku paksakan kaki menghampiri. Begitu sampai didepannya, ia mengangkat kepala. Aku terkejut, mundur selangkah, Pucat pasih wajahya, matanya menatap kearahku, ia menangis, tapi tak ada air mata yg keluar.
“kamu siapa...??” jawabku gemetaran.
“hiks..hiks..aku..aku..” jawabnya sambil menyeka matanya yg kering “ aku adalah perawat, dulu aku membantu tentara yg terluka dimedan perang. “ tangisnya kembali pecah. “kau,,kau telah melupakan perjuangan kami” katanya sambil menunjuk mukaku. Kebingunganku menjadi-jadi, tadi ada ibu-ibu yg menangisi bendera, sekarang ada perawat yg menangis sambil marah-marah. Sebenarnya, ada apa ini..?? kupejamkan mata ini, berharap semua ini hanya mimpi.
DOSA
Agak lama aku memejamkan mata, hanya kegelapan yg kurasakan, suara pohon yg tertiup angin, dan suara hewan malam terdengar jelas di telingaku. Tak lama, suara itu menghilang, sunyi.. kubuka mataku, tepat didepanku, dimana wanita tadi berada, telah berganti menjadi sesosok lelaki yg menakutkan. Aku terkejut dan terjatuh.
Darah menetes keluar dari lehernya, membasahi baju dan celana, mukanya koyak-koyak bak dimakan hewan buas. Telinganya hilang sebelah, matanya kosong sebelah. Dia menatapku tajam..
“kau...!! kau sampah busuk..!!” teriaknya sambil berjalan menghampiriku. Bughh..!! sebuah tendangan mendarat diperutku. “uhuk..uhuk’” aku terbatuk-batuk, rasa nyeri diperutku membuatku tak sadar meneteskan air mata.
“siapa kau..??apa salah ku..?” tanyaku sambil menahan sakit.
“kau tak perlu tau siapa aku “ jawabnya sambil menginjak-injak tubuhku dengan sepatu ala militer.
Ingin aku berontak, tapi rasa nyeri di perut dan kepalaku membuatku terkulai tak berdaya. Cukup lama aku disiksa, sampai akhirnya ia terhenti sambil tertawa. Entah apa maksutnya.
Aku bersandar didinding, menahan sakit di sekujur tubuhku.. “bunuh saja aku..” kataku disela tawanya.
“mati terlalu baik untukmu..hahahaha..” jawabnya sambil tertawa. “apa salahku,,?” jawabku sambil menatapnya dalam-dalam.
“bajingan sepertimu tak akan tau sadar dengan apa yg telah kau lakukan” jawabnya sambil menjambak rambutku “cuihh..” ludahnya mengenai luka dikepalaku, luka akibat jatuh dihutan tadi.
“ kau lihat luka ini..?” katanya sambil menunjukan luka dileher yg hampir putus “ luka ini adalah pengorbananku untuk negeri ini..” kemudian ia menunjuk matanya “lubang ini, tak berisi. Kau tau kenapa,,? Ini adalah satu tiket menuju surga,,hahaha..” aku hanya membatu, suaranya menggelegar bak halilintar.
“ aku tau siapa kau, kau hanyalah bocah kemarin sore yg berlagak menjadi penguasa. Tahukah kau..? tanpa kami, kau tak akan bisa menikmati kehidupanmu..” kini ia duduk dikursi yg sedari tadi ada di pojok ruangan, tepat didepanku.
“tak terhitung nyawa melayang demi negeri ini, tua muda, miskin kaya, pria wanita. Mereka semua mati demi kemerdekaan negeri ini. Tapi kau melupakan semua usaha kami. Kau injak-injak merah putih demi egomu sendiri”. Plakkk!! Sebuah tamparan mendarat dimukaku. Aku terkejut. Bukan karena tamparannya, melainkan kata-katanya. Bagaimana dia tau..?
sekelebat masa lalu teringat di benakku, kala itu ada konser band favoritku. Pengaruh minuman keras membuatku tak bisa menjaga emosiku, hingga akhirnya perkelahian terjadi. Ada seseorang yg membawa bendera merah putih yg diikat pada sebuah tongkat, dan tongkat itu mengenai badanku. Bendera tadi jatuh dan terinjak-injak olehku. Tapi aku tak perduli dan manghajarnya.
“kau ingat sekarang..?” tanyanya membuyarkan lamunanku. “lalu bagaimana dengan pelecehan dimakam itu. Disebuah nisan, kau menyiramkan minuman haram. Apa kau ingat itu..?”..buakk!! kali ini kakinya bersarang didadaku. “ugh..” dadaku sesak, namun sebuah gambaran kembali melintas.
Dulu, setelah pulang sekolah aku bersama beberapa teman-temanku berpesta miras di dekat kuburan. Entah karena apa, aku menyiramkan minuman itu ke nisan yg tak bernama sambil tertawa.
“apa maumu..?” kataku sambil memegang kaki mahluk itu.
“sudah kukatakan kepadamu, mati terlalu baik untukmu..” ucpanya sambil melayangkan tinju di wajahku, tak hanya itu, kursi yg didudukinya ikut menghantamku.
Darah kembali mengucur dari kepalaku, tidak hanya itu, hidung dan mulutkupun mengeluarkan cairan itu. Terkapar lemah tak berdaya, entah berapa lama ia menyiksaku. Kali ini, ia duduk di dadaku. “bagaimana jagoanku..?” ejeknya sembari menepuk pipiku.
“m..a..a..f” ucapku terbata-bata. “hahahahaha...enak sekali bicaramu..”kembali dia menghajarku.
Tangan dan kakiku telah mati rasa, wajahku berwarna merah, sama merahnya dengan lantai dan dinding tempat aku disandarkan. Dengan tenaga sisa, ku coba bicara “ma-af..a.ku..sa..lah..” ucapku sambil meneteskan air mata, bahkan air mataku berubah menjadi darah.
“kau masih muda, masih panjang perjalananmu. Seharusnya kau gunakan waktumu untuk berbuat baik. Bukan malah menyia-nyiakan masa mudamu. Apa jadinya negeri ini jika semua generasi penerus sepertimu??” ucapnya sambil memandang rendah diwajahku “ku beri kau pilihan, tebus kesalahanmu atau kau disini selamanya..”.
“be..ri..a..ku..ke..sem..patan..” suaraku pelan, tapi masih terdengar olehnya..” ikut aku..” katanya sambil mengangkat tubuhku, dapat kulihat dengan mata yg terbuka sedikit, di sana ada sebuah pintu yg mengeluarkan cahaya putih menyilaukan. kemudian dapat kurasakan tubuhku dilempar ke arah pintu. Tapi saat hampir masuk kepintu, tiba-tiba ada sesuatu yg menarikku kedepan, menjauhi cahaya itu.
“belum saaatnya..” ada seseorang disana, tapi bukan dia yg menghajarku habis-habisan, dan kemudian gelap..”mungkin inilah akhirku..” kataku sambil menutup mata.
MONYET
Seperti biasa, adzan subuh membangunkanku serta seluruh penghuni asrama. Ini adalah tahun kedua gw disini. Yup..gw sekolah di ponpes modern di suatu kota kecil di wilayah sumatera selatan. Oh ya,,nama gw bayu segara, entah mengapa ortu gw memberikan nama itu. Padahal gw lahir dan besar di pegunungan, mungkin ortu gw menyukai pantai, hehe.. Gw aslinya dari desa yg agak jauh dari sini. Desa gw berada dibawah kaki gunung. Tepatnya diperkebunan teh milik BUMN. Gw bisa disini gara-gara ortu pengen gw insaf. Padahal gw gak nakal-nakal amat sih,,Cuma minggat sama tawuran doang wktu smp. hehe
“ji,,bangun..subuh” gw bangunin sohib ane, namanya aji satria. Tapi masih aja molor nih anak.. ya udah, gw tinggal ambil wudhu. Waktu balik kekamar masih aja ngiler ni anak.
“ ji,,ustad somat ji..”
“hah..!!”ucapnya bangun sambil nyari ustad somat, salah satu ustad killer disini.
“wkwkwkwk..”gw ketawa sambil keluar kamar.
“ sial lu..” katanya setelah sadar gw kerjain..wkwkwk
Asrama gw gabung ma masjid, jadi dibelakang masjid ada kamar-kamar kecil yang dipisah ma triplek, mirip ma biling warnet. Wkwk..disini, kita sekolah seperti sekolah lain, pagi pelajaran umum, sore sampe malem pelajaran agama. Namanya juga ponpes, jdi ya banyak ngajinya.
Selain sma, disini juga ada smpnya, jadi kek sekolah satu atap. Jdi cewe cowo bisa ketemu, gak kek ponpes yg misahin cwek ma cwok. Bukan berarti ni ponpes abal-abal yak..meski siswa/i smanya dikit, tpi siswa/i smpnya banyak. Soalnya disni smp nya dah negri, bukan swasta.
Setelah sholat subuh, pengajian dimulai. Ada yg belajar kitab, ada yg hafalan surat al-quran, ada juga yg tidur lagi. Kek gw. Yg lain belajar ngaji gw balik ke kamar tidur lagi. Sama kek sohib gw aji.
Jam 6.30, gw bangun, langsung ambil anduk, mandi. Sialnya air di kamar mandi habis, terpaksa mandi disumur.
“sekalian ambilin gw ji” kata gw saat liat aji bawa piring. Disini ada dapur umum, jadi dah ada yg masak buat sluruh siswa/i. 1 hari 3x makan. Pagi, siang, malem. Jadi gak perlu repot-repot masak.
Sepertinya hari ini keberuntungan belum berpihak ma gw, tdi mau mandi aernya abis, skrg mau makan, sayurnya abis..hadehh..nasip..nasip..alhasil gw pergi kesekolah dengan perut keroncongan. Untung aja gw gk sendirian, ada sohib ane yg ikut kelaparan, siapa lagi klo bukan aji..wkwkwk
Dulu, sekolah gw ini aslinya kuburan cina. tpi kuburannya dibongkar, dipindah, dan diubah jadi ponpes. Selain masjid, ada juga bangunan kelas, asrama, dan kantor. Tapi itu ada diatas masjid. Bukan diatapnya ye,,jadi sekolah gw ni seperti bukit yg di ratakan. Tingkat pertama itu dekat jalan lintas sumatera, tingkat 2 tempat orang nongkrong, ke3 lapangan basket, ke 4 masjid, dan ke5 sekolah. Jadi kalo mau sekolah harus naik turun tangga. Lumayanlah,,olahraga..wkwkwk
Sampe dikelas blum ada guru, gw ma aji lgsg kebangku paling belakang. Biasa, biar gk ketahuan klo tidur dikelas..hehe. gak lama setelah gw duduk, bel berbunyi, waktunya belajar. Tpi gw ma aji sibuk sendiri, soalnya semalem aji dateng bawa komik baru,,yuhuuu..
Gw ma aji sehoby, sama-sama suka baca komik. Dulu gw Cuma baca buku bobo ama donald duck, semenjak kenal ma ini anak, gw jdi suka baca one piece, naruto, fairy tail, dll. Dah banyak koleksi kita ber2.
Pukul 12.00 bel berbunyi, waktunya isoma (istirahat, sholat, makan). Seluruh siswa/i langsung keluar kelas, menuju asrama/masjid. Saat mau turun, ada cewe yg lagi duduk2 di bawah pohon kertas.
“kak..”sambil nyengir
“ui”
“ada salam..”masih nyengir
“waalaikumsalam”
“beneran kak..”
“dari siapa..?”
“dari mbak ratna” ketawa ngakak
“hadeh..nih anak ngmg paan sih..”kata gw kesel , males amat siang-siang gini dengerin nama man-man gw.
“hehe..beneran lho kak..”
“bodo amat” kata gw sambil ninggalin tuh anak.
Namanya puji lestari, kelas 2 smp. Bisa dibilang dia pentolan disini. Selain rupanya, otaknya juga Pinter ngaji, nyanyi, ceramah, kaligrafi, di sekolah juga dapet juara trus. Tpi ya bodoh amat dah, amat aja gk bodoh..wkwkwk
Selesai sholat, gw langsung ngacir kedapur, ngantri nasi+sayur. Gw ambil banyak-banyak soalnya tdi pagi gak dapet jatah. Sekalian ngambilin si aji. Udah tu balik kekamar, makan.
Seperti biasa, hari sabtu pelajaran disekolah Cuma nyampe jam 12, sisanya free, soalnya banyak yg pulang kekampung klo hri sabtu.
“lu gak pulang bre..?” aji
“gak, males gw balik..lu balik gak..?”
“gak juga. Ntar malem kekosan temen gw aja yuk..?”aji
“dimana..?”
“dibawah..”
“okslah..gw ikut..eh..tpi ntar ada ngaji lagu..”
“alah,,sesekalilah..”
“okslah..” kata gw sambil pergi keluar asrama.
Gw duduk dideket pintu asrama, ngadem sambil baca komik. Saat gw lihat keatas, ada orang yg sedang duduk diatas pohon. Gw perhatiin keknya gw kenal tu anak. Yup..dia lestari!!
“ooiiii...monyeeettt...!!!turun...!!!”gw teriakin juga tuh anak. Masa cewe naek-naek pohon. Mana sendirian lgi. Gak beres amat dah..
“ogah...wekkk..!!” wiwit
“gw panggilin somad, mampus lu...”
“biarin..panggil aja..”
“lah,,ngelunjak ni bocah” kata gw sambil pergi kekamar. Terus pake baju, ambil sendal, keluar lagi. Gw nyusul tuh monyet. Dijalan ada plastik asoy, ya udah gw ambil aja, gw isi kayu..hehe
“eh,,monyet..dibilangin turun ya turun...”
“ogah..”
“kalo lu turun, gw kasih pisang” kata gw sambil nunjukin plastik asoy. Baru juga gw ngmg, tuh anak langsung turun sambil nyengir. Gw serahin tuh asoy, langsung dibuka ma dia..
“hahahahaha....satu monyet tertipu..” kata gw sambil ngakak parah..
“ahhhhhh....!!!” dia teriak sambil nyubit tangan gw...
“aduuuhhh...ampun nyet,,ampunn...!!”teriak gw nahan sakit,,,sumpah..cubitan cewe emang luar binasah sakitnya...
“makanya gak usah iseng..”ucapnya ketus.
“lagian, cewek manjat pohon, siang-siang lagi..gak solat lu..?”
“lagi dapet..” katanya sambil duduk dibawah pohon.
“makan..?”gw
“gak nafsu..”
“pantes lu pendek,, jarang makan soalnya..hahahaha”kata gw sambil lari,,,takut kena cubitan tuh monyet..”kak bay,,,awas aja klo ketemu..”teriak monyet sambil ngelempar kayu+asoy.wkwkwk...
Assalamualaikum..
Selamat datang di coretan gw..
Ini hanyalah cerita fiksi,,bukan kenyataan..yah meskipun ada beberapa yg nyata sih..hehe
Mohon maaf jika ada kesamaan nama tokoh , tempat, dan kejadian-kejadian yg ada dicoretan ini..
Terima kasih telah mampir disini..
Selamat membaca..

TANGISAN PAHLAWAN
AWAL MULA
Malam itu, kupaksakan kaki melangkah dengan cepat,, tak perduli dengan nafas yg terengah-engah, keringat mengucur deras ditubuhku..lari..terus lari.. tak perduli semak belukar yang menghadang, aku berlari menerjang.
Sesekali menoleh kebelakang, masih terlihat kilatan cahaya mengikuti, 2,,3,,4.. 4 cahaya dari lampu senter ikut berlari mengejarku.
Duugg..!!..”sial..!” desisku pelan sambil berusaha berdiri..
Entah dimana ini, hanya ada pohon dan semak belukar. Cahaya bulan yg menerobos dahan pepohonan membantuku melihat apa yg ada didepanku, tapi aku tak melihat akar pohon yg mencuat keluar dari tanah dan menyandung kakiku..
Bruukk...!! aku tersungkur dengan muka menghantam tanah lebih dahulu. Dapat kurasakan sesuatu mengalir dikepalaku,, dengan perlahan, ku paksakan tubuhku berdiri, tapi diri ini tak sanggup lagi berdiri. Kebetulan ada pohon besar disampingku, aku bersembunyi disana. Sambil mengatur nafas, kuseka luka dikepala.
“siaall..lari kemana dia..?” ku dengar seseorang bersuara. Mereka disini, dapat kudengar suara langkah kaki dan nafas mereka yg memburu. Kurapatkan tubuhku kepohon sambil menahan nafas..”jangan lihat,,jangan lihat..” ucapku dalam hati.
“kita berpencar..!” diiringi langkah kaki ke 4 penjuru..
“selamat..” kataku dalam hati..setelah agak lama mereka pergi, aku berdiri, kemudian pergi dengan langkah kaki terseok-seok, sepertinya kakiku terkilir akibat tersandung tadi.
Sampailah aku di sebuah bangunan yg tak terurus, kaca-kaca pecah berserakan dimana-mana, rumput liar melekat erat di dinding bangunan yg sepertinya bekas kantor desa, karena ku lihat disana ada tiang bendera yg masih berdiri dengan kokoh.
Aku berjalan menyusuri pinggiran kantor, dibelakangnya ada sumur, tanpa pikir panjang, segera ku lempar ember kemudian ku tarik perlahan talinya. Ku minum air yg ada diember, kemudian ku basuh muka dan darah yg mulai mengering.
Huuu...!! Huuu..!! huuu...!!
Telingaku mendengar suara tangisan seseorang, tangisannya sendu menyayat hati, ku dengarkan lagi, sepertinya suara itu dari depan, tanpa ragu kudatangi suara itu.
Benar saja, saat kulihat didepan sana ada seseorang yg sedang menangis di dekat tiang bendera. Pakaiannya seperti wanita dengan pakaian jawa. Ia duduk ditanah sambil memegang sebuah kain.
“mbok,,mbok kenapa..?” tanyaku setelah mendekat kepadanya.
Bukannya menjawab pertanyaanku, dia malah menangis lebih keras.
“mbok,,mbok kenapa..?”tanyaku lagi, kali ini dia mengangkat kepalanya, wanita paruh baya itu perlahan mengangkat tangan sambil menunjukan kain yg dipeganngya tadi.. dapat kulihat, yg dipegang itu bukanlah kain biasa, tapi kain dengan 2 warna. Merah dan putih. Hanya saja sudah usang dengan sedikit kekuning-kuningan.
“ada apa dengan bendera ini mbok,,? Dan mbok ini siapa..?” tanyaku dengan heran
“saya,,saya sedih..dulu saya membuat bendera ini dengan tangan sendiri, saya jahit perlahan, dengan harapan bendera ini dapat menyatukan kami menghadapi penjajah..”ucapnya sambil terisak..”tapi, setelah negeri ini merdeka, kalian lupa akan pengorbanan kami..kalian seenaknya mengotori negeri ini..”teriaknya sambil kembali menangis..
“mbok,,udah mbok,,” kataku sambil mengusap punggungnya perlahan. Wanitu itu masih menangis, sambil mendekap dan mencium bendera. Kebingungan melandaku, siapa wanita ini, kenapa dia ada disini, dan tempat apa ini..? seribu pertanyaan memenuhi otakku, belum terjawab satu, datang lagi suara tangisan yg menyayat kalbu. Kulihat sekeliling, tapi tak ada siapa pun. Saat aku menoleh kesebelahku, wanita itu hilang. Bagaimana mungkin, ia tadi disini, disampingku.
Kebingunganku menjadi-jadi, apalagi saat kulihat ternyata wanita tadi telah berada di depan bangunan, kemudian ia masuk menembus gelapnya malam. ku ikuti, jujur, rasa penasaranku mengalahkan takutku. Ku langkahkan kakiku memasuki ruanganan tak berpintu, gelap, pengap, membuat nafasku sesak, tanganku meraba-raba dinding tembok.
Di sebuah ruangan, nampak cahaya yg keluar dari sana, dan disanalah asal suara yg ku dengar tadi. Setelah berada didepan pintu yg terbuka, ku lihat seseorang menangis dengan posisi duduk sambil memeluk lutut. Wanita itu berbeda dengan yg sebelumnya. Bajunya putih, seperti pakaian perawat. Rambut panjangnya terurai menyentuh lantai.
Dengan ragu,ku paksakan kaki menghampiri. Begitu sampai didepannya, ia mengangkat kepala. Aku terkejut, mundur selangkah, Pucat pasih wajahya, matanya menatap kearahku, ia menangis, tapi tak ada air mata yg keluar.
“kamu siapa...??” jawabku gemetaran.
“hiks..hiks..aku..aku..” jawabnya sambil menyeka matanya yg kering “ aku adalah perawat, dulu aku membantu tentara yg terluka dimedan perang. “ tangisnya kembali pecah. “kau,,kau telah melupakan perjuangan kami” katanya sambil menunjuk mukaku. Kebingunganku menjadi-jadi, tadi ada ibu-ibu yg menangisi bendera, sekarang ada perawat yg menangis sambil marah-marah. Sebenarnya, ada apa ini..?? kupejamkan mata ini, berharap semua ini hanya mimpi.
DOSA
Agak lama aku memejamkan mata, hanya kegelapan yg kurasakan, suara pohon yg tertiup angin, dan suara hewan malam terdengar jelas di telingaku. Tak lama, suara itu menghilang, sunyi.. kubuka mataku, tepat didepanku, dimana wanita tadi berada, telah berganti menjadi sesosok lelaki yg menakutkan. Aku terkejut dan terjatuh.
Darah menetes keluar dari lehernya, membasahi baju dan celana, mukanya koyak-koyak bak dimakan hewan buas. Telinganya hilang sebelah, matanya kosong sebelah. Dia menatapku tajam..
“kau...!! kau sampah busuk..!!” teriaknya sambil berjalan menghampiriku. Bughh..!! sebuah tendangan mendarat diperutku. “uhuk..uhuk’” aku terbatuk-batuk, rasa nyeri diperutku membuatku tak sadar meneteskan air mata.
“siapa kau..??apa salah ku..?” tanyaku sambil menahan sakit.
“kau tak perlu tau siapa aku “ jawabnya sambil menginjak-injak tubuhku dengan sepatu ala militer.
Ingin aku berontak, tapi rasa nyeri di perut dan kepalaku membuatku terkulai tak berdaya. Cukup lama aku disiksa, sampai akhirnya ia terhenti sambil tertawa. Entah apa maksutnya.
Aku bersandar didinding, menahan sakit di sekujur tubuhku.. “bunuh saja aku..” kataku disela tawanya.
“mati terlalu baik untukmu..hahahaha..” jawabnya sambil tertawa. “apa salahku,,?” jawabku sambil menatapnya dalam-dalam.
“bajingan sepertimu tak akan tau sadar dengan apa yg telah kau lakukan” jawabnya sambil menjambak rambutku “cuihh..” ludahnya mengenai luka dikepalaku, luka akibat jatuh dihutan tadi.
“ kau lihat luka ini..?” katanya sambil menunjukan luka dileher yg hampir putus “ luka ini adalah pengorbananku untuk negeri ini..” kemudian ia menunjuk matanya “lubang ini, tak berisi. Kau tau kenapa,,? Ini adalah satu tiket menuju surga,,hahaha..” aku hanya membatu, suaranya menggelegar bak halilintar.
“ aku tau siapa kau, kau hanyalah bocah kemarin sore yg berlagak menjadi penguasa. Tahukah kau..? tanpa kami, kau tak akan bisa menikmati kehidupanmu..” kini ia duduk dikursi yg sedari tadi ada di pojok ruangan, tepat didepanku.
“tak terhitung nyawa melayang demi negeri ini, tua muda, miskin kaya, pria wanita. Mereka semua mati demi kemerdekaan negeri ini. Tapi kau melupakan semua usaha kami. Kau injak-injak merah putih demi egomu sendiri”. Plakkk!! Sebuah tamparan mendarat dimukaku. Aku terkejut. Bukan karena tamparannya, melainkan kata-katanya. Bagaimana dia tau..?
sekelebat masa lalu teringat di benakku, kala itu ada konser band favoritku. Pengaruh minuman keras membuatku tak bisa menjaga emosiku, hingga akhirnya perkelahian terjadi. Ada seseorang yg membawa bendera merah putih yg diikat pada sebuah tongkat, dan tongkat itu mengenai badanku. Bendera tadi jatuh dan terinjak-injak olehku. Tapi aku tak perduli dan manghajarnya.
“kau ingat sekarang..?” tanyanya membuyarkan lamunanku. “lalu bagaimana dengan pelecehan dimakam itu. Disebuah nisan, kau menyiramkan minuman haram. Apa kau ingat itu..?”..buakk!! kali ini kakinya bersarang didadaku. “ugh..” dadaku sesak, namun sebuah gambaran kembali melintas.
Dulu, setelah pulang sekolah aku bersama beberapa teman-temanku berpesta miras di dekat kuburan. Entah karena apa, aku menyiramkan minuman itu ke nisan yg tak bernama sambil tertawa.
“apa maumu..?” kataku sambil memegang kaki mahluk itu.
“sudah kukatakan kepadamu, mati terlalu baik untukmu..” ucpanya sambil melayangkan tinju di wajahku, tak hanya itu, kursi yg didudukinya ikut menghantamku.
Darah kembali mengucur dari kepalaku, tidak hanya itu, hidung dan mulutkupun mengeluarkan cairan itu. Terkapar lemah tak berdaya, entah berapa lama ia menyiksaku. Kali ini, ia duduk di dadaku. “bagaimana jagoanku..?” ejeknya sembari menepuk pipiku.
“m..a..a..f” ucapku terbata-bata. “hahahahaha...enak sekali bicaramu..”kembali dia menghajarku.
Tangan dan kakiku telah mati rasa, wajahku berwarna merah, sama merahnya dengan lantai dan dinding tempat aku disandarkan. Dengan tenaga sisa, ku coba bicara “ma-af..a.ku..sa..lah..” ucapku sambil meneteskan air mata, bahkan air mataku berubah menjadi darah.
“kau masih muda, masih panjang perjalananmu. Seharusnya kau gunakan waktumu untuk berbuat baik. Bukan malah menyia-nyiakan masa mudamu. Apa jadinya negeri ini jika semua generasi penerus sepertimu??” ucapnya sambil memandang rendah diwajahku “ku beri kau pilihan, tebus kesalahanmu atau kau disini selamanya..”.
“be..ri..a..ku..ke..sem..patan..” suaraku pelan, tapi masih terdengar olehnya..” ikut aku..” katanya sambil mengangkat tubuhku, dapat kulihat dengan mata yg terbuka sedikit, di sana ada sebuah pintu yg mengeluarkan cahaya putih menyilaukan. kemudian dapat kurasakan tubuhku dilempar ke arah pintu. Tapi saat hampir masuk kepintu, tiba-tiba ada sesuatu yg menarikku kedepan, menjauhi cahaya itu.
“belum saaatnya..” ada seseorang disana, tapi bukan dia yg menghajarku habis-habisan, dan kemudian gelap..”mungkin inilah akhirku..” kataku sambil menutup mata.
MONYET
Seperti biasa, adzan subuh membangunkanku serta seluruh penghuni asrama. Ini adalah tahun kedua gw disini. Yup..gw sekolah di ponpes modern di suatu kota kecil di wilayah sumatera selatan. Oh ya,,nama gw bayu segara, entah mengapa ortu gw memberikan nama itu. Padahal gw lahir dan besar di pegunungan, mungkin ortu gw menyukai pantai, hehe.. Gw aslinya dari desa yg agak jauh dari sini. Desa gw berada dibawah kaki gunung. Tepatnya diperkebunan teh milik BUMN. Gw bisa disini gara-gara ortu pengen gw insaf. Padahal gw gak nakal-nakal amat sih,,Cuma minggat sama tawuran doang wktu smp. hehe
“ji,,bangun..subuh” gw bangunin sohib ane, namanya aji satria. Tapi masih aja molor nih anak.. ya udah, gw tinggal ambil wudhu. Waktu balik kekamar masih aja ngiler ni anak.
“ ji,,ustad somat ji..”
“hah..!!”ucapnya bangun sambil nyari ustad somat, salah satu ustad killer disini.
“wkwkwkwk..”gw ketawa sambil keluar kamar.
“ sial lu..” katanya setelah sadar gw kerjain..wkwkwk
Asrama gw gabung ma masjid, jadi dibelakang masjid ada kamar-kamar kecil yang dipisah ma triplek, mirip ma biling warnet. Wkwk..disini, kita sekolah seperti sekolah lain, pagi pelajaran umum, sore sampe malem pelajaran agama. Namanya juga ponpes, jdi ya banyak ngajinya.
Selain sma, disini juga ada smpnya, jadi kek sekolah satu atap. Jdi cewe cowo bisa ketemu, gak kek ponpes yg misahin cwek ma cwok. Bukan berarti ni ponpes abal-abal yak..meski siswa/i smanya dikit, tpi siswa/i smpnya banyak. Soalnya disni smp nya dah negri, bukan swasta.
Setelah sholat subuh, pengajian dimulai. Ada yg belajar kitab, ada yg hafalan surat al-quran, ada juga yg tidur lagi. Kek gw. Yg lain belajar ngaji gw balik ke kamar tidur lagi. Sama kek sohib gw aji.
Jam 6.30, gw bangun, langsung ambil anduk, mandi. Sialnya air di kamar mandi habis, terpaksa mandi disumur.
“sekalian ambilin gw ji” kata gw saat liat aji bawa piring. Disini ada dapur umum, jadi dah ada yg masak buat sluruh siswa/i. 1 hari 3x makan. Pagi, siang, malem. Jadi gak perlu repot-repot masak.
Sepertinya hari ini keberuntungan belum berpihak ma gw, tdi mau mandi aernya abis, skrg mau makan, sayurnya abis..hadehh..nasip..nasip..alhasil gw pergi kesekolah dengan perut keroncongan. Untung aja gw gk sendirian, ada sohib ane yg ikut kelaparan, siapa lagi klo bukan aji..wkwkwk
Dulu, sekolah gw ini aslinya kuburan cina. tpi kuburannya dibongkar, dipindah, dan diubah jadi ponpes. Selain masjid, ada juga bangunan kelas, asrama, dan kantor. Tapi itu ada diatas masjid. Bukan diatapnya ye,,jadi sekolah gw ni seperti bukit yg di ratakan. Tingkat pertama itu dekat jalan lintas sumatera, tingkat 2 tempat orang nongkrong, ke3 lapangan basket, ke 4 masjid, dan ke5 sekolah. Jadi kalo mau sekolah harus naik turun tangga. Lumayanlah,,olahraga..wkwkwk
Sampe dikelas blum ada guru, gw ma aji lgsg kebangku paling belakang. Biasa, biar gk ketahuan klo tidur dikelas..hehe. gak lama setelah gw duduk, bel berbunyi, waktunya belajar. Tpi gw ma aji sibuk sendiri, soalnya semalem aji dateng bawa komik baru,,yuhuuu..
Gw ma aji sehoby, sama-sama suka baca komik. Dulu gw Cuma baca buku bobo ama donald duck, semenjak kenal ma ini anak, gw jdi suka baca one piece, naruto, fairy tail, dll. Dah banyak koleksi kita ber2.
Pukul 12.00 bel berbunyi, waktunya isoma (istirahat, sholat, makan). Seluruh siswa/i langsung keluar kelas, menuju asrama/masjid. Saat mau turun, ada cewe yg lagi duduk2 di bawah pohon kertas.
“kak..”sambil nyengir
“ui”
“ada salam..”masih nyengir
“waalaikumsalam”
“beneran kak..”
“dari siapa..?”
“dari mbak ratna” ketawa ngakak
“hadeh..nih anak ngmg paan sih..”kata gw kesel , males amat siang-siang gini dengerin nama man-man gw.
“hehe..beneran lho kak..”
“bodo amat” kata gw sambil ninggalin tuh anak.
Namanya puji lestari, kelas 2 smp. Bisa dibilang dia pentolan disini. Selain rupanya, otaknya juga Pinter ngaji, nyanyi, ceramah, kaligrafi, di sekolah juga dapet juara trus. Tpi ya bodoh amat dah, amat aja gk bodoh..wkwkwk
Selesai sholat, gw langsung ngacir kedapur, ngantri nasi+sayur. Gw ambil banyak-banyak soalnya tdi pagi gak dapet jatah. Sekalian ngambilin si aji. Udah tu balik kekamar, makan.
Seperti biasa, hari sabtu pelajaran disekolah Cuma nyampe jam 12, sisanya free, soalnya banyak yg pulang kekampung klo hri sabtu.
“lu gak pulang bre..?” aji
“gak, males gw balik..lu balik gak..?”
“gak juga. Ntar malem kekosan temen gw aja yuk..?”aji
“dimana..?”
“dibawah..”
“okslah..gw ikut..eh..tpi ntar ada ngaji lagu..”
“alah,,sesekalilah..”
“okslah..” kata gw sambil pergi keluar asrama.
Gw duduk dideket pintu asrama, ngadem sambil baca komik. Saat gw lihat keatas, ada orang yg sedang duduk diatas pohon. Gw perhatiin keknya gw kenal tu anak. Yup..dia lestari!!
“ooiiii...monyeeettt...!!!turun...!!!”gw teriakin juga tuh anak. Masa cewe naek-naek pohon. Mana sendirian lgi. Gak beres amat dah..
“ogah...wekkk..!!” wiwit
“gw panggilin somad, mampus lu...”
“biarin..panggil aja..”
“lah,,ngelunjak ni bocah” kata gw sambil pergi kekamar. Terus pake baju, ambil sendal, keluar lagi. Gw nyusul tuh monyet. Dijalan ada plastik asoy, ya udah gw ambil aja, gw isi kayu..hehe
“eh,,monyet..dibilangin turun ya turun...”
“ogah..”
“kalo lu turun, gw kasih pisang” kata gw sambil nunjukin plastik asoy. Baru juga gw ngmg, tuh anak langsung turun sambil nyengir. Gw serahin tuh asoy, langsung dibuka ma dia..
“hahahahaha....satu monyet tertipu..” kata gw sambil ngakak parah..
“ahhhhhh....!!!” dia teriak sambil nyubit tangan gw...
“aduuuhhh...ampun nyet,,ampunn...!!”teriak gw nahan sakit,,,sumpah..cubitan cewe emang luar binasah sakitnya...
“makanya gak usah iseng..”ucapnya ketus.
“lagian, cewek manjat pohon, siang-siang lagi..gak solat lu..?”
“lagi dapet..” katanya sambil duduk dibawah pohon.
“makan..?”gw
“gak nafsu..”
“pantes lu pendek,, jarang makan soalnya..hahahaha”kata gw sambil lari,,,takut kena cubitan tuh monyet..”kak bay,,,awas aja klo ketemu..”teriak monyet sambil ngelempar kayu+asoy.wkwkwk...
Diubah oleh odhonk91 28-01-2021 14:11






bukhorigan dan 2 lainnya memberi reputasi
3
1.1K
27


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan