- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Morris Worm, Serangan Siber Pertama di Dunia


TS
serbaserbi.com
Morris Worm, Serangan Siber Pertama di Dunia

HAI AGAN DAN SISTA!

Semakin ke sini, serangan siber atau serangan di dunia maya semakin canggih. Hal ini membuat Departemen Keamanan bersama penyalur telekomunikasi harus bekerja lebih keras. Mereka terus mengembangkan perangkat keamanan internet, guna melindungi sistem daring, terutama situs-situs penting agar tak dimasuki oleh para peretas.
Bicara tentang kejahatan siber, tahukah Gansis siapa pelaku kejahatan siber pertama di dunia? Kapan serangan siber pertama itu terjadi? Syukurlah bagi yang sudah tahu. Bagi yang tidak tahu, kalian harus baca threadane sampai habis. Pasalnya, kali ini ane akan membahas tentang serangan siber pertama di dunia.
Kajja!

Pukul 08:30 waktu Amerika Serikat, pada 2 November 1988, sebuah serangan telah memperlambat kerja jaringan internet di komputer dengan sistem operasi Unix. Sebuah worm berbahaya telah diluncurkan di internet, dan teridentifikasi berasal dari komputer Institut Teknologi Massachustts (MIT). Mahasiswa Universitas California, yang komputernya terinfeksi worm ini--melapor pada pihak berwajib dengan kalimat, "We are currently under attack." Kami sedang diserang sekarang.
Situasi berubah kacau seketika. Departemen Keamanan AS dan pihak telekomunikasi langsung bertindak, berusaha menghentikan worm yang menyebar liar dan tak terkendali tersebut. Keadaan semakin buruk, ketika 6000 komputer yang tersambung ke internet dilaporkan telah terinfeksi worm misterius itu. Di antaranya ialah komputer di universitas bergengsi: Harvard, Pricenton, Stanford, Johns Hopkins, serta komputer di NASA dan Lawrence Livermore National Laboratory.

Kacau! Aktivitas internet terhambat. Memang worm ini tidak merusak file-file di komputer. Namun, jaringan yang merangkak lambat telah menimbulkan kerugian besar mencapai sepuluh juta dollar. Email pun tidak dapat dikirim hingga berhari-hari. Karenanya, beberapa komunitas memutuskan untuk melepas komputer mereka dari jaringan internet hingga berminggu-minggu lamanya. Ada pula yang menghapus sistem online mereka karena keamanan internet yang sedang terganggu.
Butuh 72 jam lamanya untuk mengidentifikasi jenis worm ini. Namun, tetap saja penyebarannya belum bisa dikendalikan. Sampai-sampai FBI pun ikut turun tangan, memecahkan; cara menghentikan penyebaran worm dan mencari penyebar worm yang menyebabkan segala kekacauan itu.
Tak lama setelah kekacauan, sebuah pesan tak bertuan muncul di internet. Pesan itu berisi permintaan maaf atas segala kekacauan yang terjadi, karena dirinya (si pengirim pesan) yang menjadi dalangnya. Ia juga melampirkan cara menghentikan worm tersebut. Sayangnya, karena masalah jaringan, hanya sedikit orang yang membaca pesan itu sehingga berita tersebut tidak ter-publish.
Berikutnya, panggilan anonim terhubung ke redaksi The New York Times. Si penelepon menjelaskan bahwa temannyalah yang menciptakan worm di internet. Ia bercerita bahwa temannya sedang melakukan eksperimen teknologi. Akan tetapi eksperimennya gagal sehingga menimbulkan worm yang menyebar liar. Ia juga menjabarkan, bahwa temannya meminta si penelepon untuk menulis pesan di internet. Sayangnya hanya sedikit orang yang membaca pesan tersebut. Hingga akhirnya ia berinisiatif untuk menghubungi pihak The Times.

Hal itu tentu saja mengejutkan pihak The Times. Mengingat FBI belum berhasil menemukan dalang dari worm perusuh tersebut. Akhirnya, berdasarkan informasi si penelepon tersebut, The Times merilis berita bahwa dalang dari kerusuhan internet itu ialah Robert Tappan Morris (23), mahasiswa pascasarjana di Cornell University. Berita ini langsung direspon cepat oleh FBI. Mereka menahan Morris dan rekan-rekannya--termasuk si penelepon--untuk diinterogasi.
Diketahui bahwa Morris adalah putra dari seorang kriptografer di National Security Agency (NSA). Morris adalah ilmuwan komputer yang menyelesaikan gelar sarjana di Harvard University pada Juni 1988. Agustus 1988, ia mendaftar di Cornell University untuk melanjutkan pendidikan pascasarjana. Saat itulah ia berniat untuk melakukan eksperimen. Morris ingin mengembangkan program yang dapat menyebar secara perlahan dan tersembunyi. Untuk menutupi jejaknya, Morris merilis eksperimennya dengan meretas komputer MIT. Sehingga bila terjadi kesalahan, maka yang teridentifikasi sebagai pelaku ialah mahasiswa MIT, bukan dirinya.
Dari proses interogasi bersama FBI, dan setelah melihat berkas-berkas komputernya, Morris pun ditetapkan sebagai tersangka. Tahun 1989, pengadilan menyatakan Morris bersalah. Ia telah melanggar undang-undang Computer Fraud and Abuse Act, yang baru disahkan pada 1986. Dalam undang-undang tersebut ditegaskan bahwa dilarang untuk mengakses situs yang dilindungi secara ilegal. Ya, seperti yang Morris lakukan itu, meretas komputer MIT untuk eksperimennya.
Hari itu, Morris secara resmi ditetapkan sebagai pelanggar pertama dari undang-undang tersebut. Worm yang Morris ciptakan dinamai dengan Morris Worm, menjadi worm pertama yang menyerang sistem internet. Karena kecerobohannya, Morris harus menjalani hidup dalam pengawasan dan melaksanakan pelayanan masyarakat selama 400 jam.

Kasus Morris telah menimbulkan dua dampak. Pertama, sadarnya Departemen Keamanan AS akan bahayanya serangan siber. Mereka juga menyadari betapa lemahnya sistem keamanan internet AS saat itu, sehingga hal ini berbahaya untuk keamanan dokumen negara. Untuk itu, beberapa hari setelah Morris divonis, Dephan AS langsung membentuk tim tanggap darurat komputer, kemudian merancang perangkat lunak untuk mendeteksi gangguan atau virus yang muncul di komputer/internet.
Kedua, Morris telah memotivasi peretas lain untuk melakukan serangan siber yang lebih gila. Mereka mempelajari program buatan Morris dan menyempurnakannya, lantas digunakan untuk kegiatan yang merugikan. Sejak saat itu, perang siber terus berkobar. Perentas kian cerdas. Namun, pihak keamanan tak mau kalah. Mereka terus mengupgrade sistem keamanan daring, ya, walaupun kadang mereka kecolongan, alias gerbang keamanan itu masih bisa dibobol.
***
Nah, itulah thread ane kali ini, Gansis. Semoga menambah wawasan.
Xoxo
Sekian



A thread by: serbaserbi.com
Gambar: Google image
Sumber: klik, klik
Follow my ig: klik

Gomawoyo

Semakin ke sini, serangan siber atau serangan di dunia maya semakin canggih. Hal ini membuat Departemen Keamanan bersama penyalur telekomunikasi harus bekerja lebih keras. Mereka terus mengembangkan perangkat keamanan internet, guna melindungi sistem daring, terutama situs-situs penting agar tak dimasuki oleh para peretas.
Bicara tentang kejahatan siber, tahukah Gansis siapa pelaku kejahatan siber pertama di dunia? Kapan serangan siber pertama itu terjadi? Syukurlah bagi yang sudah tahu. Bagi yang tidak tahu, kalian harus baca threadane sampai habis. Pasalnya, kali ini ane akan membahas tentang serangan siber pertama di dunia.
Kajja!

Pukul 08:30 waktu Amerika Serikat, pada 2 November 1988, sebuah serangan telah memperlambat kerja jaringan internet di komputer dengan sistem operasi Unix. Sebuah worm berbahaya telah diluncurkan di internet, dan teridentifikasi berasal dari komputer Institut Teknologi Massachustts (MIT). Mahasiswa Universitas California, yang komputernya terinfeksi worm ini--melapor pada pihak berwajib dengan kalimat, "We are currently under attack." Kami sedang diserang sekarang.
Situasi berubah kacau seketika. Departemen Keamanan AS dan pihak telekomunikasi langsung bertindak, berusaha menghentikan worm yang menyebar liar dan tak terkendali tersebut. Keadaan semakin buruk, ketika 6000 komputer yang tersambung ke internet dilaporkan telah terinfeksi worm misterius itu. Di antaranya ialah komputer di universitas bergengsi: Harvard, Pricenton, Stanford, Johns Hopkins, serta komputer di NASA dan Lawrence Livermore National Laboratory.

Kacau! Aktivitas internet terhambat. Memang worm ini tidak merusak file-file di komputer. Namun, jaringan yang merangkak lambat telah menimbulkan kerugian besar mencapai sepuluh juta dollar. Email pun tidak dapat dikirim hingga berhari-hari. Karenanya, beberapa komunitas memutuskan untuk melepas komputer mereka dari jaringan internet hingga berminggu-minggu lamanya. Ada pula yang menghapus sistem online mereka karena keamanan internet yang sedang terganggu.
Butuh 72 jam lamanya untuk mengidentifikasi jenis worm ini. Namun, tetap saja penyebarannya belum bisa dikendalikan. Sampai-sampai FBI pun ikut turun tangan, memecahkan; cara menghentikan penyebaran worm dan mencari penyebar worm yang menyebabkan segala kekacauan itu.
Tak lama setelah kekacauan, sebuah pesan tak bertuan muncul di internet. Pesan itu berisi permintaan maaf atas segala kekacauan yang terjadi, karena dirinya (si pengirim pesan) yang menjadi dalangnya. Ia juga melampirkan cara menghentikan worm tersebut. Sayangnya, karena masalah jaringan, hanya sedikit orang yang membaca pesan itu sehingga berita tersebut tidak ter-publish.
Berikutnya, panggilan anonim terhubung ke redaksi The New York Times. Si penelepon menjelaskan bahwa temannyalah yang menciptakan worm di internet. Ia bercerita bahwa temannya sedang melakukan eksperimen teknologi. Akan tetapi eksperimennya gagal sehingga menimbulkan worm yang menyebar liar. Ia juga menjabarkan, bahwa temannya meminta si penelepon untuk menulis pesan di internet. Sayangnya hanya sedikit orang yang membaca pesan tersebut. Hingga akhirnya ia berinisiatif untuk menghubungi pihak The Times.

Hal itu tentu saja mengejutkan pihak The Times. Mengingat FBI belum berhasil menemukan dalang dari worm perusuh tersebut. Akhirnya, berdasarkan informasi si penelepon tersebut, The Times merilis berita bahwa dalang dari kerusuhan internet itu ialah Robert Tappan Morris (23), mahasiswa pascasarjana di Cornell University. Berita ini langsung direspon cepat oleh FBI. Mereka menahan Morris dan rekan-rekannya--termasuk si penelepon--untuk diinterogasi.
Diketahui bahwa Morris adalah putra dari seorang kriptografer di National Security Agency (NSA). Morris adalah ilmuwan komputer yang menyelesaikan gelar sarjana di Harvard University pada Juni 1988. Agustus 1988, ia mendaftar di Cornell University untuk melanjutkan pendidikan pascasarjana. Saat itulah ia berniat untuk melakukan eksperimen. Morris ingin mengembangkan program yang dapat menyebar secara perlahan dan tersembunyi. Untuk menutupi jejaknya, Morris merilis eksperimennya dengan meretas komputer MIT. Sehingga bila terjadi kesalahan, maka yang teridentifikasi sebagai pelaku ialah mahasiswa MIT, bukan dirinya.
Dari proses interogasi bersama FBI, dan setelah melihat berkas-berkas komputernya, Morris pun ditetapkan sebagai tersangka. Tahun 1989, pengadilan menyatakan Morris bersalah. Ia telah melanggar undang-undang Computer Fraud and Abuse Act, yang baru disahkan pada 1986. Dalam undang-undang tersebut ditegaskan bahwa dilarang untuk mengakses situs yang dilindungi secara ilegal. Ya, seperti yang Morris lakukan itu, meretas komputer MIT untuk eksperimennya.
Hari itu, Morris secara resmi ditetapkan sebagai pelanggar pertama dari undang-undang tersebut. Worm yang Morris ciptakan dinamai dengan Morris Worm, menjadi worm pertama yang menyerang sistem internet. Karena kecerobohannya, Morris harus menjalani hidup dalam pengawasan dan melaksanakan pelayanan masyarakat selama 400 jam.

Kasus Morris telah menimbulkan dua dampak. Pertama, sadarnya Departemen Keamanan AS akan bahayanya serangan siber. Mereka juga menyadari betapa lemahnya sistem keamanan internet AS saat itu, sehingga hal ini berbahaya untuk keamanan dokumen negara. Untuk itu, beberapa hari setelah Morris divonis, Dephan AS langsung membentuk tim tanggap darurat komputer, kemudian merancang perangkat lunak untuk mendeteksi gangguan atau virus yang muncul di komputer/internet.
Kedua, Morris telah memotivasi peretas lain untuk melakukan serangan siber yang lebih gila. Mereka mempelajari program buatan Morris dan menyempurnakannya, lantas digunakan untuk kegiatan yang merugikan. Sejak saat itu, perang siber terus berkobar. Perentas kian cerdas. Namun, pihak keamanan tak mau kalah. Mereka terus mengupgrade sistem keamanan daring, ya, walaupun kadang mereka kecolongan, alias gerbang keamanan itu masih bisa dibobol.
***
Nah, itulah thread ane kali ini, Gansis. Semoga menambah wawasan.
Xoxo
Sekian



A thread by: serbaserbi.com
Gambar: Google image
Sumber: klik, klik
Follow my ig: klik

Gomawoyo
Diubah oleh serbaserbi.com 06-01-2021 13:48
0
859
13


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan