Remaja. Satu kata berjuta keruwetan. Satu langkah lebih dekat dengan kata dewasa. Sebuah jalan yang tak mungkin mudah untuk dianggap biasa saja. Berliku, tajam, banyak tikungan, belum lagi dipepet lampu merah padahal lagi diburu waktu.

Kata orang, umur itu hanya angka. Dewasa itu sikap, sedang usia hanya deretan angka. Dulu waktu kecil, pengen banget cepet dewasa. Sekarang lagi di fase menuju dewasa, rasanya pengen udahan aja. Sepasrah itu, Yaa Alloh .

Banyak yang datang dan pergi sesuka hati. Banyak suka duka yang tak disangka-sangka. Ada yang datang memberi harap, lalu menghilang seolah tak pernah hadap.

Aku pernah membukakan pintu untuk seseorang, yang tanpa mengetuk lalu kusilakan masuk. Aku pernah menyuguhkan hati untuk seseorang yang ternyata hanya mampir untuk sekadar ngopi. Aku pernah membuatnya menunggu begitu lama, namun akhirnya aku tak bersamanya. Aku pernah membuat seseorang itu kecewa.

Kini ia bersama seseorang yang ia ingini sejak lama. Dan aku? Kau pasti tahu, aku masih dengan perasaan yang sama sejak kali jumpa. Kau tahu lagu yabg berjudul Kala Cinta Menggoda? Kurang lebih itu sedikit gambaran rasaku untuknya, yaa meskipun tak sesederhana itu. Rasaku jauh lebih dari apa-apa yang ada di dunia.

Dia seseorang yang mengajariku banyak hal. Mulai dari menatap, berbicara, mendengarkan, sampai melepas apa-apa yang tak pernah dimiliki. Mengakhiri apa-apa yang tidak pernah dimulai. Aku dipaksa belajar ikhlas, untuk melepas apa yang kuyakini kebenarannya: perasaan.

Meski (mungkin) tak pernah ada aku di hatimu, di hatiku selalu ada kamu. Meski tak pernah kaulangitkan namaku di sepertiga malammu, bersua hangat dengan semoga yang kaurapal di dalam sujudmu, selalu ada semoga yang kubisikkan di sajadahku bersama linangan air mata saat kubersimpuh di hadapan-Nya.

Kau tak ada matinya di hatiku :*

#16