- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
CHAPTER III - MENDEKAT


TS
iu.eiendiai
CHAPTER III - MENDEKAT
Sebelumnya --->>> CHAPTER II - MASA YANG LALU
Saga yang tertegun karena memandang wajah Ara teringat pernah dipinjamkan jaket olehnya
Saga mengulurkan tangannya kepada Ara untuk bersalaman, Ara menyambut tangan Saga, namun ... “Hah, apaan ... tunggu dulu, ngiringin apaan ???” bantah Ara sedikit meninggi sambil melepaskan genggaman tangannya.
“Hah !” Saga yang sedikit terkejut
“Hah ! gimana ?“ sambung Oris
“iis ... apaan dah” Ara yang masih belum menerima permintaan Oris
“Ya jadi gini Ra, besok lu ga sendiri dipanggung, ada Saga yang nemenin lu, ngiringin lu nyanyi. Ya Ga ?” jelas Oris
“Tapikan gue ...”
Oris memotong perkataan Ara, “Iya, lu besok bawa dua lagu, yang kemaren lu kasih ke gue itu kertasnya, nah lu maen keyboard diiringin Saga maen gitar, keyboardnya udah gue booking, sekarang ada diruang osis. Jadi lu nanti jam istirahat sama Saga udah bisa latihan,” Oris langsung menjelaskan kepada Ara. “Maap ya ni gue ngejelasinnya disini. Tadinya gue mau kita meeting, tapi terlanjur ketemu disini, sekalian aja ya, hehehe ...” lanjut Oris.
Ara hanya terdiam mendengar penjelasan Oris dan setelahnya berjalan menuju kelas, dan masih membawa perasaan ragu.
Teeeeeetttttttttt ...bel berbunyi pukul 09.30 waktunya para siswa menjeda waktu belajar mereka untuk bisa beristirahat sejenak, dan mereka segera membubarkan diri keluar kelas masing-masing. Begitupun Ara, namun didepan pintu kelasnya sudah ada sesosok siswa yang menggunakan jaket dan bertopi orange yang menyandarkan tubunya dirailing selasar sambil ia memainkan hadphonenya.
Ketika Ara berjalan keluar kelas, dan siswa tersebut membalikkan badannya. “Ra ...” sapanya sambil tersenyum hangat. Sebagian teman-teman Ara yang melihatnya, mulai menggoda Ara.
“Ooh iya Kak” ucap Ara
“Cieeeee Ara ...” sorak beberapa siswi dikelas Ara
Ara yang tidak pernah mengalami kejadian seperti itu, wajahnya langsung berubah merah karena malu. Namun Saga yang sepertinya membaca gelagat kurang nyamannya Ara, segera mengalihakan perhatian teman-teman Ara “Hallo semua ...” sapa Saga kepada mereka.
“Hai Kak ...” para siswi yang menyukai visual Saga menjadi salah tingkah sambil menjawab secara bersamaan.
“Pada mau kekantin ya ?” ucap Saga lagi
“Iyah, duluan ya Ka, Ra” ucap beberapa teman Ara ketika meninggalkan mereka berdua.
Ara yang tanpa kata hanya melambaikan tangan dan tersenyum kepada teman-temannya yang telah berjalan lebih dulu.
“Sekarang ... ?” tanya Saga pelan kepada Ara.
“Hah !, Ooh ... i ... iya Kak” jawab Ara yang terbata.
“Yuk” ajak Saga
“Kemana ?” tanya Ara
“Hahaha ...,” tiba-tiba Saga tertawa “kamu lucu” tangan Saga sambil mencubit pipi Ara.
“Hah, Ooh iya ya, latihan sekarang ya Kak ...” yang akhirnya Ara tersadar dari gugupnya dan menjawab sendiri pertanyaannya sambil menahan malu Duh kenapa gue jadi gini batin Ara
Saga yang melihat tingkah laku polos Ara masih tersenyum sambil menatapnya dalam, kayaknya Ara ga inget pernah minjemin gue jaket ucap Saga dalam hati.
“Tapi kita makan dulu ya ...” usul Saga
“Oo ...” suara Ara yang tertahan
“Laper, saya tadi belum sarapan soalnya” Saga sambil memegang perutnya
“Oow ... berarti Aku tunggu di ruang osis ya Kak ?”
“Eemmm ... kamu ga makan ... ?”
“Ee ... itu Aku masih kenyang Kak”
“Ooh ... yaudah. Saya kekantin dulu ya.” Saga mulai mengambil langkah menuju kantin “Yuk bareng kebawahnya” tambahnya.
Saga yang berniat diawal naik kelantai dua untuk menjemput Ara makan kekantin akhirnya hanya sendiri.
Tik...tok...tik...tok...suara detik jam yang terpasang didinding menunjukkan pukul 09.35 WIB mengisi kekosongan diruang osis bersama alunan musik yang keluar dari keyboard yang Ara mainkan. 15 menit setelahnya Ceklek ...Pintu ruang terbuka, dan tampak disana Saga memasuki ruang osis, Ara yang melihat Saga segera menghentikan permainan keyboardnya.
“Ini minum dulu” Saga mendekati Ara dan menyerahkan botol berisi air mineral.
“Oo’ makasih Kak”
Saga segera mengambil kursi dan memposisikan dirinya duduk disamping Ara, “Kita mulai dari mana ?” ucap Saga
“Kalo menurut daftar Oris, dari lagu ini dulu Kak”
“Ooh Ook, kita pake konsep ya ...”
“Eemmm ... maksudnya ?”
“Jadi nanti kita masuk panggung kamu dulu, trus baru saya”
“Eemmm ... tapi Kak ...” Ara yang mulai terlihat gusar
“Hem ...?,” suara Saga yang sambil menunggu kelanjutan kalimat Ara. Namun Ara terdiam untuk beberapa detik. “Ooh yaudah kita latihan nyanyi dulu aja ya, yang lain-lainnya nanti nyusul ...” lanjut Saga dengan suara hati-hatinya.
Tidak terasa ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 10.00. Bel berbunyi, saatnya masuk untuk memulai pelajaran kembali. “Cukup segini dulu, nanti pulang sekolah kita lanjut lagi ya ...” ucap Saga.
“Ah iya, Aku duluan ya Kak” Beranjak Ara dari depan keyboard dan bersama-sama Saga keluar dari ruang osis. Namun saat Ara berjalan menuju kelasnya, Saga masih berdiri didepan pintu ruang osis sambil memperhatikan langkah Ara yang telah lebih dulu meninggalkannya.
Berbeda dengan Ara, Saga yang tidak berniat untuk mengikuti pelajaran kembali, akhirnya memutuskan untuk pergi ke kantin sekolah. Namun disana terlihat Oris dan beberapa anggota osis lainnya sedang berkumpul.
“Ngapain pada disini ?” sapa Saga kekerumunan osis, sambil mengambil duduk diseberang meja yang di duduki Oris dan kawan-kawan. “Bu Inem kopi satu ya ...” Saga memesan minuman
“Ooh Bang, lu udahan latihanya ?”
Saga hanya menaikkan alisnya untuk menjawab pertanyaan Oris “Ga masuk kelas Bang ?” tanya Oris kembali.
“Hhhmmmm ...” sahut Saga cuek
“Hallo Ga ...” sapa seorang siswi yang mendekati tempat duduk Saga, dan berharap mendapat perhatiannya. “Kok ga masuk kelas ?” sambungnya, namun itu justru merusak suasana hati Saga
Saga paling benci kalau ada seseorang yang mengganggu ketenanganya, “Elu yang kenapa ga masuk kelas, bukannya pada belajar. Alesan aja lu pada ngurus osis !” balas Saga. “Mau pada bubar ga, apa gue laporin BK ?” Berharap mendapat ketenangan di kantin pada jam pelajaran, namun ada kelompok osis yang sedang berdiskusi. Dan sifat arogannyapun muncul untuk mengusir mereka.
“Yaelah Ga, tadikan ruangan osis lu pake, masa kita ga boleh disini” ucap salah seorang siswa.
“Heh, beda ... sekarang udah jam pelajaran woy !” bantah Saga.
Oris memberikan kode kepada teman-temannya untuk meninggalkan kantin, dan mereka segera beranjak pergi meninggalkan kantin yang dijadikan tempat diskusi itu.
“Ris” teriak Saga kepada Oris yang sudah berjalan keluar kantin, Oris yang mendengar namanya dipanggil menghentikan langkahnya. “Ntar kalo balik, bawain tas gua ya” sambung Saga.
Saat pukul 12 siang setelah jam pelajaran usai, namun suasana terasa gelap karena mendung. Saga yang telah berdiri didepan kelas Ara menunggu Ara keluar untuk keruang osis latihan kembali. “Ara” sapa Saga setelah melihat Ara keluar kelas sambil tersenyum hangat.
“Oowww ... Araaaa ...” seru teman-teman Ara
Ara hanya senyum melihat tikah teman-temannya seperti itu. Sambil mendekati Saga dan bejalan menuju ruang osis untuk latihan bersama.
Setibanya diruang osis dan menaruh tas diloker. “Mau makan dulu ga Ra ?” tanya Saga. Ruang osis dengan kantin yang hanya berjarak 50 meter, membuat Saga ingin mencari cemilan.
Karena Ara tidak punya alasan lain, Ara mengiyakan ajakan Saga “Eemmm iya Kak, tapi aku mau sholat dulu ya” Ara yang dilatih dan dididik dalam lingkungan religi, selalu berusaha mendahulukan kewajibannya sebagai seorang muslim.
Ara dan Saga berjalan menuju mushollah sekolah, saat mereka hampir sampai dimushollah tiba-tiba butiran-butiran air mulai turun dari awan yang mendung dan membasahi segala apa yang tidak terhalang. Agar tidak basah mereka segera berlari memasuki mushollah.
Selesai menunaikan sholat Zuhur, Saga menghampiri Ara yang telah selesai lebih dulu dan sedang duduk diserambi mushollah menunggu hujan berhenti, namun ternyata semakin deras. “Ayo ...,” ajak Saga sambil membuka jaket yang ia kenakan sebagai lapisan luar seragam putihnya. “Payungannya pake jaket ya” sambungnya
“Eemmm ...,” Ara agak ragu “Nanti jaketnya basah” terang keraguan Ara. Namun Saga langsung meraih tangan Ara dan mengajaknya yang kemudian dengan jaket yang dipegang erat Saga dan menutupi bagian kepala mereka sambil menyusuri jalan yang masih dibasahi hujan
“Ga papa ... kamu pasti ga inget kan ?” ucap Saga sambil mereka berlari kecil
“Apa Kak ?” jawab Ara polos.
Saga tidak menjawab pertanyaan Ara dan hanya tersenyum. Ara yang tidak mendengar jawaban atas pertanyaannya menoleh kearah Saga, namun hanya menemukan senyuman di wajahnya. Manisbatin Ara, dan jantung Ara mulai berdegup tidak beraturan. Aduh gue kenapa sih ujarnya dalam hati.
Sesampainya dikantin dan memesan makanan, mereka menikmati bakso dengan kuah mengebul dibawah atap kantin yang dipenuhi suara rintikan air hujan dan hembusan udara yang dingin. Selama itu suasana canggung menyelimuti mereka berdua, namun sesekali Saga bercerita, tapi karena Ara malu, ia hanya merespon ucapan Saga seperlunya dan tetap memperhatikan mangkok yang berada didepannya sambil menyantapnya dengan penuh konsetrasi. Setelah mereka telah menghabiskan makanannya, kemudian dilanjutkan latihan diruang osis.
Pukul 15.00 WIB mereka menyudahi latihan untuk hari ini, masih ada sisa satu hari untuk mereka mematangkan yang akan ditampikan pada hari H.
“Ra” sapa Oris memasuki ruang osis
“Lu belom balik” ucap Saga ke Oris
“Nih baru mo balik, yuk ah,” ajak Oris “Sinih, lumayankan tas sampe depan gang” lanjutnya. Oris berniat membawakan tas Ara sahabatnya itu, yang terlihat lelah.
“Eh, ga papa ga usah” jawab singkat Ara
Oris langsung menarik dan membawa tas Ara sambil mereka berjalan meninggalkan gedung sekolah. Saga yang berada didekat mereka memperhatikan diam-diam.
Setiba didekat pangkalan Ojek ... “Ga, woyy !!!” teriak salah seorang berbadan tinggi besar dan tubuh yang dipenuhi tato memanggil Saga. Saga seketika berhenti, salah seorangnya memberi isyarat untuk Saga mendekat kepadanya.
sampai jumpa di CHAPTER IV - MENGAMATI insyaAllah ...
Saga yang tertegun karena memandang wajah Ara teringat pernah dipinjamkan jaket olehnya
“Eh !!!” Suara Oris membuyarkan pandangan Saga. “Ooh iya, kenalin nih Bang, temen gue yang besok bakalan lu iringin” tambah Oris
Saga mengulurkan tangannya kepada Ara untuk bersalaman, Ara menyambut tangan Saga, namun ... “Hah, apaan ... tunggu dulu, ngiringin apaan ???” bantah Ara sedikit meninggi sambil melepaskan genggaman tangannya.
“Hah !” Saga yang sedikit terkejut
“Hah ! gimana ?“ sambung Oris
“iis ... apaan dah” Ara yang masih belum menerima permintaan Oris
“Ya jadi gini Ra, besok lu ga sendiri dipanggung, ada Saga yang nemenin lu, ngiringin lu nyanyi. Ya Ga ?” jelas Oris
“Tapikan gue ...”
Oris memotong perkataan Ara, “Iya, lu besok bawa dua lagu, yang kemaren lu kasih ke gue itu kertasnya, nah lu maen keyboard diiringin Saga maen gitar, keyboardnya udah gue booking, sekarang ada diruang osis. Jadi lu nanti jam istirahat sama Saga udah bisa latihan,” Oris langsung menjelaskan kepada Ara. “Maap ya ni gue ngejelasinnya disini. Tadinya gue mau kita meeting, tapi terlanjur ketemu disini, sekalian aja ya, hehehe ...” lanjut Oris.
Ara hanya terdiam mendengar penjelasan Oris dan setelahnya berjalan menuju kelas, dan masih membawa perasaan ragu.
---
Teeeeeetttttttttt ...bel berbunyi pukul 09.30 waktunya para siswa menjeda waktu belajar mereka untuk bisa beristirahat sejenak, dan mereka segera membubarkan diri keluar kelas masing-masing. Begitupun Ara, namun didepan pintu kelasnya sudah ada sesosok siswa yang menggunakan jaket dan bertopi orange yang menyandarkan tubunya dirailing selasar sambil ia memainkan hadphonenya.
Ketika Ara berjalan keluar kelas, dan siswa tersebut membalikkan badannya. “Ra ...” sapanya sambil tersenyum hangat. Sebagian teman-teman Ara yang melihatnya, mulai menggoda Ara.
“Ooh iya Kak” ucap Ara
“Cieeeee Ara ...” sorak beberapa siswi dikelas Ara
Ara yang tidak pernah mengalami kejadian seperti itu, wajahnya langsung berubah merah karena malu. Namun Saga yang sepertinya membaca gelagat kurang nyamannya Ara, segera mengalihakan perhatian teman-teman Ara “Hallo semua ...” sapa Saga kepada mereka.
“Hai Kak ...” para siswi yang menyukai visual Saga menjadi salah tingkah sambil menjawab secara bersamaan.
“Pada mau kekantin ya ?” ucap Saga lagi
“Iyah, duluan ya Ka, Ra” ucap beberapa teman Ara ketika meninggalkan mereka berdua.
Ara yang tanpa kata hanya melambaikan tangan dan tersenyum kepada teman-temannya yang telah berjalan lebih dulu.
“Sekarang ... ?” tanya Saga pelan kepada Ara.
“Hah !, Ooh ... i ... iya Kak” jawab Ara yang terbata.
“Yuk” ajak Saga
“Kemana ?” tanya Ara
“Hahaha ...,” tiba-tiba Saga tertawa “kamu lucu” tangan Saga sambil mencubit pipi Ara.
“Hah, Ooh iya ya, latihan sekarang ya Kak ...” yang akhirnya Ara tersadar dari gugupnya dan menjawab sendiri pertanyaannya sambil menahan malu Duh kenapa gue jadi gini batin Ara
Saga yang melihat tingkah laku polos Ara masih tersenyum sambil menatapnya dalam, kayaknya Ara ga inget pernah minjemin gue jaket ucap Saga dalam hati.
“Tapi kita makan dulu ya ...” usul Saga
“Oo ...” suara Ara yang tertahan
“Laper, saya tadi belum sarapan soalnya” Saga sambil memegang perutnya
“Oow ... berarti Aku tunggu di ruang osis ya Kak ?”
“Eemmm ... kamu ga makan ... ?”
“Ee ... itu Aku masih kenyang Kak”
“Ooh ... yaudah. Saya kekantin dulu ya.” Saga mulai mengambil langkah menuju kantin “Yuk bareng kebawahnya” tambahnya.
Saga yang berniat diawal naik kelantai dua untuk menjemput Ara makan kekantin akhirnya hanya sendiri.
-----
Tik...tok...tik...tok...suara detik jam yang terpasang didinding menunjukkan pukul 09.35 WIB mengisi kekosongan diruang osis bersama alunan musik yang keluar dari keyboard yang Ara mainkan. 15 menit setelahnya Ceklek ...Pintu ruang terbuka, dan tampak disana Saga memasuki ruang osis, Ara yang melihat Saga segera menghentikan permainan keyboardnya.
“Ini minum dulu” Saga mendekati Ara dan menyerahkan botol berisi air mineral.
“Oo’ makasih Kak”
Saga segera mengambil kursi dan memposisikan dirinya duduk disamping Ara, “Kita mulai dari mana ?” ucap Saga
“Kalo menurut daftar Oris, dari lagu ini dulu Kak”
“Ooh Ook, kita pake konsep ya ...”
“Eemmm ... maksudnya ?”
“Jadi nanti kita masuk panggung kamu dulu, trus baru saya”
“Eemmm ... tapi Kak ...” Ara yang mulai terlihat gusar
“Hem ...?,” suara Saga yang sambil menunggu kelanjutan kalimat Ara. Namun Ara terdiam untuk beberapa detik. “Ooh yaudah kita latihan nyanyi dulu aja ya, yang lain-lainnya nanti nyusul ...” lanjut Saga dengan suara hati-hatinya.
Tidak terasa ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 10.00. Bel berbunyi, saatnya masuk untuk memulai pelajaran kembali. “Cukup segini dulu, nanti pulang sekolah kita lanjut lagi ya ...” ucap Saga.
“Ah iya, Aku duluan ya Kak” Beranjak Ara dari depan keyboard dan bersama-sama Saga keluar dari ruang osis. Namun saat Ara berjalan menuju kelasnya, Saga masih berdiri didepan pintu ruang osis sambil memperhatikan langkah Ara yang telah lebih dulu meninggalkannya.
Berbeda dengan Ara, Saga yang tidak berniat untuk mengikuti pelajaran kembali, akhirnya memutuskan untuk pergi ke kantin sekolah. Namun disana terlihat Oris dan beberapa anggota osis lainnya sedang berkumpul.
“Ngapain pada disini ?” sapa Saga kekerumunan osis, sambil mengambil duduk diseberang meja yang di duduki Oris dan kawan-kawan. “Bu Inem kopi satu ya ...” Saga memesan minuman
“Ooh Bang, lu udahan latihanya ?”
Saga hanya menaikkan alisnya untuk menjawab pertanyaan Oris “Ga masuk kelas Bang ?” tanya Oris kembali.
“Hhhmmmm ...” sahut Saga cuek
“Hallo Ga ...” sapa seorang siswi yang mendekati tempat duduk Saga, dan berharap mendapat perhatiannya. “Kok ga masuk kelas ?” sambungnya, namun itu justru merusak suasana hati Saga
Saga paling benci kalau ada seseorang yang mengganggu ketenanganya, “Elu yang kenapa ga masuk kelas, bukannya pada belajar. Alesan aja lu pada ngurus osis !” balas Saga. “Mau pada bubar ga, apa gue laporin BK ?” Berharap mendapat ketenangan di kantin pada jam pelajaran, namun ada kelompok osis yang sedang berdiskusi. Dan sifat arogannyapun muncul untuk mengusir mereka.
“Yaelah Ga, tadikan ruangan osis lu pake, masa kita ga boleh disini” ucap salah seorang siswa.
“Heh, beda ... sekarang udah jam pelajaran woy !” bantah Saga.
Oris memberikan kode kepada teman-temannya untuk meninggalkan kantin, dan mereka segera beranjak pergi meninggalkan kantin yang dijadikan tempat diskusi itu.
“Ris” teriak Saga kepada Oris yang sudah berjalan keluar kantin, Oris yang mendengar namanya dipanggil menghentikan langkahnya. “Ntar kalo balik, bawain tas gua ya” sambung Saga.
---
Saat pukul 12 siang setelah jam pelajaran usai, namun suasana terasa gelap karena mendung. Saga yang telah berdiri didepan kelas Ara menunggu Ara keluar untuk keruang osis latihan kembali. “Ara” sapa Saga setelah melihat Ara keluar kelas sambil tersenyum hangat.
“Oowww ... Araaaa ...” seru teman-teman Ara
Ara hanya senyum melihat tikah teman-temannya seperti itu. Sambil mendekati Saga dan bejalan menuju ruang osis untuk latihan bersama.
Setibanya diruang osis dan menaruh tas diloker. “Mau makan dulu ga Ra ?” tanya Saga. Ruang osis dengan kantin yang hanya berjarak 50 meter, membuat Saga ingin mencari cemilan.
Karena Ara tidak punya alasan lain, Ara mengiyakan ajakan Saga “Eemmm iya Kak, tapi aku mau sholat dulu ya” Ara yang dilatih dan dididik dalam lingkungan religi, selalu berusaha mendahulukan kewajibannya sebagai seorang muslim.
Ara dan Saga berjalan menuju mushollah sekolah, saat mereka hampir sampai dimushollah tiba-tiba butiran-butiran air mulai turun dari awan yang mendung dan membasahi segala apa yang tidak terhalang. Agar tidak basah mereka segera berlari memasuki mushollah.
Selesai menunaikan sholat Zuhur, Saga menghampiri Ara yang telah selesai lebih dulu dan sedang duduk diserambi mushollah menunggu hujan berhenti, namun ternyata semakin deras. “Ayo ...,” ajak Saga sambil membuka jaket yang ia kenakan sebagai lapisan luar seragam putihnya. “Payungannya pake jaket ya” sambungnya
“Eemmm ...,” Ara agak ragu “Nanti jaketnya basah” terang keraguan Ara. Namun Saga langsung meraih tangan Ara dan mengajaknya yang kemudian dengan jaket yang dipegang erat Saga dan menutupi bagian kepala mereka sambil menyusuri jalan yang masih dibasahi hujan
“Ga papa ... kamu pasti ga inget kan ?” ucap Saga sambil mereka berlari kecil
“Apa Kak ?” jawab Ara polos.
Saga tidak menjawab pertanyaan Ara dan hanya tersenyum. Ara yang tidak mendengar jawaban atas pertanyaannya menoleh kearah Saga, namun hanya menemukan senyuman di wajahnya. Manisbatin Ara, dan jantung Ara mulai berdegup tidak beraturan. Aduh gue kenapa sih ujarnya dalam hati.
Sesampainya dikantin dan memesan makanan, mereka menikmati bakso dengan kuah mengebul dibawah atap kantin yang dipenuhi suara rintikan air hujan dan hembusan udara yang dingin. Selama itu suasana canggung menyelimuti mereka berdua, namun sesekali Saga bercerita, tapi karena Ara malu, ia hanya merespon ucapan Saga seperlunya dan tetap memperhatikan mangkok yang berada didepannya sambil menyantapnya dengan penuh konsetrasi. Setelah mereka telah menghabiskan makanannya, kemudian dilanjutkan latihan diruang osis.
Pukul 15.00 WIB mereka menyudahi latihan untuk hari ini, masih ada sisa satu hari untuk mereka mematangkan yang akan ditampikan pada hari H.
“Ra” sapa Oris memasuki ruang osis
“Lu belom balik” ucap Saga ke Oris
“Nih baru mo balik, yuk ah,” ajak Oris “Sinih, lumayankan tas sampe depan gang” lanjutnya. Oris berniat membawakan tas Ara sahabatnya itu, yang terlihat lelah.
“Eh, ga papa ga usah” jawab singkat Ara
Oris langsung menarik dan membawa tas Ara sambil mereka berjalan meninggalkan gedung sekolah. Saga yang berada didekat mereka memperhatikan diam-diam.
Setiba didekat pangkalan Ojek ... “Ga, woyy !!!” teriak salah seorang berbadan tinggi besar dan tubuh yang dipenuhi tato memanggil Saga. Saga seketika berhenti, salah seorangnya memberi isyarat untuk Saga mendekat kepadanya.


Diubah oleh iu.eiendiai 22-02-2021 08:39




tien212700 dan bukhorigan memberi reputasi
2
513
3


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan